Zara Nabila gadis cantik yang berasal dari desa yang merantau ke Jakarta untuk mengadu nasip di sana untuk bisa membiayai kedua orangtuanya yang sedang sakit.
Tiba-tiba terjadi sesuatu yang membuatnya terpaksa harus menikahi CEO muda dan tampan namun begitu angkuh di perusahaannya saat ia sedang membutuhkan banyak uang untuk pengobatan bapaknya di kampung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Sesampainya diruang kerjanya, pria itu duduk dikursi kebesarannya dan mengambil sebuah map lalu melemparnya kemeja.
"Ini surat perjanjian. Kamu baca dan kamu pahami."
Zahra mengambil map itu dan membukanya.
"Mulai sekarang kamu kerja disini sebagai pelayan saya. Hanya saya yg boleh memerintah kamu disini." Kata reyhan dingin dan tanpa ekspresi.
Zahra membaca satu persatu surat perjanjian itu. Setelah semuanya dibaca, Zahra pun menyetujuinya. Menurutnya tidak ada poin yg memberatkan dia dalam pekerjaan ini, lagipula dia bekerja hanya untuk melunasi hutang kesalahannya aja.
"Baik pak--" Zahra menjeda ucapannya karna ia belum tau nama pria yang ada dihadapannya itu.
"Alfa," jawab Alfa yang tau maksud keterdiaman Zahra.
Zahra mengangguk canggung.
Alfa Wijaya umur 27 tahun tampan dan pembisnis muda yg sukses dengan perusahaan yg mempunyai cabang diberbagai negara. Namun mempunyai sifat dingin, arogan, sombong dan tidak segan-segan menghancurkan siapapun yang mengusik kehidupannya.
"Roy, bawa perempuan ini ke pantri dan beritahu jalan yang harus dia kerjakan biar ga tersesat nantinya." Perintah Alfa.
Roy yang sejak tadi berdiri didekat pintu sedikit terpana dengan kelakuan tuannya. Bagaimana tidak, selama ini dia tidak pernah mengizinkan perempuan manapun ikut masuk kedalam ruangannya kecuali adik dan mamanya. Bahkan mantannya dulu juga tidak pernah diajak masuk keruangan itu.
"Ingat, dia pelayan khusus ku jangan sampai ada orang lain yg memerintah dia." Lanjutnya
"Baik tuan." Jawab Roy.
Roy adalah asisten pribadi sekaligus sekertarisnya yang sangat setia. Sejak Alfa membangun usahanya sampai sekarang Rpy lah satu satunya orang yg selalu setia membantunya bahkan saat kondisinya terpuruk pun Roy tidak pernah meninggalkan Alfa sedikitpun. Roy tau semua tentang tuannya, sampai masalah pribadi dan keluarga pun tak luput dari pengetahuan Roy.
Roy pun membawa Zahra ke pantri dan menjelaskan jalan dan ruangan-ruangan yang dia lewati agar memudahkan dalam bekerja. Roy juga menjelaskan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama bekerja karna memang di perusahaan itu ada beberapa aturan mutlak yang harus dipatuhi. Sesampainya di pantri Zahra diserahkan ke kepala pantri.
"Bu Indah, ini Zahra karyawan baru disini.
"Tolong ajari dia cara menjadi OG ya," Ujar Roy.
"Baik tuan, akan saya ajarkan sampai bisa tuan," Jawab bu Indah.
"Satu lagi, dia khusus untuk membereskan dan melayani tuan Alfa saja. Jadi tolong untuk yang biasa bersihin ruangan tuan Alfa dipindah aja." Kata Roy datar.
"Baik tuan. Saya paham," Jawab bu Indah.
Setelah itu Roy pun meninggalkan pantri, sebelumnya dia juga memerintahkan Zahra untuk membuat kopi untuk Alfa.
"Salam kenal mba Zahra, saya Indah kepala pantri disini, panggil saja bu Indah." Kata bu Indah mengulurkan tangan memperkenalkan diri.
"Salam kenal juga bu Indah, saya Zahra, mohon bimbingannya ya bu," Jawab Zahra menerima uluran tangan bu Indah.
Bu Indah pun menjelaskan peralatan-peralatan dan apa saja yg bisa digunakan untuk membersihkan ruangan tuannya.
Setelahnya Zahra membuatkan kopi untuk Alfa dan membawanya ke ruangan Alfa.
"Bikin kopi aja lama banget." Kata Alfa sinis.
"Maaf tuan, tadi saya dijelaskan dulu tentang pekerjaan saya oleh kepala pantri," Jawab Zahra.
"Alesan." Kata Alfa singkat.
Alfa meminum kopi itu tanpa ekspresi. Zahra yang melihatnya sedikit takut. Ia takut kopi buatannya nggak enak dan ia bakal dimarahi oleh tuannya.
