Menolak dijodohkan, kata yang tepat untuk Azalea dan Jagat. Membuat keduanya memilih mengabdikan diri untuk profesi masing-masing. Tapi siapa sangka keduanya justru dipertemukan dan jatuh cinta satu sama lain di tempat mereka mengabdi.
"Tuhan sudah menakdirkan kisah keduanya bahkan jauh sebelum keduanya membingkai cerita manis di Kongo..."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
1. Tak kenal maka Ta'aruf
Teruntuk pembaca,
Mohon dipahami. Cerita ini hanya fiktif belaka, murni KARANGAN PENULIS SAJA. Tidak untuk disamakan dengan kehidupan nyata. Semua latar, tempat, tokoh, watak dan penamaan apapun dibuat untuk menghidupkan cerita semata. Tidak bermaksud menyinggung ataupun mencolek subjek, objek atau instansi terkait.
Mohon bijak dalam memilih bacaan 🙏 happy berimajinasi guys 😘😘😍
Salam hangat, pengarang 💕
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Aza ngga mau, bun." Belum rasa lelahnya usai mendera, bahkan otaknya masih dibuat ngebul oleh bab virus mematikan didunia serta masa inkubasinya sekarang harus dibuat konslet oleh tema perjodohan yang dicekoki kedua orangtuanya.
Usia 20 tahun dijodohin, mesti ngabdi sama satu pria seumur hidup? NO !! Baginya itu masih terlalu muda, bahkan ia belum mencicipi rasanya mengabdi sama orangtua borok-borok di pedalaman sana. Masa tinggal di bumi pertiwi cuma numpang ee, makan, terus bikin anak doang! Hello, bumi pertiwi butuh anak muda berbakat, berprestasi dan mau berkorban sampai titik da rah penghabisan.
"Belum juga wisuda, jadi dokter koas. Udah disuruh ngurusin anak bujang orang. Bunda sama ayah ngga sayang gitu, kuliahin mahal-mahal, sampai uang rokok ayah dipake buat les matematika Aza sampai gumoh, tapi ujung-ujungnya suruh jadi irt doang." Aza mengambil air dingin dari kulkas dan minum langsung dari bibir botolnya biar kesegaran fresh from the refrigerator itu langsung mengguyur tenggorokan dan otaknya yang sudah kebakaran dari tadi.
Yang benar saja, dengan dalih tak kenal maka ta'aruf, biar menghindari pacaran toxic dan maksiat, bunda dan ayah main setuju saja menikahkan dirinya dengan orang asing!
Bunda menghela nafasnya, punya anak satu aja batunya minta ampun, andai ia punya anak 5...
Krettt! suara ujung pisau beradu dengan talenan setelah berhasil memotong wortel begitu keras terdengar ketika bunda meluapkan emosinya, "emangnya ada yang salah sama pekerjaan irt? Emangnya dokter perempuan bukan irt setelah menikah? Emangnya dokter perempuan ngga boleh mengabdi lagi kalo udah nikah?"
Astagfirullah!
Bunda membetulkan ujung jilbab instan yang menutupi bagian dada hingga perutnya karena dirasa melambai ke arah wortel dan pisau, menghalangi pekerjaannya.
Aza menghela nafas beratnya lalu menyenderkan punggung dan kepalanya di sofa, bukan irt yang menjadi persoalan utama sebenarnya, namun bunda tak tau jika kenyataannya Azalea sudah memiliki kekasih, Angga...seorang staf administrasi di sebuah rumah sakit ternama, dia merupakan kaka tingkatnya di kampus sebelum Angga lulus dan bekerja.
Bunda tau Aza adalah anak yang logis, melihat Aza yang diam ia tak mau menunggu sampai putrinya itu memiliki waktu untuk menolaknya. Maka bunda segera mencuci tangannya dan bergegas ke kamar demi mengambil sesuatu.
"Dibaca, dilihat dan dipikirkan dulu. Anaknya baik, soleh, pekerja keras, dan gently kok kaya mol*to...." candanya.
Sebelah mata yang terpejam terpaksa membuka sedikit saat bunda mengusik jiwa yang mulai tenang karena rasa lelah.
"Astagfirullahhhhhh----" rengeknya mele nguh panjang, menutupi wajah dengan sebelah lengan membuat bunda tertawa gemas melihat aksi putri tunggalnya itu, ia tau Aza tak mungkin menolak permintaannya sekalipun itu mesti ngemis-ngemis, "bunda sama ayah cuma mau yang terbaik buat Aza, kretek hati bunda tuh yakin kalo Jagat itu calon imam idaman, calon mantu soleh..." wanita cantik berjilbab coklat susu itu melengos ke pantry untuk melanjutkan kegiatannya setelah berhasil menyerahkan selembar CV seorang lelaki ke tangan Aza, "kretek hati bunda bikin hati aku kretek...kretek..." jawabnya ditertawai gemas bunda.
