NovelToon NovelToon
Pengasuh Cantik Milik Sang Presdir

Pengasuh Cantik Milik Sang Presdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:39.2k
Nilai: 5
Nama Author: Jeju Oranye

Bagaimana jadinya jika seorang gadis manja harus menjadi pengasuh 3 anak CEO nakal yang tiba-tiba sangat lengket padanya?

Rosetta, seorang gadis cantik yang berusia 19 tahun, adalah putri seorang bupati yang memiliki keinginan untuk menjalani hidupnya sendiri. Namun ayahnya telah membuat keputusan sepihak untuk menjodohkan Rosetta dengan seorang pria tuatua bernama tuan Bramasta, yang memiliki usia dan penampilan yang tidak menarik. Rosetta sangat enggan dengan keputusan ini dan merasa bahwa ayahnya hanya menggunakan dia sebagai alat untuk meningkatkan karir politiknya.

Hingga puncaknya Rosetta memutuskan untuk kabur dari rumah. Di sisi lain ada Zein arga Mahatma, seorang bussiness man dan single parents yang memiliki tiga anak dengan kenakalan di atas rata-rata. Karena kebadungan anak- anaknya juga tak ada yang sanggup untuk menjadi pelayan di rumah nya.

Dalam pelarian nya, takdir mempertemukan Rosetta dan ketiga anak Zein yang nakal, bagaimana kah kelanjutannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter : 28

Rosetta menghela napas pelan, tatapannya lalu beralih pada Alvaro dan Alaska yang melangkah ringan tanpa beban seolah tidak merasa bersalah dengan apa yang mereka ucapkan. Dia hanya bisa menggeleng pelan, lalu kembali melanjutkan pekerjaannya memasak dengan amel dan juga Lia, sedangkan nia sedang membersihkan halaman belakang bersama tukang kebun, pak Suro.

Hanya membutuhkan waktu sebentar bagi Rosetta untuk akrab dengan ketiga art baru itu, mereka juga banyak membantu nya berkat pengalaman- pengalaman menjadi ART sebelumnya.

Hingga malam hari, Zein sama sekali tidak keluar dari ruang kerja nya, bahkan ketika Rosetta mengetuk pintu dan memberitahukan soal jadwal makan malam, tidak ada sahutan sama sekali. Chiara pun sudah berusaha membujuk tapi sama sekali tidak membuahkan hasil.

Sementara Alvaro dan Alaska tetap bersikap santai seperti biasa, mereka langsung duduk di meja makan setelah berganti baju menjadi piyama tidur. Wajah- wajah mereka tampak sumringah tidak seperti siang tadi.

"Kek sissy, es krim kita sudah mengeras kan?! "

Rosetta menoleh pada Alaska dan tersenyum. "Sudah." lalu dia berjalan menuju lemari es dan kemudian kembali bersama potongan-potongan es krim yang sudah mengeras dari dalam freezer.

Alvaro yang paling tidak sabar untuk mencicipi es krim buatannya sendiri, ia juga tak sungkan untuk memberikan nya pada Rosetta dan meminta untuk mengomentari es krim buatannya.

Alaska juga tidak mau kalah, dia juga memberikan dua buah es krim rasa mangga buatannya. "Kak Sissy juga harus menjajal buatan ku. "

Rosetta menerima dua gagang es krim buatan Alvaro dan Alaska. Dia menatap sebentar sambil di benaknya memikirkan sebuah ide.

"Ayo kak, di makan! aku ingin tahu rasanya menurut kak Sissy. " Alvaro terlihat tidak sabar.

Pun dengan Alaska yang juga mengangguk setuju. "Iya kak, ayo cobain sekarang! "

Rosetta tersenyum penuh arti, dia menggigit es krim mangga dengan es krim vanila itu secara bergantian, gurat wajahnya terlihat begitu menghayati untuk menilai dua es krim itu.

"Huek, es krim apa ini, tidak enak! " katanya kemudian yang membuat Alvaro dan Alaska langsung menoleh bergantian karena terkejut.

