Ratu Queen Natalia, sosok yang anggun dan bijaksana, terjebak dalam cinta segitiga dengan Raja Baldrick, suaminya yang tampan namun penuh rahasia, dan Selir Eliana, wanita muda yang memiliki pesona yang memikat hati sang raja. Cinta dan kegelisahan merajut benang-benang takdir di antara ketiga sosok tersebut, menciptakan pusaran emosi yang membingungkan.
Sementara itu, di Kerajaan Luminara, Raja Aldrich, pemimpin yang berani dan teguh, merencanakan untuk menjadikan Ratu Queen Natalia sebagai ratu di hatinya. Kekuatan dan ambisi, cinta dan dendam, terpilin rapat dalam permainan politik dan asmara yang rumit di antara dua kerajaan yang saling berlawanan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Little Fox_wdyrskwt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
༺ ༻ BAB 22 ༺ ༻
...✧༺♥༻✧...
Raja Baldrick masih memeluk Ratu Queen Natalia, menikmati kehangatan tubuh sang ratu. Ia menatap wajah Ratu Queen Natalia dengan penuh cinta dan kekaguman.
Raja Baldrick, "Kau sangat cantik, Ratu..." katanya, suaranya lembut dan penuh cinta. "Aku mencintaimu..."
Ia mengucapkan kata-kata itu dengan penuh keyakinan dan ketulusan, mengungkapkan isi hatinya yang terdalam. Setelah mengatakannya, ia mengangkat Ratu Queen Natalia dan menggendongnya dengan lembut.
Ratu Queen Natalia terkejut, wajahnya memerah karena malu. Ia memeluk leher Raja Baldrick dengan erat, menikmati kehangatan dan kenyamanan pelukan tersebut. Namun, ia tetap merasa malu jika ada orang yang melihatnya digendong oleh Raja Baldrick.
Ratu Queen Natalia, "Ehhh... Yang Mulia... aku malu jika ada yang melihat Anda menggendongku..." katanya, suaranya sedikit terbata-bata karena malu. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya, merasa pipinya semakin memerah.
Raja Baldrick tertawa kecil mendengar protes Ratu Queen Natalia. Ia semakin erat memeluk sang ratu, menikmati kehangatan tubuhnya dan aroma rambutnya yang harum. Ia berjalan perlahan menuju istana, menggendong Ratu Queen Natalia dengan penuh kasih sayang.
Raja Baldrick, "Tidak apa-apa, Ratu. Hanya kita berdua di sini. Lagipula, aku ingin selalu dekat denganmu." Suaranya lembut dan penuh cinta, menenangkan hati Ratu Queen Natalia.
Ratu Queen Natalia masih malu, namun ia tidak menolak pelukan Raja Baldrick. Ia menikmati kehangatan dan kenyamanan pelukan tersebut, merasakan cinta dan kasih sayang yang begitu besar dari Raja Baldrick. Ia memeluk leher Raja Baldrick dengan erat, menanamkan wajahnya di dada Raja Baldrick.
Ratu Queen Natalia, Berbisik. "Baiklah, Yang Mulia..." suaranya hampir tak terdengar, namun Raja Baldrick dapat mendengarnya dengan jelas. Ia tersenyum, merasakan kebahagiaan yang begitu besar.
Raja Baldrick terus menggendong Ratu Queen Natalia menuju kamar mereka. Sepanjang perjalanan, ia sesekali mencium lembut rambut Ratu Queen Natalia, menikmati aroma harumnya yang menyegarkan.
Ratu Queen Natalia bersandar nyaman di dada Raja Baldrick, merasakan detak jantungnya yang berirama. Keheningan di antara mereka berdua dipenuhi dengan cinta dan kebahagiaan yang teramat dalam. Hanya suara langkah kaki mereka yang terdengar di sepanjang koridor istana yang sunyi.
Sesampainya di kamar, Raja Baldrick dengan lembut meletakkan Ratu Queen Natalia di atas ranjang yang empuk. Ia menatap wajah Ratu Queen Natalia dengan penuh cinta dan kasih sayang.
Raja Baldrick, "Selamat malam, Ratu..." katanya, suaranya lembut dan penuh kelembutan.