"Gimana ini mas Angga..." gumamnya berkomat-kamit getir, tak berniat melihat biodata si pria. Segitu niatnya bunda dan ayah menjodohkan dirinya dengan entahlah siapa itu anak kah, cucu kah, atau anak pungut dari temannya itu. Hanya sekilas ia melihat foto si pria dan begitu tersentaknya ia.
"Astagaa! CV apaan nih! Mau main-main nih orang!" Aza langsung menaruh kasar lembaran kertas berisikan data diri pria itu dan melenggang ke kamarnya. Terang saja ia kesal dan kaget, wong foto yang dipasang adalah wajah tertutup helm operasi perang dan masker hitam tengkorak, yang terlihat hanya matanya saja, pokoknya persis tero risss!
Nama : Jagat Adyaksa
Lahir : Yogya, 12 April 19XX
Alamat : Jl. Pertiwi no 24. Perumahan Bumantara, Batavia.
Profesi : prajurit angkatan bersenjata negri.
Gol. Da rah : O
Pendidikan : akademi militer tahun ××××
Bla...bla...bla....
🍃 Di belahan bumi lain
"Dicoba dulu to le..." ibu sudah berusaha selembut mungkin menghadapi sifat keras putranya dengan segala macam jenis kelembutan, bahkan ia sudah melangitkan do'a-do'a di sepertiga malamnya, meskipun mata sambil merem melek karena rasa kantuk, demi memohon pada sang pemilik kehidupan untuk melembutkan hati putranya itu.
Jagat membuka seragam lorengnya dan memuntahkan isian tas ransel yang berisi baju-baju kesatuan kotor hasil dinasnya beberapa hari ke belakang. Namanya juga bujangan iye khannn! Pulang dari asrama oleh-olehnya ya bawa baju kotor!
Hari ini mau tak mau ia terpaksa menyanggupi permintaan bapak dan ibu untuk pulang hanya untuk membicarakan hilal jodohnya! Karena sudah tak ada lagi alasan untuknya menghindar.
"Bu, aku bisa cari sendiri...ibu sama bapak kasih aku waktu..." bujuknya melongokan kepala ke dalam perut tas yang sudah kosong dan menyisakan butiran debu.
"Sampe kapan?!" kini ibu tak bisa lagi lembut, kesabaran manusia itu rupanya ada batasnya meskipun sekelas ibu. "Sampe ibu sama bapak ndak ada?! Terus mati penasaran karena belum liat kamu nikah dan punya keluarga?! Wedus le...le... Keburu jadi po cong..." omelnya lagi.
Astagfirullah! Keduanya bergumam, termasuk ibu yang terkejut dengan ucapannya sendiri.
Jagat mengusap kening glowing kecoklatannya, lebih tepatnya sih coklat keireng-irengan, buah dari berjemur setiap saat selama menjadi prajurit negri.
Ibu melengos keluar dari kamar Jagat, namun secepat mungkin sudah kembali untuk menyerahkan selembar CV seseorang.
"IQRA!" singkatnya dengan tegas. Akhirnya ibu meninggalkan Jagat bersama secarik kertas berisi data diri seorang gadis.
"Ya Allah." Jagat cukup terkejut saat pertama menatap lembaran putih berisikan sejumlah kata dan satu buah foto print-an, dimana sesosok makhluk yang ia sendiri tak dapat memastikan siapa itu, apa gendernya ataukah ia benar-benar manusia atau cuma gedebong pisang karena foto yang ditampakan adalah makhluk berjilbab menutupi hampir seluruh bagian foto, tak lupa topi dengan lambang channel hitam menyisakan background biru pinggiran bentukan sisi kepalanya dan bahu saja.
"Becanda nih cewek." dengusnya membuang kertas itu hingga jatuh di atas lantai kamarnya.
Nama : Azalea Kamila
Lahir : Jekardah, 24 Agustus 20XX
Alamat : Blok B4 no.20 Komplek Pagarsih, Jekardah.
Profesi : Mahasiswi kedokteran kampus kuning.
Gol. Da rah : B
Bla...bla...bla....
Jagat menarik handuknya di belakang pintu dan memilih untuk masuk ke dalam kamar mandi.
.
.
.
.
.
lanjut