Kamila penyuka ketenangan, sedangkan Arkan penyuka kebebasan
keduanya memang memiliki kesamaan tapi tidak dengan perasaan.
Tapi percaya pada takdir itu penting bukan? Kira-kira seperti apa
rencana semesta untuk keduanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Orang Suusah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. Menolong Kamila
"Ready..." Wanita itu menaikan bendera nya.
"Go!"
Balap pun dimulai, mereka semua langsung memacu motor nya dengan kecepatan tinggi.
Tetapi, bukan Arkan nama nya jika tidak menantang maut. Pemuda itu sekarang berada di paling depan dia tidak ingat dengan konsekuensi nya.
Tetapi, saat melihat ke samping nya sudah ada Daren yang tersenyum tengil.
"Ps 5 Ar!" kata Daren.
Arkan tersenyum dengan smirk nya Arkan talk mau kalah dia kembali memacu motor nya hingga kecepatan maksimal. Terlihat seperti pembalap profesional, Arkan memang sangat suka balapan.
Namun, saat Arkan tengah fokus dia melewati tempat sepi, ia seperti melihat ada seorang wanita tengah dipaksa oleh beberapa pria dengan badan kekar.
"Tolong.."
Arkan pun langsung menurunkan kecepatan nya saat mendengar wanita itu meminta tolong, dia mengangkat tangan nya memberi instruksi yang berarti semua
anggota yang ikut balapan agar menurunkan kecepatan nya.
Anggota Arkan yang memang peka langsung menurunkan kecepatan nya.
"Ada apa?" kata Daren saat dia sudah bersebelahan dengan Arkan.
"Lo semua ikutin gue," kata Arkan.
Arkan putar balik dia mendekati tadi orang yang mencurigakan. Tiga orang dengan badan kekar itu terkejut saat melihat sekumpulan anggota geng motor mendekat mereka sudabh seperti gangster.
Semua anggota GRAVENDAL turun dari motor nengikuti Arkan. Arkan membelakan mata nya saat melihat siapa yang sedang dua orang itu pegang.
"Waaah, cari ribut lo semua, lepasin tuh cewek!" seru Arkan.
la merasa emosi saat melihat Kamila yang sedang dipegangi oleh dua orang.
"Siapa kalian, berani berani nya ganggu kita!"
"Dia cewek gue!"
Kamila terkejut saat Arkan berkata seperti itu tapi persetanan dengan Arkan yang
mengatakan dia pacaranya Kamila lebih memikirkan cara melepaskan diri.
"Kalian gak usah ikut campur, dia milik kami!"
"Wah gak bisa di bilangin pake bahasa manusia," jawab Arkan.
"Kamila pacar gue lepasin dia atau kalian mati di tangan gue!"
Kamila yang merasa ada celah langsung menggigit tangan dua orang berbadan kekar itu.
Mereka tekejut lalu melepas Kamila, sedangkan Kamila sudah berlari di belakang Arkan.
Dia memeluk lengan Arkan dengan tubuh yang gemetar.
" T-tolong gue Arkan, mereka tadi mau ngelecehin gue. Gue takut!"
Arkan yang merndengar tangis Kamila lantas tangan nya terulur untuk memegang
kepala Kamila, Arkan mengelus rambut Kamila dan menepuk bahu nya.
"Aman, gak usah khawatir, sekarang lo ke belakang sama Kean sama Daren dulu, biar gue beresin orang-orang ini," kata Arkan penuh perintah.
"Tapi Arkan--"
"Ke belakang Kamila?!" kata Arkan dengan tegas.
"Lo hati-hati," jawab Kamila sedikit takut.
Arkan hanya mengedipkan mata nya menggoda Kamila.
"Ar butuh bantuan?" tanya Daren.
"Kalem!"
Arkan maju ke depan sendirian.
" Sini lo semua gue gak takut, berani berani nya lo gangguin cewe gue!" Arkan menantang tiga orang itu.
"Wah bocah ingusan banyak gaya" Dan terjadilah pergulatan di antara Arkan dan dua orang itu.
Bugh...
Arkan menarik tangan salah satu dari mereka lalu membanting nya ke tanah.
"Mati lo?!"
Kamila terkejut ternyata Arkan sekuat itu padahal jika dibandingkan dengan preman itu mereka lebih besar.
Dugh..
Bugh...
"****...." Arkan terkejut saat mereka memegang lengan Arkan lalu meninju wajah Arkan.
