Hampir separuh dari hidupnya Gisell habiskan hanya untuk mengejar cinta Rega. Namun, pria itu tak pernah membalas perasaan cintanya tersebut.
Gisell tak peduli dengan penolakan Rega, ia kekeh untuk terus dan terus mengejar pria itu.
Hingga sampai pada titik dimana Rega benar-benar membuatnya patah hati dan kecewa.
Sejak saat itu, Gisel menyerah pada cintanya dan memilih untuk membencinya.
Setelah rasa benci itu tercipta, takdir justru berkata lain, mereka di pertemukan kembali dalam sebuah ikatan suci.
"Jangan sok jadi pahlawan dengan menawarkan diri menjadi suamiku, karena aku nggak butuh!" ucap Gisel sengit
"Kalau kamu nggak suka, anggap aku melakukan ini untuk orang tua kita,"
Dugh! Gisel menendang tulang kering Rega hingga pria itu mengaduh, "Jangan harap dapat ucapan terima kasih dariku!" sentak Gisel.
"Sebegitu bencinya kamu sama abang?"
"Sangat!"
"Oke, sekarang giliran abang yang buat kamu cinta abang,"
"Dih, siang-siang mimpi!" Gisel mencebik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon embunpagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 1
Assalamualaikum, hai hai hai, kita ketemu lagi dengan cerita Rega dan Gisell. Adakah yang sudah menunggu kisah mereka? Nggak ada ya, hehe...
Di sini ceritanya aku mulai dari awal mula bagaimana Gisell mengejar Rega... Selamat membaca...
.
.
.
.
Seorang gadis berseragam biru putih tengah berlari menyusuri lorong sekolahnya untuk mencari keberadaan sahabtanya.
Tiba di kantin, gadis itu langsung mengerem laju larinya tepat di depan meja dimana dua sahabatnyas sedang asyik bercengkerama. Ia langsung menggebrak meja, yang mana membuat dua sahabatnya tersebut berjingkat kaget.
"Gawat! Benar-benar gawat darurat," seru gadis itu sambil mengatur napasnya yang putus-putus.
"Apanya yang gawat, kamu bikin kaget aja deh. Ini minum dulu!" ucap Gisel seraya menyodorkan orange juice miliknya.
"Iya loh, Nath. Untung aku masih waras, nggak jantungan," imbuh Viona.
Nathali langsung menenggak habis orange juice milik Gisel hingga tandas, "Pokoknya gawat, kalau kamu tahu ini, kamu pasti bakal lebih syok dari aku," ungkap Nathali.
"Oke, kamu tarik napas dulu lalu buang pelan-pelan Terus cerita sama kita, ada apa?" tanya Gisel penasaran, hingga merubah posisi duduknya.
"Oke, dengerin baik-baik, ya nona muda Parvis. Kakak kamu mau di tembak sama kak Nandira sore nanti di lapangan kampus depan. Dia mau pakai toa biar semuanya dengar dan menjadi saksi atas bersatunya si miss wanted di SMA tercinta kita dengan salah satu pria tertampan dan terpintar di kampusnya, gila nggak tuh?" jelas Nathali.
" Wih, keren tuh. Bakal jadi berita heboh seantero yayasan, daebak!" seru Viona antusias.
"Tunggu, tunggu! Yang Kamu maksud, kakakku? Kak Elang? Kak Nandira mau nembak dia? Aduh, kasihan. Pasti di tolak, kakakku kan udah bucin akut sama kak Bianca. Apa kak Dira nggak tahu itu, ya?" ucap Gisel, ia merasa prihatin dengan nasib yang akan menimpa Nandira.
"Aduh Sel, sebelum kamu mengasihani Kak Dira, mending mengasihani diri kamu sendiri lebih dulu deh. Sekarang kamu makan yang banyak, Aku takut habis ini kamu bakal kehilangan selera makan kamu kalau tahu kebenarannya," kata Nathali.
Gisell mencibir, "Apaan sih, yang bakal di tolak kakak kan kak Dira, bukan aku. Itu urusan dialah! Lagian selama abang masih jomblo, apa yang perlu aku khawatirkan? Aku yakin dia jomblo karena nunggu aku mateng buat di jadiin jodoh," ungkap Gisel percaya diri.
"Nah! Itu masalahnya, Sel!" Nathali menepuk bahu Gisell.
Gisel berjingkat kaget, "Apa sih Nath, seneng banget bikin anak orang jantungan," omelnya.
"Pastiin jantung kamu aman kali ini, Sel," ucap Nathali.
"Apa sih, nggak jelas ini anak.. Udah ah, mau balik ke kelas. Bentar lagi jam istirahat habis," cetus Gisell, ia bangkit dari duduknya dan bersiap pergi.
Namun, langkah kaki siswi SMP kelas dua itu terhenti saat temannya berteriak, "Yang mau di tembak kak Rega, bukan kak Elang, Sel!" seru Nathali.
Deg!
Gisell sampai harus mikir beberapa detik untuk mencerna kalimat sahabatnya tersebut.
"Mak-sud kamu?" Gisell ingin memastikan kalau telinganya masih berfungsi dengan benar.
Nathali mengangguk, "Kak Dira mau menyatakan cinta sama kak Rega," ulang Nathali, yang mana membuat tubuh Gisel lemas seketika.
"Lo nggak kenapa-kenapa kan, sel? Jantung masih aman kan?" tanya Viona memastikan," kayaknya aku mesti ngucapin turur berduka deh sama kamu kali ini. Siapa sih yang nggak tertarik sama kak Dir, kita mah murid SMP cuma kayak remahan peyek kalau di bandingin sama kak Dira yang notabennya miss perfect seantero jagad SMP-SMA tercinta kita ini," imbunya dengan wajah prihatin.
