Mafia Terjebak Di Pesantren

badan kedua orang itu kaku,apalagi santri yang masih di atas pohon yang sudah menegang ketakutan.

queen berbalik melihat orang yang berbicara tadi,dia sudah menduga ini siapa dan benar saja Gus Azmi yang menatap mereka dengan tatapan dinginnya.

glek..

queen merasa sedikit firasat buruk sekarang,ayolah kejam dan kelincahan dia engk berlaku di sini jadi dia tak bisa mengelak klau dia kena hukum.

"maaf Gus!..saya telat!..tadi____"

"saya tau,kembali lah ke kelas!.."suara dingin yang tak berubah,tapi santri itu merasa lega karena tak di hukum karena kelalaiannya.

"terimakasih Gus!,saya permisi, assalamualaikum Gus,Ning.."

queen semakin merasa tak enak saat di tinggalkan santri yang mengambilkan mangganya itu.

"g-gus___"

"masuk!!.."

queen mengikuti Azmi yang masuk jangan lupa semua mangga nya sudah turut dia bawa juga.

"sudah tau kesalahan Aqila?.."

"jawab Aqila!.."

Azmi sedikit mengeraskan suaranya sampai queen tersentak,dia diam karena tau kesalahannya apa,pertama karena tak mengikuti perintah Azmi yang di rumah saja,kedua ngambil mangga Tampa izin,tapi siapa sangka kali ini queen sedikit emosi mendengar suara yang mengeras itu,tapi dia pendam jangan sampai dia emosi semuanya kacau.

"i-iya!.."

Azmi mengusap wajahnya dengn tatapan menyesal,dia sudah meninggikan suaranya di depan istrinya hanya karena masalah ini,memang nampak sepele tapi harus di ketahui ada alasan besar di balik ini semua.

"maaf!.."Azmi memeluk queen dengn erat,dia bisa merasakan klau tubuh istrinya ini bergetar.

"cih drama bngt,ni cowok kok gampang sih di kibulin queen!.."

queen tak mendengarkan suara dari pikiran yang mengganggu saja,queen sedikit puas melihat tatapan bersalah Azmi dalam hati ,siapa suruh meninggikan suara karena masalah sepele menurutnya.

"maaf Aqila!,mas engk sengaja!.."

"engk papa kok,salah Aqila juga engk ngikutin perintah Gus mas,Aqila cuman bosen aja tadi,terus nampak mangga Aqila ambil deh,pas ada kang santri yang lumayan ganteng Gus jadi..."

mata queen membesar saat tangan besar Azmi menutup mulut mungilnya,Azmi tidak senang kata-kata terakhir yang di ucapkan istrinya ini, bisa-bisanya muji pria lain di depannya.

"apa sih Gus!.."sedikit kesal karena mulutnya di dekap.

"gk boleh makan mangga!,engk baik buat lambung!.."setelah itu pergi dengn membawa mangga di tangannya.

queen yang masih bingung tingkah Azmi yang aneh menurutnya,tapi seketika sadar mangganya sudah tidak ada.

"gusssss!!!.."

.

"Gus!,Gus!,massss,CK.."dengn tatapan kesal dan merentang tangannya.

"apa sih Aqila!!..aku mau ke mushola jadi minggir.."sepertinya azmi harus ekstra sabar dengn kelakuan gadis di depannya ini yang dari tadi menganggu dirinya trus.

"mang___"

"jangan sentuh,mas udah wudhu! Aqila.."Azmi dengn cepat melangkah mundur beberapa langkah agar wudhunya tetap terjaga.

melihat itu,queen punya ide agar mendapatkan mangganya kembali,yang entah dimana Azmi simpan,mau ngambil lagi di pohonnya kan engk mungkin!, bisa-bisa dia di tambah hafalannya,jadi kerjaannya hanya mengusik Azmi agar pria itu dengn suka rela mengembalikan mangganya.

