Yoanda menikah dengan Bagas karena perjodohan kakek nya, tapi Yolanda sangat menyukai dan mencintai Bagas karena selain tampan tubuh Bagas ideal sehingga membuat Yolanda jatuh hati kepada Bagas, tapi Bagas sedikit pun tidak menyukai Yolanda karena postur tubuh yang subur dan tidak ideal.
Selama menikah dengan Yolanda Bagas tidak pernah menyentuh nya sama sekali, Bagas malah membenci Yolanda, hingga suatu saat Yolanda melihat Bagas dengan wanita cantik dan sangat mesra.
Setiap hari Bagas selalu menyakiti hati nya dan bahkan memfitnah dan mengusir nya dari rumah hingga hidup Yolanda terlunta-lunta karena aset yang pernah di berikan keluarga Bagas diambil nya.
Hingga suatu saat Yolanda berpikir akan merubah hidup nya dan akan melakukan balas dendam kepada Bagas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💫✰✭𝕸𝖔𝖒𝖞𓅓 𝕹𝕷✰✭🌹, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sarapan Bersama
Kak Leo sudah terlihat segar dan rapih, dia berjalan dan menuju ruang makan.
"Pagi kak." Aku menyapa nya sambil memberikan sepiring nasi goreng dan segelas air putih.
"Wow, ini kamu yang masak?" Kak Leo bertanya sambil menatap nasi goreng buatan ku.
"Iya kak, silahkan di nikmati, kalau kurang enak atau tidak cocok di lidah kakak aku minta maaf." Aku takut nasi goreng nya tidak enak, walaupun menurut au sendiri enak belum tentu untuk orang lain.
Aku duduk di depan kak Leo, dengan perasaan yang tidak menentu aku menunggu reaksi kak Leo di saat menikmati nasi goreng nya.
Kak Leo mulai menyantap nasi goreng buatan ku tanpa ekspresi sama sekali membuat jantungku berdetak lebih kencang dari biasa nya.
"Gimana kak? kurang apa menurut kakak?" Aku bertanya dengan jantung yang berdebar, karena dengan cara ini aku bisa mengajukan diriku untuk bekerja di restoran nya.
Ku lihat kak Leo masih mengunyah sambil merasakan nya, di saat kak Leo menelan makanan nya, dengan spontan aku pun menelan saliva ku.
"Nasi goreng apa ini." Ucap kak Leo sambil menatap ku tanpa ekspresi.
"Mampus, apa ada yang kurang ya dengan masakan aku." Ucapku di dalam hati, nafas ku serasa berhenti menunggu ucapan kak Leo selanjut nya.
"Ini nasi goreng yang paling enak yang pernah kakak makan." Ucapan kak Leo membuat jantung ku tenang kembali, aku menghembuskan nafas pelan-pelan karena merasa lega.
"Syukurlah kalau enak." Aku tersenyum senang karena masakan aku di puji dan cocok di lidah nya kak Leo.
Pagi ini aku menikmati sarapan pagi yang berbeda dari pagi-pagi sebelum nya, pagi ini aku sangat di hargai banget.
"Jatah saya mana." Terdengar suara seorang pria yang aku kenal, aku dan kak Leo langsung menatap ke arah suara.
"Ricard." Aku kaget karena tiba-tiba ada Ricard di hadapan ku.
"Ekhem." Kak Leo hanya berdehem.
"Eh pak Leo, selamat pagi pak, lo kamu ada di sini juga Yol?" Tanya Ricard sambil menatap ke arah ku.
"Kok, kamu juga sepagi ini sudah ada di sini?"
"Kakak yang menyuruh nya kesini, soalnya ada yang mau kakak bicarakan."
"Ka_kak? kalian?" Ricard kaget dan melihat ke arah aku dan kak Leo secara bergantian.
"Nanti akan saya jelaskan, sekarang nikmati saja sarapan nya, masih ada kan dek."
"Ada kok, ayo sini Card duduk di sini." Aku mengajak nya duduk di samping aku, Ricard duduk dengan wajah penasaran nya.
Aku ambilkan piring dan aku isi dengan nasi goreng dan mengambilkan nya minum.
Terlihat Ricard sangat menikmati nasi goreng buatan ku.
"Enak sekali, kamu yang membuat nya?" Tanya Ricard sambil menatap kearah ku, aku hanya mengangguk.
