Apa jadi nya, jika hidup mu yang datar dan membosankan tiba-tiba berubah berwarna. Semua itu, karena kehadiran orang baru.
Alin yang sudah lama di tinggal Mama nya sedari kecil, menjadi anak yang murung dan pendiam. Hingga tiba suatu hari, sang Papa membawa Ibu Tiri untuk nya.
Bagaimana kah sikap Ibu Tiri, yang selalu di anggap kejam oleh orang-orang?
Akan kah Alin setuju memiliki Mama baru?
Jawaban nya ada di novel ini.
Selamat membaca... 😊😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Semakin hari, Alin semakin menerima kekurangan Ibu Tiri nya itu. Ia tidak mempermasalahkan keadaan Aisyah ya g memiliki tubuh gendut.
Aisyah bahkan sudah mengambil hati Alin dengan cepat. Tanpa banyak drama dan rayuan.
Seperti hari itu, Alin merengek ingin di ajari sepeda listrik. Namun, Aslan tidak mengizinkan Aisyah mengajari nya. Aslan takut nanti Aisyah malah mengajari Alin balapan.
Alin sampai ngambek di buat nya dan tidak mau berbicara dengan Aslan lagi.
"Alin ngambek? Sejak kapan? Dari dulu anak itu nggak pernah protes apapun. Tapi semenjak ada kamu, kok Alin mulai ngambek ya sayang."
"Ya bagus dong kalau anak-anak bisa ngambek. Berarti Alin itu normal. Kamu ini, jadi orang tua bagaimana sih? Coba aja pergi ke ahli nya. Pasti akan dikatakan begitu."
"Nggak mau ah. Ngapain juga. Udah ada ahli nya ini di depan mata ku. Oh ya sayang, kamu ikut kb ya?"
"Iya. Maaf ya. Bukan nya aku nggak mau hamil dulu. Aku masih ingin menikmati waktu lu bersama Alin. Boleh kan sayang?"
"Boleh sayang ku. Malah aku nya yang tidak enak. Kamu rela kb demi aku dan Alin."
"Udah ah, jangan ngomong apa-apa lagi. Kamu ini."
Tanpa sengaja Alin mendengar percakapan orang tua nya. Padahal ia berniat untuk mengajak mereka jalan-jalan, namun ia malah mendengar hal yang membuat merasa terharu.
Dimana-mana ibu tiri ingin segera hamil dan memiliki anak sendiri. Berbeda dengan Aisyah yang tidak ingin hamil dulu. Ia masih ingin mengurus Alin dan bermain bersama nya.
Apalagi selama ini, Alin memang tidak pernah merasakan yang nama nya kasih sayang seorang ibu. Dari Aisyah lah Alin bisa sedikit merasakan bagaimana rasa nya memiliki keluarga yang utuh.
Aisyah, walaupun tiri, tapi ia memperlakukan Alin layak nya anak kandung. Alin merasa seperti Aisyah adalah Mama nya sendiri. Sebegitu tulus nya Aisyah pada Alin, sehingga Alin bisa merasakan hal itu.
Tok..
Tok..
Tok.
Pintu kamar Aslan di buka. Mereka melihat Alin sudah berada di depan kamar mereka.
"Hey, ada apa sayang? Udah nggak ngambek lagi?"
"Siapa juga yang ngambek."
"Papa. Jangan godain Alin terus dong."
"Iya sayang ku. Nggak kok. Emang ada apa sayang?"
"Pa, kalau gitu kita jalan-jalan aja gimana. Alin bosen dirumah."
"Apa? Coba ulangi sekali lagi. Seorang Alin bosen dirumah? Apa Papa nggak salah dengar?"
"Enggak sayang. Kamu nggak salah dengar. Ayo sayang siap-siap. Kita pergi jalan-jalan sekarang."
"Gitu dong kayak Bunda. Langsung gerak cepat. Nggak kayak Papa. Loading nya lama."
"Kamu ngejekin Papa?"
"Iya."
Alin pun berlari sambil tertawa kegirangan. Baru kali ini ia akan jalan-jalan bersama dengan keluarga yang utuh. Ada Papa nya dan Bunda nya juga.
Alasan ia selama ini malas untuk pergi berjalan-jalan, ya karena hal itu. Ia sedih saat melihat anak-anak yang lain pergi bersama keluarga yang lengkap.
Sedangkan ia, hanya pergi berdua dengan Papa nya. Bahkan saat ia bermain, ada seorang anak yang bertanya pada nya, dimana Mama nya Alin.