Ratu Queen Natalia, "Selamat malam, Yang Mulia..." katanya, suaranya juga lembut dan penuh kelembutan. Ia membalas tatapan Raja Baldrick dengan penuh cinta.
Raja Baldrick mendekatkan wajahnya ke wajah Ratu Queen Natalia, dan mereka berdua saling berciuman dengan lembut, sebuah ciuman yang penuh dengan cinta, kasih sayang, dan kebahagiaan.
Ciuman yang menandai berakhirnya hari yang indah dan dimulainya malam yang penuh cinta dan kebersamaan.
Setelah ciuman yang penuh cinta itu, Raja Baldrick membaringkan Ratu Queen Natalia dengan lembut di atas ranjang. Ia menarik selimut hingga menutupi tubuh Ratu Queen Natalia, memastikan sang ratu merasa nyaman dan hangat.
Ia masih menatap wajah Ratu Queen Natalia, menikmati keindahan dan kelembutannya. Cahaya bulan menerangi wajah Ratu Queen Natalia, membuatnya terlihat semakin cantik dan mempesona.
Raja Baldrick, "Tidurlah, Ratu. Aku akan selalu ada untukmu." Suaranya begitu lembut, penuh dengan kasih sayang dan kelembutan.
Ratu Queen Natalia tersenyum dan memejamkan matanya. Ia merasa sangat aman dan nyaman dalam pelukan Raja Baldrick. Ia merasa sangat dicintai dan dihargai. Ia tahu bahwa ia telah menemukan kebahagiaan sejati dalam hidupnya, bersama dengan Raja Baldrick.
Raja Baldrick pun ikut berbaring di samping Ratu Queen Natalia, memeluknya dengan lembut. Ia mencium kening Ratu Queen Natalia sekali lagi, sebelum memejamkan matanya dan tertidur pulas dalam pelukan sang ratu.
Di dalam kamar yang sunyi dan tenang itu, terpancar cinta dan kebahagiaan yang begitu besar. Malam itu, mereka berdua tertidur pulas, dipenuhi dengan mimpi-mimpi indah dan harapan untuk masa depan yang cerah bersama-sama.
Keesokan harinya, sinar matahari pagi membangunkan Ratu Queen Natalia. Ia membuka matanya perlahan dan mendapati Raja Baldrick masih tertidur pulas di sampingnya, memeluknya dengan erat.
Ia tersenyum lembut, merasakan kehangatan dan kenyamanan pelukan tersebut. Ia tidak ingin membangunkan Raja Baldrick, ia ingin menikmati momen indah ini lebih lama lagi.
Ratu Queen Natalia masih terbuai dalam kebahagiaan. Ia merasakan cinta dan kasih sayang yang begitu besar dari Raja Baldrick. Ia bersyukur telah menemukan kebahagiaan sejati dalam hidupnya.
Ia tahu bahwa ia telah menemukan belahan jiwanya, seseorang yang akan selalu ada untuknya, seseorang yang akan selalu mencintainya dan melindunginya.
Setelah beberapa saat menikmati momen tersebut, Ratu Queen Natalia perlahan-lahan melepaskan pelukan Raja Baldrick. Ia bangun dari ranjang dan bersiap untuk memulai hari yang baru.
Ia merasa lebih bersemangat dan bahagia dari biasanya. Ia tahu bahwa hari ini akan menjadi hari yang indah, sebuah hari yang penuh dengan cinta, kebahagiaan, dan kebersamaan bersama dengan Raja Baldrick.
...✧༺♥༻✧...
Hari yang cerah menyambut istana Harmonia. Burung-burung berkicau merdu, sinar matahari pagi yang hangat menyinari setiap sudut istana, menciptakan suasana yang damai dan menenangkan.
Ratu Queen Natalia, yang baru saja bangun tidur, berdiri di balkon kamarnya, menghirup udara segar pagi hari. Namun, keheningan dan kedamaian itu tiba-tiba terusik.
Dari kejauhan, Ratu Queen Natalia melihat sesosok yang sangat dikenalinya berlari menuju istana dengan tergesa-gesa. Sosok itu adalah Pangeran Luminara, Aldrich.