"Boleh ngga kalau tiap hari aku ikut sarapan di sini." Aku terdiam dan menatap kak Leo, bagaimana pun aku ngga berkuasa untuk menjawab nya, karena ini rumah kak Leo bukan rumah ku.
"Boleh, kapan pun mau kesini saja, bahkan kalau mau nginap di sini pun silahkan." Aku sedikit heran dengan kak Leo, kok dia baik banget sama Ricard yang hanya bawahan nya.
"Ya sudah saya tunggu di ruang kerja." Kak Leo pergi karena sudah menghabiskan sarapan nya.
"Card, memang nya kamu sering datang kesini?"
"Ya aku sering kesini." Jawab Ricard sambil menikmati makanan nya.
"Sekarang ceritakan kenapa kamu bisa ada di sini? Memang nya suami kamu tidak marah kamu sepagi ini ada di rumah Leo, em maksud aku pak Leo."
Karena aku juga sudah sering bercerita kepada Ricard, akhir nya ku ceritakan dari awal sampai aku bertemu dengan kak Leo dan pagi ini sarapan bersama di meja makan ini kepada nya, entah kenapa ini air mata terus saja mengalir jika aku mengingat semua perlakuan dan hinaan mereka.
Aku kaget karena tangan Ricard menghapus air mata yang keluar dari pipi ku, dengan lembut dan penuh perhatian Ricard menghapus air mataku.
Aku sejenak terpana dengan kelakuan nya hingga tanpa ku sadari aku menatap kedua mata nya lumayan lama.
"Mulai hari ini kamu tidak mengeluarkan air mata kesedihan lagi, kamu harus bangkit Yol, balas semua yang sudah mereka perbuat sama kamu, dan aku akan membantu kamu." Ucap Ricard sambil menatap kedua mata ku juga.
"Aku berjanji tidak akan mengeluarkan air mata kesedihan lagi, dan aku juga ingin membalas semua perlakuan mereka, tapi bagaimana cara nya, kamu lihat sendiri kan? Aku sekarang sudah tidak punya apa-apa lagi, bahkan pekerjaan saja aku tidak punya." Kembali air mata ku keluar, aku tidak berdaya dengan keadaan aku sekarang dan sepertinya aku tidak akan bisa membalas mereka.
Ricard memeluk ku, tangan nya membelai rambut ku, dan untuk ke sekian kali aku menangis di dalam pelukan nya.
"Jangan takut, ada aku yang akan selalu menjaga kamu." Ini pria pertama yang akan menjaga aku.
"Kenapa kamu mau berteman dengan aku? Apa kamu tidak malu dengan keadaan ku, aku ini wanita gendut, je_ em." Aku langsung terdiam karena bibir Ricard sudah berlabuh di bibir ku.
Aku kaget dengan semua yang Ricard lakukan, baru kali ini ada seorang pria tampan yang mau mencium bibir ku.
"Apa yang kamu lakukan." Ucapku sambil mendorong tubuh Ricard.
"Jangan pernah bilang lagi dengan kekurangan kamu, apapun dan bagaimana pun kamu, aku tetap menyukai kamu, aku sudah merasa nyaman dengan kamu, dan aku sangat bersyukur sekali karena kamu sudah pisah dengan si Bagas yang sombong dan tidak tahu diri itu."
"Apa aku tidak salah dengar, mana ada pria tampan seperti kamu mau sama aku, jangan kan untuk mencium ku mendekati aku saja mereka merasa jijik." Aku tidak mau terlalu kepedean dengan Ricard.
"Tidak! Jujur aku menyukai kamu karena kamu itu punya hati yang tulus, baik, dan punya rasa sabar yang tinggi, aku tidak perduli dengan kondisi pisik kamu, karena yang aku cari bukan pisik tapi hati nya dulu karena pisik bisa di rubah."
Aku hanya diam, aku bingung harus bicara apa karena aku baru saja bercerai dengan mas Bagas, dan juga aku masih tidak percaya dengan pernyataan nya, karena secara logika Ricard ini pria tampan dan gagah, mana mau dia dengan aku wanita gendut, kusam dan jelek begini, dan aku juga masih trauma dengan semua ini.
"Apa kamu tidak mau dengan aku karena aku seorang pelayan? Apa kamu malu dengan pekerjaan ku." Ucap Ricard sambil menatapku.