" Sssstt, gila kamu, Vio. Udah tahu Gisell termehek-mehek sama kak Rega dari orok, kok kamu malah nyiram garam pada lukanya gini sih, apalagi rumornya demi ngejar kak Rega, kak Nathali mau lanjutin ke jurusan kedokteran juga loh, secara dia kan nggak cuma cantik tapi juga cerdas, kasihan Gisell," bukannya menghibur, tapi kata-kata Nathali menambah sesak di dada Gisell.
" Ish kamu mah sama aja, Nath! Nggak usah di pikirin sel, kamu juga cantik kok, cuma kan sekarang ini belum di poles aja, kalau udah dandan sedikit macam Kakak-kakak SMA itu juga nghak kalah cantik kok kayaknya," kata Viona.
Hening sesaat, membuat Nathali dn biona saling pandang dan menyalahkan ucapan mereka satu sama lain lewat mata.
"Ini nggak boleh di biarin!" ucap Gisell tiba-tiba. Tangannya mengepal dengan sorot mata yang mulai menyala," Enak aja mau jagain jodoh aku. Nggak perlu! Aku aja mati-matian buat tetap jomblo sampai kelas dua SMP ini demi abang, masak abang mau di gasak sama kak Dira duluan. Nggak benar ini! Aku nggak mau jodohku bekas cewek lain, no!" ucapnya geram tak terima.
Nathali dan Viona saling lempar pandang," Sepertinya Gisel udah kerasukan setan cemburu, Vi," ucap Nathali, dan Viona mengangguk setuju.
"Dari orok, abang tuh udah di takdirkan buat jadi suami aku! Nggak bisa, ini nggk bisa di biarkan. Abang tuh hatinya nggak tegaan, nanti kalau dia di tembak takutnya di terima karena kasihan. Aku nggak mau jodohku mampir dulu ke cewek lain. Nggak! Nggak bisa!" ucap Gisell frustrasi. Ia bergegas balik badan lalu melangkah cepat.
Nathali dan Viona langsung mengejar sahabat mereka tersebut," Sel, tunggu! Kamu mau kemana?" tanya Viona. Pasalnya Gisel bukannya berjalan menuju kelas mereka, malah sebaliknya.
" Aku mau ke kampus sebelah, sebelum kak Dira melakukannya, aku harus maju duluan buat nembak abang!" sahut Gisell yang berjalan tergesa.
" Wah, jangan ngawur kamu, nggak malu apa. Kita masih SMP masa iya mau nembak mahasiswa paling populer nomor dua di kampusnya. Lagian kita masih terlalu kecil nggak sih bahas soal cinta?" ucap Viona.
Gisell berhenti sejenak, untuk mencerna perkataan Viona barusan. Ia ingat pesan kedua orang tuanya untuk fokus dengan sekolahnya dulu dan jangan memikirkan soal cinta-cintaan, apalagi dia yang baru kelas dua SMP.
Tapi, kalau dia membiarkan siswi SMA yang masih satu yayasan dengan SMP tempatnya menimba ilmu tersebut menyatakan cintanya kepada laki-laki yang selalu ia kagumi sejak balita tersebut, yang ada dia akan kepikiran dan tidak bisa berkonsentrasi dengan sekolahnya. Apalagi kalau sampai Rega menerima Nandira, secara gadis itu adalah siswi paling cantik dan populer seantero jaga SMP-SMA Luxury internasional school.
"Benar katamu Vio, tapi... Kalau sampai mereka benar jadian, kan kasihan Gisell. Pasti dia patah hati sebelum berkembang. Apalagi kak Dira itu cantik banget, siapa coba yang nggak suka sama dia, beruntung banget kak Rega bisa di sukai cewek yang merupakan salah satu aset terbaik sekolah kita. Gisel harus lari jauh buat ngejar supaya bisa sejajar dengan kak Dira. Takutnya kak Rega menerima....."
" Diaaaam! Kalian berisik tahu nggak, aku sedang galau ini, malah kalian tambah bikin pusing!" kesal Gisel, ia melanjutkan langkah kakinya.
"Nggak akan aku biarin! Sebelum kak Dira, aku harus maju duluan, soal malu itu urusan nanti!" gumam Gisel bertekad memantabkan niatnya.
"Astaga, nekad dia, Nath!" ucap Viona pada Nathali, keduanya kembali mengejar Gisel yang sudah menggebu-gebu ingin ke kampus yang letaknya hanya bersebrangan dengan sekikah mereka tersebut.
Namun, sayang belum. Juga gadis iti sampai di gerbng sekolah, bel tanda masuk berbunyi.
"Mending kita masuk dulu deh, Sel. Jangan bolos lagi. Baru kemarin kita bolos cuma buat Antre makan mie di tempat yang lagi Viral itu. Ntar ortuku bisa-bisa stop jatah bulanan aku kalau ketahuan bolos lagi," Nathali memberi saran.
"Kalian kalau mau masuk, sana. Aku harus ke kampus abang sekarang, kakau nggak, nanti keduluan kak Dira!" ucap Gisel.
"Aduh Sel, jangan nekad deh, lihat tuh pak Sapto, udah melotot ke arah kita, kayak mau nelam kita hidup-hidup gitu. Serem! Lagian saingan kamu kak Dira, yang cantik, kalem, lemah lembut, aduhai lagi. Kalau kamu kalau kamu begini, berat!"
Gisell mendengus lalu menghentakkan kakinya," Yaudah ayo! Aku nembak abangnya ntar aja pulang sekolah,"
...****************...