NovelToon NovelToon
Penjara Hati Ceo

Penjara Hati Ceo

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Roman-Angst Mafia / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Psikopat itu cintaku
Popularitas:87k
Nilai: 5
Nama Author: Sept

Lusiana harus mengorbankan dirinya sendiri, gadis 19 tahun itu harus menjadi penebus hutang bagi kakaknya yang terlilit investasi bodong. Virgo Domanik, seorang CEO yang terobsesi dengan wajah Lusiana yang mirip dengan almarhum istrinya.
Obsesi yang berlebihan, membuat Virgo menciptakan neraka bagi gadis bernama Lusiana. Apa itu benar-benar cinta atau hanya sekedar obsesi gila sang CEO?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pemaksaan

"Roy! Buka pintunya!" titah Virgo pada anak buahnya sekaligus sang sekretaris tersebut. Virgo sudah berhasil menangkap Lusi yang kabur.

Roy langsung berlari cepat menuju mobil Virgo, dengan sigap dia membuka pintu bagian belakang. Terdengar suara teriakan Lusi yang minta dilepaskan semakin kencang.

"Lepaskan!!!" Lusiana meronta, akan tetapi kalah dengan dua orang pria yang badannya jauh lebih besar daripada Lusi.

Lusi memang tinggi, tapi tingginya masih jauh di bawah Virgo dan Roy. Dua laki-laki itu punya perawakan yang jangkung, dengan tinggi sekitar 180 cm dan BB yang sangat ideal. Karena dua-duanya sama-sama member VVIP di salah satu gym eksklusif. Posture badan mereka pun ideal dan proporsional.

Sementara Lusi, dengan tinggi 160 serta berat badan 45 kilogram, sudah pasti begitu mudah diangkat oleh Virgo. Terlihat dari ringannya Virgo mengendong Lusi di pundaknya sesaat lalu.

Kini Lusi sudah duduk, semua pintu mobil dikunci rapat. Agar anak itu tak kabur lagi. Karena lumayan sulit menangkapnya.

"Anda mau membawa saya ke mana?" tanya Lusi ketika sudah dimasukkan dalam mobil.

"Jangan berulah, diam saja!" ujar Virgo tegas.

"Bagiamana saya bisa diam? Anda menculik saya!" oceh Lusi. Dia berkali-kali ingin membuka pintu, tapi percuma. Karena pintunya sudah dikunci dari dalam.

Virgo tidak suka perempuan berisik, jelas Lusi sangat berbeda sosoknya dengan meriang sang istri. Satu-satunya yang sama hanya rupa, semuanya teryata bertolak belakang.

Sembari membuka sedikit kaca mobilnya, Virgo berbicara pada Roy.

"Temui aku besok jam 10 di kantor!" kata Virgo pada sekretariat nya itu.

"Baik, Pak."

Setelah berbicara sebentar dengan Roy, Virgo langsung menutup kembali kaca jendela mobil tersebut. Mesin mobil pun menyala, kemudian pelan-pelan melaju meninggalkan area basemen.

Lusi melihat jendela, dan seketika langsung merunduk saat melihat gerombolan orang yang sama yang dia lihat di gedung sebelah. Itu pasti kawanan Edo. Tak mau ketahuan, Lusia semakin bersembunyi, hingga tak sadar kalau badannya sudah sangat menempel di pahah Virgo. Masa bodohhh, daripada ketangkap dan harus melayani om-om.

"Hei, apa yang kau lakukan?" Virgo menatap jijik. Karena Lusi menempel terlalu dekat. Beberapa centi lagi mungkin sudah menyerempet area krusial.

"Duduk yang benar!" sentak Virgo. Walaupun tak tega memarahi wajah itu, tapi Virgo tak suka sikap Lusi yang amat kampungan di matanya.

Lusi mendongak, menatap sebal pada sosok Virgo yang marah padanya.

"Kau bisa duduk dengan benar apa tidak?" tanya Virgo, nadanya mulai turun.

Karena sudah melewati area rawan, di mana ada teman-teman atau gerombolan Edo, Lusi pun kembali duduk normal. Memegangi jantungnya yang hampir meledak karena takut ketangkap.

Mobil terus berjalan, entah mereka akan pergi ke mana. Namun, harus Lusia akui. Kalau dia baru melihat kawasan perumahan yang sangat bagus, sepanjang sejarahnya dia tinggal di kota yang sama, kenapa dia tak melihat kawasan ini? Seperti di negara lain. Ya, tatanan perumahan dalam kota yang lumayan epic. Mengesankan dan membuat Lusi heran.

Baru keluar dari mobil, padahal saat itu masih malam. Tapi halaman rumah seperti siang karena full penerangan. Lusi juga sempat melihat garasi mobil yang terbuka. Sudah mirip showroom tempat jual beli mobil.

'Apa dia penjual mobil?' pikir Lusi saat melihat mobil dimasukkan ke garasi.

'Ya, pasti bisnis jual mobil second,' batin Lusi.

'Ini besar sekali ... Siapa dia? Apa dia konglomerat? Lalu kenapa mau berurusan denganku?'

'Siapa orang ini?'

Lusi masih saja sibuk bicara dengan hatinya sendiri.

"Jangan berdiri saja! Mau sampai kapan kau berdiri di sana? Masuk!" perintah Virgo dengan muka tegasnya.

