Galaksi mahasiswa tajir, ganteng, banyak cewek di kampusnya yang berebut perhatiannya bahkan ada yang rela mengemis cintanya, namun Gala jatuh cinta dengan cewek yang bernama Melody gadis cantik adik sahabatnya yang jadi mahasiswa baru di kampusnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MELODY VS CLARA
Melody berjalan santai dari kantin menuju kelasnya. Dia baru saja membeli beberapa cemilan dan juga minuman
Melody tersentak kaget saat tubuhnya di tarik oleh seseorang dan belanjaan Melody pun terjatuh di lantai.
"Kakak mau bawa aku ke mana?"
Sang pelaku tidak menjawab dan membawa Melody dengan kasar. dia terus menyeret Melody sampai mereka tiba di gudang.
Orang-orang itu mendorong Melody sampai Melody terjerembab di lantai yang lumayan berdebu. Orang-orang itu mengunci gudang agar tidak ada yang tau apa yang dia lakukan terhadap Melody.
"Aww..... " ringis Melody karena sikutnya berdarah. Gadis itu kemudian mendongak menatap seseorang yang sedang menatapnya sadis.
"Kak Clara kenapa bawa Gue ke sini dan dorong-dorong Gue? Tangan Gue sakit tau!"
Sang pelaku yang menyeret Melody ke gudang adalah Clara. dia sudah tidak tahan ingin memberikan pelajaran kepada gadis yang telah berani merebut Gala darinya. Gala itu milik Clara tidak ada seorang pun yang boleh mendekatinya termasuk Melody.
"Kenapa? Kamu mau marah?" Clara balik bertanya. Hilang sudah sikap lembut dan wibawa yang selalu dia jaga selama ini. Tak masalah jika Melody tahu sikap asli Clara, asal bukan murid-murid yang lain yang tahu.
Clara rasa dia tidak perlu menjaga pamornya di depan Melody. Beberapa hari ini Gadis itu terlalu menguji kesabaran Clara. Dengan Melody terus berada di dekat Gala. Clara ingin menjambak-jambak Melody.
"Kak Clara apa-apaan sih? Gue salah apa sama kakak sehingga kakak berbuat seperti ini?" Melody bangkit meskipun sikutnya terasa sakit.
"Gak usah sok polos! Gue pernah kasih Lo peringatan waktu lalu, tapi Lo tetap saja mendekati pacar Gue !"
" Memangnya pacar Lo siapa?" tanya Melody. Gadis itu sedikit tersenyum miring. Dia tau siapa yang di maksud Clara. Tapi dia sengaja menguji kesabaran Clara.
Jika Clara pikir Melody adalah cewek lemah yang mudah ia tindas, maka Clara salah besar karena Melody tidak suka di ditindas.
"Pake nanya lagi, ya Gala lah pacar Gue" tanpa rasa malu gadis itu mengakui Gala adalah pacarnya.
Melody tertawa pelan sambil menutup mulutnya dengan telapak tangan. "Enggak salah nih?" tanya Melody dengan nada mengejek.
"Ya enggaklah, kami sudah jadian beberapa Minggu" Clara terlihat percaya diri berbicara seperti itu.
"Bukanlah terakhir kali Lo ngajak pacaran Lo hampir di bunuh sama dia, kalau saja Gue enggak menghentikan Gala" Melody mengingatkan Clara kejadian di kantin saat Gala mencekik Clara.
Clara terlihat gelagapan, pipinya memerah karena malu dan marah. Kejadian saat Gala mencekiknya di kantin sangat memalukan sampai membuat Clara menangis seharian waktu itu.
"Enggak usah ngaku-ngaku deh kak! Soalnya sampai kapanpun kak Gala gak akan mau sama Lo" ucap Melody. Ia harus membuat Clara sadar diri. Kasihan juga gadis itu, cintanya bertepuk sebelah tangan.
"Gue gak ngaku-ngaku karena kami memang pacaran" Clara masih saja berbohong.
"Kalau kalian memang pacaran, apa buktinya?" tantang Melody.
Clara menutup bibirnya rapat-rapat. Dia jelas tidak bisa memberikan bukti apapun karena dia dan Gala memang tidak punya hubungan apapun selain ketua senat dan sekretarisnya.
Melody menyeringai melihat Clara bungkam "Kalau Gue bisa kasih bukti, kalau kami memang pacaran"
Clara membulatkan matanya mendengar Melody yang secara tidak langsung memberi tahukan kalau dia dan Gala pacaran.
"Jangan ngaku-ngaku kamu!" hardik Clara
Melody mendekatkan wajahnya ke wajah Clara hingga jarak mereka kini begitu dekat. "Gue gak ngaku-ngaku, tapi kenyataannya kita memang pacaran, Lo tau rasanya pacaran sama Gala itu sangat nikmat karena dia selalu memberikan gue kepuasan"
"Kepuasan?" ulang Clara. Otaknya langsung melintas kemana-mana.
Melody mengangkat kedua alisnya, dia kemudian mengeluarkan tisu basah dari dalam roknya. Melody mengelap lehernya dengan selembar tisu membuat foundation yang dia kenakan di lehernya berpindah ke selembar tisu tersebut. Leher Melody kini bersih namun jejak kemerahan yang ditinggalkan Gala semalam tentu belum hilang .
Melody mengelus pelan lehernya. "Lo bisa lihat ini kan? Ini semua dibikin sama Gala, cantik kan?" tanya Melody.
Mata Clara terlihat berkaca-kaca, hatinya sontak terasa remuk. Tanda kepemilikan yang yang Gala tinggalkan dileher Melody begitu banyak dan jelas.
