Meidina ayana putri, gadis kelas 2 SMA yang selalu membuat kedua orang tuanya pusing karena kenakalannya.
Namun sebuah insiden membuat hidup gadis badung itu berubah total
Bagaimana perjuangan gadis badung itu dalam menjalani takdir hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon requeen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terima kasih
Pagi ini seperti biasa, Adit mengantarkan Nana ke sekolah sebelum Ia ke kantor. Tidak biasanya Nana minta diantarkan lebih pagi. Alasan Nana pergi lebih pagi adalah agar Ia bisa mencontek tugas sekolahnya yang belum selesai Kepada Amanda Karena ia ketiduran setelah menyusui Aaran.
"Pulang sekolah kamu pulang sendiri ya, mas Adit ada urusan jadi tidak bisa jemput " ucap Adit ketika mobilnya berhenti didepan gerbang sekolah Nana.
Nana tidak menjawab, ia turun dari mobil dan bergegas masuk ke sekolah melalui gerbang utama. Adit hanya geleng kepala melihat ulah Nana.Dia sudah terbiasa diabaikan oleh istrinya itu.Bukannya marah justru ia melihat tingkah Nana itu lucu.Mencerminkan sikap yang masih kekanakan.
"Cepetan mana tugas lo! " Nana meminta tugas Amanda.
"Nih.. cepetan lu salin nanti keburu masuk " Amanda memberikan bukunya untuk Nana contek.
"Na buruan! " Amanda menegur Nana yang malah bengong melihat buku tugasnya
"ga jadi nyonteknya " ujar Nana
"kenapa? " tanya Amanda heran
"udah selesai " Nana memperlihatkan buku tugasnya yang sudah terisi semua.
"Aneh lo.. tadi bilang belum selesai "
"Kayaknya laki gue yang ngerjain " bisik Nana
"Serius lo? "
"kalau bukan dia siapa lagi, Aaran kan tidur sama gue " jawab Nana nyengir
"Kali aza Aaran yang ngerjain " keduanya terkikik geli membayangkan bayi tujuh bulan itu sedang mengerjakan tugas sekolah ibunya.
Sebenarnya Nana juga tidak menyangka Adit akan seperhatian itu kepadanya, sampai-sampai mau membantu mengerjakan tugas sekolahnya. Apakah ia harus mengucapkan terima kasih,atau pura-pura tidak tau?
"Laki lo perhatian banget nyampe mau bela-belain ngerjain tugas sekolah lo " puji Amanda " makanya jangan galak-galak sama laki lo nanti kualat, kalo laki lo ada yang embat baru tau rasa lo! "
"ck.. apaan sih " Nana mencebik.
Amanda adalah satu-satunya teman sekolah Nana yang mengetahui status Nana sudah menikah dan punya anak.Bahkan cewek berkacamata tebal itu selalu penasaran ingin bertemu dengan Aaran.
Sepulang sekolah, Nana dibuat kaget ketika Leo menjemputnya.
"Pak Adit menyuruh saya untuk menjemput kamu " Leo membukakan pintu mobil untuk Nana.
Setelah memastikan Nana masuk, Leo berjalan memutari mobilnya kemudian masuk dan duduk dibelakang kemudi.
Baru Leo akan melajukan mobilnya tiba-tiba ponselnya berbunyi
"Ya pak, ini saya sedang menjemput ibu " ucap Leo sambil melirik Nana yang sedang memasang seatbelts nya. Rupanya panggilan telepon itu dari Adit.
Nana mencebik, ia tidak senang ketika Leo memanggilnya ibu,ia merasa terlalu tau dipanggil ibu.Walaupun Nana tau Leo menyebutnya ibu Karena memang Nana adalah istri bosnya. Leo tampak manggut-manggut, sepertinya Adit sedang memberi perintah pada Leo, entah apa itu Nana tidak tau.
Leo menyimpan ponselnya setelah Adit mengakhiri panggilan telepon. Kemudian Leo memiringkan badannya sedikit kearah Nana.
"kata bapak disuruh mampir ke hotel x sekalian jemput bapak yang baru selesai meeting" ucap Leo
"teserah " jawab Nana ketus
Leo tersenyum, ternyata gadis ini masih konsisten dengan kejudesannya.
Leo melajukan mobilnya menuju hotel tempat dimana bosnya meeting. Hanya memakan waktu duapuluh menit mereka sampai dihotel yang dimaksud.
Leo turun menuju tempat Adit meeting, sementara Nana menunggu di mobil. Selagi Leo menemui Adit, Nana pindah duduknya ke kursi belakang.