"Yang benar gak enak kak? " tanya Alaska, ingin memastikan.

"Iya tidak enak. Aku tidak menyukai nya," kata Rosetta dengan nada yang sama persis seperti nada yang di lontarkan Alaska dan Alvaro tadi siang kepada ayah mereka.

Alvaro dan Alaska langsung terdiam kicep. Tapi Rosetta belum melihat gurat penyesalan di wajah mereka.

"Jahat sekali! kalau kak Sissy tidak suka, harusnya kak Sissy berpura-pura saja menyukai nya demi kami. " ucap Alaska.

Alvaro mengangguk setuju. "Iya. Dan kak Sissy juga tidak perlu menghina nya di depan kami langsung seperti ini."

Bibir Rosetta melengkung, menahan senyum.

" Lalu apa bedanya dengan kalian yang juga terang-terangan menghina kado pemberian papa kalian?" ujar Rosetta kemudian membuat kedua anak itu seketika terkesiap.

"Sekarang kalian rasakan apa yang ayah kalian rasakan. "

Alvaro dan Alaska saling pandang, perlahan menyadari kesalahan mereka.

"Coba kak Sissy tanya, bagaimana perasaan hati kalian saat ini? "

"Sakit." jawab Alvaro.

"Tidak suka. " Alaska ikut menyahut.

"Nah itu juga yang di rasakan papa kalian tadi siang. Coba kalian bayangkan sudah membuat sesuatu yang sangat spesial untuk orang di sayang tapi respon mereka tidak yang seperti kalian harapkan, sedih bukan? "

Alvaro dan Alaska mengangguk kini mulai benar-benar menyadari kesalahan mereka.

Rosetta menatap kedua anak tampan itu secara bergantian, senyum nya kali ini bisa melengkung sempurna, menyadari anak-anak itu sudah mulai tersadar dengan kesalahan mereka.

"Jadi bagaimana? "

Alvaro mengangkat wajah, menatap adiknya. "Kami menyesal kak Sissy.

Rosetta memejamkan mata, akhirnya.

" Tapi papa juga kan tidak menghargai usaha kami sebelumnya. " Anak itu balas menyerang. Rosetta tidak menduga dia akan sekeras kepala itu.

Rosetta menghela napas panjang, berusaha untuk menemukan jawaban yang tepat juga tidak menyudutkan mereka.

"Itu karena papa kalian sedang lelah soal pekerjaan nya. Coba liat perbandingan nya, dia tidak benar-benar mengungkapkan ketidaksukaannya pada kalian kan? dia hanya lelah dan butuh waktu istirahat, buktinya paginya dia memakan sushi kalian hingga habis. Tapi kalian tidak memberikannya kesempatan untuk menjelaskan dan marah padanya begitu saja. Kakak tau, berhak kalian untuk marah, tapi mendiamkan orang terlalu lama itu juga tidak baik. Mengerti?"

Kini akhirnya Rosetta benar-benar melihat raut penyesalan di wajah keduanya.

"Mengerti kak Sissy. " kata Alvaro dan Alaska, mengangguk bersamaan.

...----------------...

Esok paginya, Alvaro dan Alaska bangun dari tidur lebih pagi dengan masih memakai piyama tidur mereka dan di temani Rosetta di belakang, mereka berjalan menuju ruang kerja papa mereka. Mencoba mengetuk nya perlahan.

Tok! tok!

"Papa ini kami! " seru Alvaro dengan intonasi yang sengaja di buat kencang agar Zein yang berada di dalam sana bisa mendengar.

Tidak ada sahutan. Rosetta kemudian mengambil alih. "Biarkan kak Sissy mencoba. "

Tok! tok!

"Tuan." Rosetta memanggil pun tidak ada sahutan. "Apa tuan sudah pindah ke kamarnya ya. "

Ceklek! Alaska yang iseng membuka kenop pintu dan ternyata bisa di buka.