"Gimana kopinya tuan, apa sesuai selera tuan?" Tanya Zahra was-was.
"Ga enak." Hanya dua kata yang Alfa lontarkan sontak membuat Zahra langsung mengambil gelas itu.
"Mau dibawa kemana?" Tanya Alfa menatap Zahra tajam.
"Saya mau ganti yang baru tuan, katanya tadi..."
"Siapa yg bilang suruh ganti?" tanya Alfa dingin memotong ucapan Zahra dengan suara keras membuat Zahra kaget dan sontak gelas yang dia pegang terguncang hingga menumpahkan isinya keatas kertas dokumen penting Alfa.
"Siall!! Baru sejam kerja aja udah bikin onar!" Kata Alfa menahan amarah
"Maaf tuan saya ga sengaja." Zahra menundukan kepalanya takut.
Roy yang mendengar suara tuannya langsung masuk kedalam ruangan itu.
"Bawa anak ingusan ini keluar." Kata Alda keras.
"Ayo ikut aku keluar dulu." Kata Roy.
Zahra yang ketakutan akhirnya menurut saja, dia keluar dari ruangan Alfa.
"Bagaimana ini tuan, saya benar-benar ga sengaja menumpahkan kopi itu." Kata Zahra cemas kepada Roy.
"Ya mau bagaimana lagi, dokumen itu sangat penting, kalo ga, ga mungkin tuan semarah itu," Jelas Roy.
"Aku harus bagaimana tuan, aku takut disuruh ganti rugi lagi. Yang kemarin aja belum nyicil sepeserpun." Kata Zahra ketakutan.
"Coba nanti aku bantu pikirkan, siapa tau ada jalan," ucap Roy dengan muka datar.
"Kamu kerjakan yang lain aja dulu sambil nunggu dipanggil tuan lagi" Lanjutnya.
"Baik tuan," balas Zahra mengangguk sopan.
Zahra kemudian bergegas menuju pantri, disana sangat sepi karna semua OB/OG sedang menjalankan tugasnya masingmasing. Zahra mengambil air minum lalu duduk di salah satu kursi.
"Aku harus gimana? Apa aku keluar aja dari kantor ini terus cari kerja di tempat lain aja. Tapi gimna dengan utangku?" Kata hati Zahra.
"Kenapa si nasibku sial terus. Aku baru beberapa hari tinggal di kota jakarta udah dapat sial aja, belum juga dapat uang buat berobat bapak, sekarang malah punya utang sama manusia kutub..."
"Astaghfirullahalazim ya Allah ampuni hamba yang selalu mengeluh." Zahra masih berbicara dalam hati.
"Eh iya aku belum ngabarin bapak sama ibu dari kemarin." gumamnya, lalu ia merongoh saku celananya dan kemudian menghubungi adiknya untuk memberi kabar bahwa dirinya sudah sampai dijakarta. Ibu dan bapaknya memang tidak mempunyai handphone, hanya adiknya saja yang mempunyai handphone. Zahra pun hanya mempunyai handphone biasa yang sering ngeleg dan Fani pun sama handphone nya seperti dirinya.
Gak butuh waktu lama telpon darinya langsung diangkat oleh adiknya.
"*Assalamualaikum de**k*? "
"Waalaikumsalam kak, Alhamdulillah akhirnya kak Zahra ngasih kabar. Kami disini khawatir banget sama kakak karna dari kemarin belum ada kabar."
"Maafin kakak ya dek, kakak kemarin lupa buat ngabarin kamu sama ibu dan bapak. Soalnya kemarin setelah sampai di kostsan, kakak langsung istirahat."
"Iya kak nggak papa, tapi kak Zahra baik-baik aja kan disana? "
"Kakak baik kok dek, dan Alhamdulillah kak diterima di restoran milik pamannya teman kakak."
"Maafin kakak dek, sebenarnya kakak diterima di restoran itu tapi karna kesalahan kakak sendiri, kakak harus mempertanggungjawabkan kesalahan kakak. Kakak sepertinya belum tau bakal kerja kapan di restoran itu, kakak harus kerja disini dulu buat melunasi hutang kakak ke manusia kutub itu." batin Zahra, ia terpaksa tidak menceritakan masalahnya.
"Alhamdulillah kalau begitu kak."
"Dek sebenarnya kakak pengen ngobrol sama ibu dan bapak buat pengen tau kabar bapak gimana sekarang, tapi kakak harus melanjutkan pekerjaan kakak, takutnya kakak dipecat dan dimarahi sama bos kakak."
"Bapak Alhamdulillah baik-baik aja kok kak, yaudah kakak lanjutin aja kerjanya. Nanti biar aku sampaikan sama ibu dan bapak, mereka juga pasti mengerti kok kak." ucap Fani.
"Yaudah kalau begitu kakak tutup dulu ya assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
semoga cepet sadar de alfa kalo dia suka sama zahra...