"Aqila!,aku engk mau ya harus ngambil wudhu lagi.."Azmi semakin mundur,Aqila semakin maju, Dalam hati tertawa puas melihat ekspresi Azmi, seperti dia lagi males wudhu di mushola.

"balikin mangga Aqila, klau Engk__"queen sengaja menggantung ucapannya karena Azmi sudah mentok di dinding Tampa sadarnya, kesempatan emas langsung saja queen menggunakan kedua tangannya dengn mengurungnya.

"Aqila!!.."Azmi engk nyangka gadis ini berani sekali.

"apa mass,.."ingin sekali queen tertawa lepas apalagi dia dengn sengaja berkata selembut mungkin.

deg..

entah apa yang Azmi rasakan tapi darahnya seperti mendesir dengn deras bahkan ada rasa tidak nyaman di dirinya yang ingin meledak.

"Aqila!.."

"mangga Aqila Gus!.. balikin!."lagi-lagi soal mangga.

"Aqila mas mau ke mushola!.."ucap Azmi pelan tidak bisa bergerak,bisa bergerak yang pastinya akan bersentuhan kulit.

"yaudah mangga Aqila Gus!.."lama-lama kesel melihat Azmi yang tidak menghiraukan ucapannya,dengn berani queen memajukan wajahnya, sedikit lagi wajah mereka bersentuhan,queen sengaja biar Azmi langsung mengembalikan mangganya,tapi tak ada reaksi sama sekali dari Azmi yang hanya menatapnya datar.

karena geram di abaikan,queen mencium dagu pria dan dengn cepat ingin berbalik ingin kabur,tapi siapa sangka badannya seperti tertarik dan membentur dinding.

blm sempat bereaksi,queen di kejutkan sebuah benda kenyal menyentuh bibirnya,Azmi hilang kendali sekarang.

"gu_gus..."

wajah queen merah padam, kehabisan nafas bercampur marah kesel,tak bisa di ucapkan dengn kata-kata dia memukul dada pria itu yang seenaknya menciumnya.

hah..

hah..

hah..

"Anda ingin membunuh saya!!.."marah queen bisa-bisanya pria ini mencium sampai kehabisan nafas.

"knp?.."

bulu kuduk queen menegang, mendengar kata singkat terkesan dingin.

"gu-gus mau ngapain lagi!.."tatapan queen semakin waspada tanda alarm bunyi.

Azmi menatap wanitanya yang sedang waspada padanya"saya pria normal Aqila!.."bisikan halus Azmi sungguh membuat queen tiba-tiba lemes sendiri,ada apa dengannya?,knp engk bisa melawan?.

"maaf Gus!,Aqila engk sengaja!.."

terpaksa dia merendahkan diri agar selamat,sungguh dia blm siap klau pria yang notabene suaminya ini meminta haknya sekarang,lagi pula ini salah dirinya,engk mungkin pria ini jadi seperti ini klau dia tak memancingnya tadi.

Azmi menatap gelisah gadis di depannya ini,posisi yang tidak menguntungkan bagi aqila tapi sangat menguntungkan dirinya.

"mas udah batal knp engk sekali aja!.."kata-kata yang penuh makna tersembunyi membuat queen semakin ketar-ketir,dia ingat sebuah kitab bahwa wajib bagi istri mengikuti Perintah suami termaksud hal yang intim sekali pun, memikirkan itu queen semakin gelisah.

"gus minggir Gus!,Aqila mau masak,Gus udah telat waktu sholat loh.."mencoba untuk mengalihkan perhatian Azmi yang masih menatap dirinya dengn lekat, hal itu membuat queen risih.

cup

sebuah kecupan singkat di bibir queen yang mematung di tempat sedangkan Azmi sudah pergi ke kamar.

"dia!!.."queen tidak bisa berkata-kata lagi sekarang,rasanya menyesal telah mengganggu pria itu yang diam-diam ganas juga.