"Kak ternyata tidak di kunci. " ucap Alaska memberitahu Rosetta.

Rosetta mencoba membuka lebih hingga akhirnya pintu terbuka sempurna. Di dalam sana, Zein terlihat khusyuk dan berkonsentrasi di bawah penerangan lampu meja. Dia yang memakai kacamata baca terlihat berkali-kali lebih tampan di mata Rosetta.

"Tuan... " panggil Rosetta pelan, zein sontak mengangkat dagu, alisnya menyatu melihat Rosetta di depan sana dengan pencahayaan temaram karena lampu ruangan yang masih padam.

"Kau... " Zein menutup bukunya, lalu menyalakan lampu lewat tombol saklar yang ada di samping. Begitu lampu menyala dia baru menyadari bahwa anak-anak nya juga ada di sana.

"Alvaro, Alaska... " panggilnya pada kedua anak kembar nya itu.

"Papa... " Alvaro yang maju lebih dulu sambil membawa tumpukan buku yang di berikan zein tadi siang sebagai hadiah.

"Papa tahu, setelah membaca buku- buku ini aku sangat menyukai nya. Ternyata papa bukan hanya memberikan buku dongeng tapi juga menyelipkan buku tentang astronomi kesukaan ku. Aku terlalu marah sampai tidak mengeceknya lebih dulu. Aku sangat menyukai hadiah papa, terimakasih pah. "

Alvaro menyerukan curahan hatinya kepada sang ayah seraya tersenyum tulus.

Alaska kemudian ikut maju. "Robot remot kontrol yang papa berikan ini juga ternyata sangat bagus. Ada beberapa perangkat yang lebih canggih daripada robot ku yang sebelumnya. Aku juga sangat menyukai hadiah ku pah. "

Zein merasakan kehangatan perlahan menjalar ke hatinya, bibirnya terangkat membentuk senyum paling manis yang selama tidak pernah di perlihatkan kepada siapapun. Ia kemudian berjongkok dan melebarkan tangannya. Alvaro dan Alaska yang paham tersenyum lebar dan merasuk ke dalam dekapan sang ayah yang hangat.

"Kami menyayangi papa. "

"Papa juga sangat menyayangi kalian."

Melihat momen penuh haru dan bahagia itu membuat Rosetta juga ikut terbawa suasana, hingga tanpa sadar menitikkan mata. Lalu pandangan nya dan pandangan zein bertemu, mereka terkunci dalam tatapan lekat selama beberapa saat hingga zein melemparkan senyum padanya, membuat hati Rosetta berdesir saat itu juga.

*****

1
Fajar Alfiyanshah
Luar biasa
Retno Palupi
ayo hajar .,
Retno Palupi
Victoria mengganggu
Retno Palupi
semoga g merusak dapur ya ssy
Retno Palupi
Victoria mengerikan
Retno Palupi
anggap aja nambah satu. anak Zein 😅😅
biby
si Rosetta pecicilan bnget ga mikir perasaan zein
Retno Palupi
anakmu nyari suami tampan Pak
Retno Palupi
😅😅😅😅 gimana perasaan Sissy ya
Adinda
jodohkan saja si jalang peliharaanmu yang engkau banggakan dengan suamimu nyonya
Adinda
Rosetta /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
𝓖𝓒 ⃟👑Atdgies🦋
mampus yassalam
Aiyaa writer
👍👍👍👍👍
𝓖𝓒 ⃟👑Atdgies🦋
emaknya gelo
Kadek Bella
lanjut thoor
Iqlima Al Jazira
zein harus tegas
Dancingpoem: betul👍👍
total 1 replies
Kadek Bella
lanjut thoor
beybi T.Halim
mampus..,50 jetong gak tuh...😅😅 duit apa daun yah
Dancingpoem
🥰🥰🥰🥰🥰
beybi T.Halim
awal yang memacu adrenalin ..,dengan anak2 yg luar biasa pintar 😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!