Clara menggeleng keras "Enggak, kamu pasti bohong!" teriaknya. Ia mendorong tubuh Melody hingga Melody kembali terjatuh.
"Sialan nih Mak lampir" batin Melody. "bokong Gue sakit banget" meskipun Melody merasa kesakitan dia tidak mau meringis sama saat dirinya terjatuh yang pertama. Melody harus terlihat kuat dan tangguh.
Dengan cepat Melody berdiri dan membalas mendorong Clara dengan tak kalah keras. Posisi mereka kini terbalik Melody kini berdiri sedangkan Clara tersungkur di lantai yang lumayan keras.
Tiba-tiba pintu gudang terbuka dengan keras, seorang satpam yang bertugas di kampus itu masuk keruangan itu sambil membawa kursi yang rusak.
"Kalian berdua ngapain di sini?" tanya lelaki paruh baya yang memakai seragam satpam itu.
"Dia mendorong saya Pak" jawab Clara
"Dia duluan Pak" saut Melody.
Satpam itu membawa menggaruk kepalanya yang tak gatal. '' aduh saya bingung, udah kalian ikut saya saja ke ruang senat "
Satpam itu membawa Melody dan Clara ke ruang senat dan menjelaskan kejadian di gudang setelah itu dia meninggal mereka mereka.
Gala menatap lurus ke arah dua gadis cantik yang ada di hadapannya tersebut. Salah satu gadis itu adalah kekasihnya sendiri.
Melody cukup takut melihat tatapan Gala. Dia lebih berani main jambak-jambakan sama Clara dari pada berhadapan dengan Gala dengan mode seperti itu.
"Kenapa kalian bertengkar?" tanya Gala dingin.
"Dia duluan yang mulai, dia menyeret aku ke gudang dan menganiaya aku, tadi pak satpam lihat kok dia mendorong aku" Jawab Clara. Dia memutar balikkan fakta dia jelas tak mau di cap bersalah di hadapan Gala.
Melody hendak membuka suara membantah tuduhan Clara. Namun, suara Gala lebih dahulu menggema di ruangan itu.
"Lo tu anggota Senat seharusnya Lo memberikan contoh yang baik buat adik tingkat Lo!"
Clara menatap Gala tidak percaya. Bisa-bisanya Gala malah menyalakannya. "Aku kan sudah bilang kalau bukan aku yang salah" tekan Clara.
"Gue gak bertanya siapa yang benar dan siapa yang salah!" tegas Gala. "Kalau sampai Melody kenapa-kenapa, Gue pastikan Lo akan menyesal."
"Kamu itu kenapa sih? kamu ketua senat seharusnya kamu bersikap bijak dan tegas, seharusnya kamu juga marah sama Melody! Yang salah itu dia bukan aku"
"Apa perlu kita cek CCTV untuk membuktikan kalau Melody tidak salah?" tanya Gala.
Clara langsung bungkam, kalau sampai mereka melihat CCTV, sudah pasti Clara akan ketahuan.
"Sekarang Lo keluar dari sini, cepat!" usir Gala.
Dengan cepat Clara keluar dari ruangan itu karena Gala mengusir Clara dengan nada tinggi yang penuh dengan amarah. Sampai Melody pun kaget melihat itu.
Gala menghampiri Melody " Kamu tidak apa-apa?" sebenarnya dari tadi Gala khawatir dengan keadaan Melody setelah tahu gadis itu bertengkar dengan Clara di gudang.
"Enggak apa-apa kak, cuma siku Gue sedikit sakit aja"
Tatapan Gala langsung tertuju pada siku Melody yang terluka dengan sedikit darah yang sudah mengering di sekitar lukanya.
"Astaga kenapa siku kamu sampai begini?" tanya Gala khawatir.
"Kak Clara dorong Gue!" jawab Melody.
Gala mengepalkan tangannya dengan rahang yang mengeras. Dan dia berbalik terus pergi
"Kak Gala mau kemana?" tanya Melody. Dia melihat ada kemarahan dalam diri Gala.
"Aku harus kasih dia pelajaran, aku gak terima dia bikin kamu kaya gitu" jawab Gala sambil berlalu.
Melody menarik tangan Gala, membuat lelaki itu kembali menghadap ke arahnya "Jangan pergi!" pinta Melody. Dia tau Gala sedang marah. Dia tidak mau kejadian di kantin terulang kembali.
"Tapi, dia harus di beri pelajaran".
"Enggak usah!" larang Melody. "Gue udah balas perbuatan dia kok".
"Tetep aja aku gak terima dia melukai pacar aku" jawab Gala kekeh
"Kalau Lo tetep pergi, Gue gak mau ngomong lagi sama Lo!" ancam Melody.
Gala menghela napas, dia tentunya tidak mau hal itu terjadi "Ya sudah aku tidak akan pergi"
"Sini sikunya!" Gala ingin mengobati tangan Melody yang sakit.
Melody tidak protes, dia mengarahkan sikunya yang sakit ke arah Gala yang berdiri di hadapannya.
Gala mengobati dan menutupi luka di siku Melody dengan plester luka." Masih sakit?"
Melody menggeleng pelan "tidak" ucapnya.
Gala mengelus puncak Melody sebelum dia mencium kening Melody dengan penuh kasih sayang.
"Kak" Panggil Melody.
"Iya, sayang Kenapa?" tanya Gala.
"Gak apa-apa"
"Mau dicium" tanya Gala sambil tersenyum devil
"Ikh.... Kak Gala mesum"
Ngakak aku di bab ini, Sekarang siapa yg ngerjain siapa nih..🤣🤣