Pelan-pelan Lusi mengikuti langkah Virgo dari belakang. Menginjakkan kakinya di atas hamparan marmer yang terlihat seperti tanpa ujung. Rumah yang indah, entah berapa puluhan M harganya, atau jangan-jangan lebih. Bisa ratusan milyar. Pikiran Lusi malah sibuk menghitung nilai barang-barang yang dilihat oleh matanya.

Seorang pelayan langsung datang mendekat, perempuan paruh baya berseragam abu-abu. Wanita itu sempat tertegun saat melihat siapa yang datang bersama tuan rumah.

"Bibi, bawa dia ke kamar tamu!" seru Virgo kemudian dia meninggalkan Lusi begitu saja dengan Art nya.

"Mari, Non."

Lusia bingung, tapi ikut bersama si bibi yang membawanya ke kamar tamu, ada di lantai satu, tepatnya dekat dengan kolam renang yang hanya dihalangi oleh dingin kaca lebar dan besar. Walaupun malam, semuanya kelihatan terang benderang. Seolah tidak khawatir berapa besar tagihan listrik tiap bulannya.

"Di sini, Non."

Lusia menatap tubuhnya, kemudian mencium bau badannya sendiri, habis lari-larian, kejar-kejaran. Pasti berkeringat. Lusi merasa butuh mandi, tapi dia tak punya ganti baju bersih.

"Bibi, maaf ... Adalah baju yang bisa saya pinjam?" Lusi memberanikan diri, sebab bajunya memang sudah kotor serta bau sekali.

Bibi menatap sejenak, kemudian mengangguk. Ia akan membawakan baju ganti untuk wanita muda tersebut.

"Silahkan masuk, sebentar lagi saya ambilkan."

"Terima kasih," ucap Lusi sopan.

Lusi pun masuk ke dalam kamar. Lumayan luas, kamar dengan ukuran 5 kali lima meter. Kamar mandi dalam, sofa, AC, tv, lengkap di dalam. Sudah mirip vila pribadi.

Lusi juga sudah ganti baju, karena ukuran baju bibi sangat besar jika dipakai Lusia, bibi sempat pinjam pada art lain. Yang kira-kira ukuran bajunya sama. Meksipun cuma babydoll untuk tidur.

Sudah mandi, sudah wangi, sudah pakai baju bersih, perut Lusi keroncong. Lambung dan segala jenis perususan berisik minta diisi. Mau minta makan sama bibi yang tadi tapi canggung, tapi perutnya sangat lapar.

Lusia mondar-mandir di balik pintu, mau keluar tapi sungkan. Akhirnya hanya bisa minum air putih yang kebetulan ada di dalam kamar tersebut.

Tengah malam.

Lusia mungkin kelaparan, tak peduli di rumah siapa, dia nekat keluar. Seperti maling, jalan pelan-pelan berjinjit agar tak menimbulkan suara.

Sampai akhirnya dia tiba di dapur, dia menoleh ke belakang, tidak ada orang, aman. Bukan niat mencuri, tapi perutnya memang sangat lapar. Kalau dibiarkan, dia pasti terjaga sampai pagi. Alhasil, Lusi nekat mengambil makanan dalam lemari es orang lain. Padahal dia tak pernah mencuri sebelumnya. Dia benar-benar terpaksa kali ini.

"Maaf," gumam Lusi kemudian berjalan ke kulkas dan langsung membukanya pelan.

Ada pisang, ada apel, ada anggur, ada buah naga, buah Cheri, dan banyak buah-buahan.

"Maaf," ucap Lusi lagi lalu mengambil dua pisang dan langsung disembunyikan di balik baju bagian depan.

Merasa aman, dia langsung berbalik. Namun, matanya langsung melotot saat menatap sosok tinggi besar berdiri menatapnya tajam dan bersambung.

1
Umi Hanik
Ya Allah.....wes blendeng maneh 🤭 Jian mandi tenan mic mu mas virgo 🤣🤣🤣
Umi Hanik
kayak e Thor sep lagi Ter Damar-Damar 😁
Umi Hanik
koyo lagu honey bunny sweety 🤭
Umi Hanik
bojone Nadine ngaleh Rene 😂
Aditya HP/bunda lia
makasih tamat juga gak bertele2 dan gak banyak konflik 👍🙏
Ila Lee
Mas atau abang masa dipanggil bapak lusi2
Ila Lee
reva kamu Makin buat virgu marah sama kamu kerana sudah megangu lusi
*Septi*
aku syuka aku syuka..
terimakasih juga kak sept 😇
*Septi*
wah hamil anak ke 3
𝐙⃝🦜🍅🌹
lah tamat🥺
Bu Yudi Wahono
mbak sept kok cepat amat the end
hania putri
damar itu bojone nadine, kenapa malah nyasar dimari? 😄
Sept September: adoh salah kamar hehhehe
total 1 replies
Umine LulubagirAwi
lahh end ja. kirain bkln bnyk babnya
Diedie
nunggu up novel selnjutny kak sept 🤗
aurel chantika
GK ada kabar tau-taunya tamat aja mak
aurel chantika
lah damar lagi
aurel chantika
damar sopo mak
Sept September: maaf kak. novel sebelah hehehhe
total 1 replies
Imas Kartini
aduh ka udah tamat lagi rasanya masih kangen cerita nya pak virgo dan Lusi makasih ka sept atas semua karya nya love love sekebon🥰
Imas Atiah
yah tamat aja ,GPP tapi seneng happy ending ,turut berduka cita juga KK sept untuk bibinya semoga Husnul khotimah
Risa Amanta
cepet amat kak Sept tamatnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!