Pakaiannya kotor dan kusut, rambutnya acak-acakan, dan yang paling mengejutkan adalah air mata yang bercucuran di pipinya. Aldrich terlihat sangat putus asa dan ketakutan.
Ratu Queen Natalia langsung merasakan firasat buruk. Ia segera berlari turun dari balkon, mendekati Aldrich yang sudah sampai di halaman istana. Para pengawal istana langsung berhamburan menghampiri Aldrich,
Namun Aldrich mengabaikan mereka dan berlari langsung ke arah Ratu Queen Natalia. Air matanya semakin deras membasahi pipinya.
Ratu Queen Natalia, "Aldrich! Ada apa? Mengapa kau terlihat seperti ini?" Suaranya dipenuhi dengan kekhawatiran.
Aldrich terengah-engah, mencoba mengatur napas sebelum berbicara. Ia masih menangis tersedu-sedu, tubuhnya gemetar hebat.
Aldrich Terisak, "Yang Mulia... Kerajaan... Kerajaan... Kerajaan Lumina diserang!"
Aldrich masih terisak-isak, tubuhnya gemetar hebat. Ia menggenggam erat lengan Ratu Queen Natalia, matanya menatap Ratu Queen Natalia dengan penuh harap dan keputusasaan.
Aldrich, "Yang Mulia.... di mana Kakak...?" Suaranya terputus-putus karena isakan. "Kakak Baldrick...?"
Ia terduduk lemas di tanah, air matanya masih bercucuran deras. Kenangan pahit tentang serangan ke Kerajaan Lumina memenuhi pikirannya.
Aldrick, "Kerajaan Lumina... diserang oleh para pengkhianat... Mereka menyerang saat kami tertidur... Ayah... Ibu... mereka... mereka membantu saya melarikan diri... Namun... namun mereka terjatuh ke jurang..." Aldrich menangis semakin kencang,
suaranya dipenuhi dengan kesedihan dan penyesalan. "Yang Mulia... di mana Kakak Baldrick...?" Ia kembali bertanya, suaranya penuh dengan harapan.
Ratu Queen Natalia langsung memeluk Aldrich dengan penuh khawatir. Tubuh Aldrich terasa sangat dingin dan lemas. Isakannya perlahan mereda, diganti oleh keheningan. Ratu Queen Natalia merasakan tubuh Aldrich yang mulai kehilangan kesadaran.
Ratu Queen Natalia, "Pangeran Aldrich..." Suaranya dipenuhi dengan kekhawatiran. Ia memeriksa nadi Aldrick, merasakan denyutnya yang melemah.
Aldrich pun pingsan di pelukan Ratu Queen Natalia. Dengan segera, Ratu Queen Natalia memanggil para pelayan istana untuk merawat Aldrich. Ia memerintahkan mereka untuk membawa Aldrich ke kamar perawatan dan memberikan pertolongan pertama.
Setelah memastikan Aldrich dalam perawatan yang baik, Ratu Queen Natalia bergegas menuju kamar Raja Baldrick. Ia menemukan Raja Baldrick sedang bersiap-siap memakai pakaian, tampaknya hendak pergi ke suatu tempat.
Raja Baldrick menoleh ketika mendengar langkah kaki Ratu Queen Natalia yang terburu-buru. Ia melihat wajah Ratu Queen Natalia yang pucat dan dipenuhi kekhawatiran.
Instingnya langsung mengatakan bahwa sesuatu yang buruk telah terjadi. Ia segera menghampiri Ratu Queen Natalia, menatapnya dengan penuh perhatian.
Raja Baldrick, "Ratu? Ada apa? Wajahmu pucat sekali." Suaranya dipenuhi dengan kekhawatiran.
Ratu Queen Natalia tidak menjawab, ia hanya menarik Raja Baldrick dan membawanya ke sebuah ruangan di mana Aldrich sedang dirawat.
Ia menceritakan segala sesuatu yang telah terjadi, mulai dari kedatangan Aldrich yang tergesa-gesa hingga pengakuan Aldrich tentang serangan ke Kerajaan Lumina dan kondisi orang tuanya. Air mata Ratu Queen Natalia berlinang saat menceritakan kondisi Aldrich yang pingsan.
...✧༺♥༻✧...
...Bersambung......