Arkan tersenyum dengan smirk nya dia melompat lalu menendang perut mereka. Arkan menendang lutut keduanya lalu
mendorong mereka bersamaan. Arkan memukuli mereka secara membabi buta saat ketiga nya jatuh Arkan memukuli mereka hingga mereka tidak berdaya barulah Arkan melepas mereka.
BUGH..
Arkan memukul wajah mereka sekali lagi dengan sangat kuat.
"Itu hukuman buat orang yang berani nyentuh cewek gue!" kata Arkan.
la mengusap sudut bibir nya yang berdarah lalu berjalan kembali ke motor nya di mana ada Kamila di sana. Arkan memang tidak membiarkan ada yang membantu nya.
"Lo nggak apa-apa, kan? Ada yang luka? Apa perlu tiga orang preman itu gue bunuh?" tanya Arkan berapi api.
Kamila menggelengkan kepala nya.
"Gak papa, cuman tangan gue aja tadi dipegang kenceng banget jadi sedikit lecet," kata Kamila.
"Beneran nggak apa-apa?"
"Iya, gue beneran gak apa-apa," jawab Kamila lagi.
Arkan menghela nafasnya lega tiga orang itu sudah terkapar lemah.
PLETAK!
Arkan tiba-tiba menyentil dahi Kamila dengan gemas.
"Lo tuh ya nyusahin orang aja tau! Kalo mau kelayapan malam minggu bilang dong sama gue. Kan bisa gue jemput. Ini malah ngelayap sendiri, dicegat preman kan? Sengaja banget sih," kata Arkan.
Kamila mengusap usap dahi nya.
"Sakit tau, lagian siapa yang kelayapan gue ada perlu makanya keluar malem ," kata Kamila mengomel kesal.
"Ya lagian lo ngapain sih jalan sendirian di tempat gelap? Mau mangkal lo, kayak gak bisa naik taksi aja, coba tadi kalo gak ada gue lo udah di gilir Kamila!" kata Arkan dengan geram dia benar benar khawatir
melihat Kamila tadi, Dia pikir itu bukan Kamila tapi emosi nya memuncak kala melihat Kamila menangis dan memeluk lengan nya.
"Wooy! Jangan ribut di sini, bawa aja ntar ada yang lewat mikir yang aneh-aneh!" kata Kean.
Dia tau perdebatan Arkan dan Kamila tidak
akan berhenti sampai di situ. Arkan menghela napas, lalu kembali menatap Kamila.
"Naik, atau lo mau gue tinggal di sini?" kata Arkan sambil berjalan ke arah motor nya.
"Ikhlas gak sih nolong gue?" kata Kamila.
"Ikhlas lah dodol, cepatan naik!" Kamila pun segera naik ke boncengan motor Arkan.
Ia tidak mau sampai ditinggal di sana bersama tiga preman yang sudah pingsan dihajar Arkan.
"Makasih," kata Kamila.
"Tumben banget lo bilang makasih," ledek Arkan.
"Lo gak bisa di ajak serius anjir," maki Kamila.
"Oh mau di seriusin, mau di KUA yang mana Mil?" goda Arkan sambil tertawa.
Plak..
Kamila memukul pundak Arkan kesal.
"Ngomong noh sama nyamuk!"
Arkan pun memacu motornya dia sengaja mengerem mendadak membuat Kamila memeluk nya. Sedangkan Daren dan Kean sudah menahan tawa nya.
"Arkan sialan!" ujar Kamila kesal.
"Apa Sayang," jawab Arkan.
"Najis buaya!"
"Gue bukan buaya," jawab Arkan.
"Gue biawak," lanjut nya.
"Lo kadal!"
"Lo cicak," jawab Arkan.
"Bunglon!"
"Tokek!"
"Terserh lo Arkan gak sekalian tuh kebun binatang lo sebutin!" sungut Kamila.
"Pms yah Mil? Marah-marah terus," kata Arkan.
"Gue pms gak pms kalo sama lo bawaannya emosi mulu, dasar playboy cap sendal jepit!"
yu gabung di GC BCM
di sini kita akan belajar bersama dan juga akan mengadakan event seperti lomba puisi/pantun dll
Di sini kita akan di bimbing secara langsung ya oleh kak Lily blasom salah satu author senior. Jadi yu segera bergabung dengan cara follow akun saya. Maka saya akan undang kalian semua. Terima kasih.