Tak lama Adit dan Leo datang. Mereka pun masuk ke dalam mobil. Adit melirik sekilas pada Nana yang duduk dikursi belakang
"kita dari makan dulu " ucap Adit ketika Leo mulai melajukan mobilnya.
"dimana pa? " tanya Leo
"tempat biasa " jawab Adit
Leo mengangguk, kemudian melajukan mobilnya menuju ke sebuah pusat perbelanjaan.
Nana terhenyak ketika Adit menuntun Nana menuju restoran steak yang dulu pernah ia kunjungi bersama Andini.Nana ingat dulu mama Adit menghina Nana dan Andini disini.
"gue ga mau makan disini ! " Nana menepiskan tangan Adit dengan kasar.
"kenapa? " tanya Adit heran.
"pokoknya ga mau " Nana berjalan cepat meninggalkan Adit dan Leo yang masih bengong.
Akhirnya Adit mengalah, ia keluar dari restoran itu. Adit mensejajarkan langkahnya dengan Nana dan menangkap tangannya.
"Kamu mau makan dimana? " tanya Adit lembut
"teserah pokoknya jangan disitu " jawab Nana dengan mata sedikit berair.
Masih terngiang ditelinga Nana ketika mama Adit mengatakan Nana hamil diluar nikah dengan nada menghina.
Akhirnya Adit membawa Nana ke sebuah restoran yang lain. Dan kali ini Nana tidak menolak.
Adit tersenyum puas ketika melihat Nana makan dengan lahap.Tak bisa dipungkiri apa yang Nana makan nantinya akan dihisap oleh Aaran. Jadi pantas walaupun makan banyak namun badan Nana tetap saja kecil.
"Nambah lagi? " tanya Adit. Nana menggeleng
Setelah mereka menghabiskan makannya Adit dan Leo masih ngobrol, tak ada tanda-tanda akan cepat pulang. Adit dan Leo serius membahas hasil meeting barusan .
Nana terlihat gusar, pikirannya tertuju pada Aaran.Bayi nya harus segera disusui,dada Nana mulai terasa penuh dan sesak. Bahkan asinya mulai merembes membasahi kemeja sekolahnya.
"mas aku ingin pulang " Nana menginterupsi
Adit mengalihkan pandangannya ke arah Nana, ia terkesiap ketika melihat kemeja sekolah Nana basah dibagian dadanya. Adit membuka jasnya kemudian menyampirkan jasnya dibahu Nana untuk menutupi baju Nana yang basah Karena rembesan asinya.
"kita pulang! " Adit bangkit,mereka pun berjalan beriringan menuju parkiran.
Leo melirik Nana yang duduk dibelakang melalui spion.Adit penasaran rumah tangga macam apa yang tengah dijalani oleh bosnya bersama gadis judes itu, karena setelah mereka menikahpun mereka tidak terlihat seperti sepasang suami istri.
Ketika mobil yang Leo kendarai berhenti, Nana langsung turun dan mencari Aaran.Lagi-lagi ia meninggalkan tas sekolahnya begitu saja didalam mobil.
"Besok lu jemput gue lebih pagi, soalnya harus nganterin Nana dulu ke sekolah " ucap Adit sambil mengambil tas Nana dikursi belakang
"siap pak " jawab Leo
Setelah Leo pergi dengan mobilnya, Adit masuk dengan menenteng dua tas, tas kerjanya dan tas sekolah Nana.
"haduh si Nana kebiasaan " omel bunda ketika melihat menantunya lagi-lagi membawakan tas sekolah Nana
"Maaf ya nak Adit " bunda berniat mengambil tas Nana dari tangan Adit, namun Adit menolak
"tidak apa-apa bun " jawab Adit.
Adit masuk ke kamar, dilihatnya Nana sedang menyusui Aaran. Gadis itu terlihat begitu lembut mengasihi Aaran, sikap yang sangat bertolak belakang ketika menghadapi Adit.
"Maaf ya dek, ibunya papi ajak makan dulu. Jadi pulangnya telat " Adit menyentuh pipi bulat Aaran dengan ibu jarinya. Bayi itu cuek,ia lebih tertarik menghisap sumber kehidupannya dengan rakus.
"Mas___" panggil Nana
"hmm " Adit menoleh Kepada Nana. Tumben Nana memanggilnya tidak dengan nada ketus.
"terima kasih "
"untuk apa? " Adit menautkan alisnya
"udah bantuin ngerjain tugas sekolah aku " ujar Nana.
"iya " jawab Adit singkat. Ia kembali menyentuh pipi bulat Aaran,mengusapnya lembut dengan ibu jarinya.
"mimik yang kenyang ya, papi mandi dulu " Adit bangkit kemudian melangkah menuju kamar mandi.