Sontak Alin menangis dan tidak ingin lagi pergi jalan-jalan. Ia pun menghabiskan liburan akhir pekan nya selalu dirumah, bersama Papa nya.
Dan yang menjadi tempat terbaik bagi Alin selama ini adalah kamar nya sendiri.
Hari itu, mereka berjalan-jalan ke tempat wisata. Alin ingin pergi ke kebun binatang, karena ingat dengan perkataan Aisyah waktu itu.
Seumur hidup nya, ia memang belum pernah ke kebun binatang. Jadi, ia penasaran juga dengan apa yang dikatakan oleh Aisyah.
Perjalanan ke kebun binatang tidak memakan waktu yang lama. Mereka pun masuk dan melihat-lihat ke dalam.
Aisyah kegirangan seperti anak-anak pada umum nya. Hanya saja, di umur nya segitu, sudah terlalu aneh jika ia sampai melompat-lompat hanya karena bisa memberi makan binatang.
"Bunda, lihat tadi kan. Kelinci itu imut sekali."
"Kamu mau? Biar nanti Bunda pesan dengan teman Bunda."
"Kalau di izinkan sih boleh Bunda. Hehe."
"Gimana sayang? Alin minta dibelikan kelinci."
"Atur aja gimana baik nya. Kalau bisa, kelinci yang nggak usah makan dan buang air. Biar nggak repot." Ucap Aslan asal.
"Memang nya ada, kelinci yang seperti itu?"
"Apapun yang anak Bunda mau, akan dibuatkan."
"Wah, Bunda nya Alin yang terhebat."
"Nggak masalah kalau kamu minta kelinci. Asal jangan harimau ya nak." Ucap Aslan lagi.
Alin hanya terkikik geli melihat raut wajah Papa nya yang itu. Sepertinya, Papa nya juga baru pertama kali ke kebun binatang.
Untung saja dulu Aisyah pernah punya misi di kebun binatang. Jadi, ia tahu bagaimana prosedur masuk ke sana.
Jangan ditanya misi seperti apa. Walaupun receh, tapi ia mendapatkan banyak koin emas dari pekerjaan nya waktu itu.
Saat mereka lagi melihat-lihat. Rombongan ibu-ibu dan anak-anak yang mengejek Alin ternyata juga ada disana.
"Wah, ibu-ibu sekalian. Kalian juga penasaran ya sama kebun binatang. Seperti nya kita memang berjodoh ya."
"Wah, ada Pak Aslan. Pak Aslan ke sini juga ya?"
Mereka malah mengabaikan Aisyah dan bertanya pada Aslan. Aslan yang kesal karena istri nya di perlakukan seperti itu, berpura-pura tidak mendengar.
"Sayang, apa orang hutan itu bisa bicara?"
"Memang nya kenapa?" Tanya Aisyah pada Aslan.
"Tadi seperti ada yang mengajak Papa bicara." Ucap Aslan tanpa merasa bersalah.
Gubrak....
Para Ibu-ibu hampir saja tersedak ludah nya sendiri saat melihat perlakuan Aslan. Wajah salah satu ibu yang tadi memerah sempurna.
Kali ini, Aslan yang malah menjatuhkan harga diri nya itu. Ah, ia sungguh malu disamakan dengan Orang hutan yang ada di kebun binatang.
"Kok Pak Aslan ngomong nya gitu sih." Ucap Ibu yang lain nya.
"Sayang, pindah yuk. Aku serem lama-lama di sini."
Aslan pun langsung mengajak Aisyah dan Alin pergi dari sana. Ia tidak ingin, waktu nya bersama keluarga di ganggu oleh para Ibu-ibu yang suka cari perhatian.
Bukan sekali dua kali para Ibu-ibu itu mencari perhatian pada Aslan sejak dulu. Aslan sampai jengah dan tidak tahu harus bagaimana lagi untuk menyikapi kelakuan mereka.
Untuk saja saat ini ada anak dan istrinya. Jadi, ia bisa lebih memiliki alasan untuk pergi dari hadapan mereka.
Sungguh ibu-ibu yang tidak tahu malu. Sudah punya suami di rumah tapi masih saja menggoda Duda tampan.
Untung sekarang Aslan sudah menikah. Dan sudah ada Aisyah yang menjadi sandaran hati nya untuk saat ini.
ada juga part lawaknya...
kweni...
kau memang anak pintar Alva...
bukan gerahnya.
aku harap Alin adalah yg asli
bermakna ada wanita lain ka?....