Faiz cucu dari seorang pengusaha terkenal di kota tempat tinggalnya harus rela menikahi anak dari sahabat sang papa yang tak lain wanita satu-satunya yang sangat dia cintai namun Faiz harus rela memendam perasaan itu setelah sang gadis memutuskan untuk menyerah mendekatinya dan memilih kuliah di luar kota.
Namun takdir mempersatukan mereka dengan cara yang yang tak terduga yaitu Faiz harus menggantikan pria yang telah meninggalkan Naira di hari pernikahannya gara-gara di tangkap polisi.
Namun hati dan perasaan Naira pada Faiz sudah hilang karena Naira sudah mendapatkan pengganti Faiz. Namun takdir berkata lain Naira harus rela menjadi istri dari cinta pertamanya.
Apakah Naira masih ada perasaan untuk Faiz?.
Apakah Faiz bisa membuat Naira jatuh cinta lagi padanya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astri Reisya Utami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dira kecelakaan.
"Bang lapar" ucap Naira membangunkan Faiz yang tertidur setelah bergelut di ranjang.
Ya setelah mereka saling jujur Faiz langsung meluapkan hasratnya yang selama tiga bukan ini dia pendam. Kejadian malam itu tidak hitung karena meraka dalam kondisi pengaruh obat.
"Pesan saja" ujar Faiz sambil menyerahkan ponselnya.
Naura pun mengambilnya namun dia kaget saat melihat layar ponsel Faiz ternyata foto dirinya saat masih SMA.
"Kodenya apa? " tanya Naira karena ponsel Faiz di kode.
"Tanggal lahir kamu" jawab Faiz.
Naira lagi-lagi di buat kaget ternyata Faiz sebucin itu padanya. Setelah selesai memesan Naira hendak turun namun di tarik Faiz.
"Mau kemana? " tanya Faiz.
"Mandi lah bang, udah hampir sore" jawab Naira.
Faiz pun melepaskan tangannya dan dia pun ikut bangun.
"Abang mau kemana? " tanya balik Naira karena heran.
"Mandi lah, biar cepat kita mandi bareng" jawab Faiz.
"Enggak ah, bukan mandi yang ada" tolak Naira dan Faiz di malah tersenyum.
"Bercanda sayang, udah gih kamu duluan" ujar Faiz dan Naira langsung melangkah masuk ke kamar mandi. Faiz dia tersenyum karena melihat cara jalan Naira yang sepertinya kesakitan.
Walau ini bukan yang pertama tapi tetep saja Naira kesakitan toh Faiz melakukannya tidak sekali. Selesai Mandi Naira keluar dan langsung giliran Faiz. Setelah merasa rapi Naira keluar kamar namun tiba-tiba bel pintu berbunyi dan Naira melangkah ke arah pintu dan langsung membukanya. Namun Naira kaget ternyata yang datang lagi-lagi Dira.
"Lo habis mandi? " tanya Dira. "Jam berapa ini?, di keramas lagi" ujar Dira.
"Udah ah jangan banyak ngomong" balas Naira.
"Gue serius tau, jangan sampai lo rela tidur sama abang gue terus entar lo di tinggal" ucap Dira.
"Gak mungkin lah, toh dia gak akan jadi pergi ke luar negerinya " balas Naira membuat Dira kaget.
"Serius lo? ".
" Serius dong, kalau gak percaya tanya aja"jawab nya sambil melihat ke arah kamar dimana Faiz keluar.
Dira dia langsung berdiri dan menghampiri sang abang.
"Bang, serius lo gak jadi pergi ke luar negerinya? " tanya Dira.
"Kata siapa? " tanya balik Faiz sambil melihat Naira.
"Tuh" tunjuk Dira pada Naira.
Faiz melangkah ke meja makan lalu duduk.
"Abang tetep akan ke pergi toh semuanya udah di urus. Naira abang suruh tinggal sama kamu di rumah mama selama abang di sana" jawab Faiz.
"Abang berapa lama di sana? "
"Mungkin satu atau dua bulan sampai selesai mengurus semuanya" jawab Faiz.
Naira melangkah ke arah Faiz dan Dira sambil membawa makanan yang sudah datang. Naira pun memindahkan makanan itu ke piring lalu di sajikan nya di meja makan.
"Makan Dira" titah Naira.
"Aku masih kentang" tolak Dira karena habis jajan.
Dira melihat ke arah Naira lalu bertanya, "lo gak maslah jika abang ke luar negeri? ".
Naira melihat ke arah Faiz sebelum menjawab.
"Yang penting abang gak ceraikan gue saja" jawab nya dan Faiz mengusap kepala Naira.
"Terus abang kenapa belum bilang ke mama jika kalian udah baikan? " Tanya Dira.
"Tar malam abang ke rumah sekalian makan malam" jawab nya.
"Dih itu mah cuman mau numpang makan saja" ujar Dira dan Naira dia hanya tersenyum.
Selesai makan mereka berbincang di tengah rumah sambil nonton televisi. Faiz dia tidak segan lagi bersikap manis pada Naira dan membuat Dira senang dan dia tidak lupa memotret mereka dan mengirimnya pada sang mama dan papanya.
"Bang aku pulang dulu" pamitnya setelah berdiri.
"Kenapa buru-buru? " tanya Naira.
"Iri gue liat kalian mesra gitu" jawab Dira asal karena dia cuman bercanda.
"Nikah makanya" balas Faiz.
"Dih, sekarang aja bilang gitu lah kemarin sedih mulu" ujar Dira lalu pergi karena takut di lempar sang abang.
Namun setengah jam setelah kepulangan Dira tiba-tiba ponsel Faiz berdering dan itu panggilan dari Dira. Namun yang bicara bukan Dira melainkan polisi yang memberitahu jika Dira kecelakaan dan sekarang dia berada di rumah sakit.
"Ada apa bang? " tanya Naira.
"Dira kecelakaan, sekarang kita ke rumah sakit" jawab Faiz sambil mengambil kunci mobil. Naira pun masuk kamar untuk mengambil dompet dan mereka langsung turun dan pergi ke rumah sakit. Setibanya di ruang sakit Faiz dia langsung menuju ruang IGD untuk melihat kondisi Dira.
"Maaf bapak keluarganya? " tanya suster dan Faiz mengangguk.
"Mari ikut saya ada yang mau Dokter jelaskan" beritahu suster dan Faiz pun langsung mengikuti suster. Naira dia menunggu di ruangan ini sambil melihat keadaan Dira yang terbaring tak berdaya.
Faiz dia masuk ke ruangan dokter lalu dokter menjelaskan jika kondisi Dira baik-baik saja namun kakinya harus di operasi karena patah dan kemungkinan Dira bisa jalan normal butuh waktu lama.
"Lakukan yang terbaik saja dok" ucap Faiz karena dia juga bingung harus bagaimana. Faiz kali ke ruangan Dira dengan raut wajah lesu dan murung.
"Ada apa bang? " tanya Naira yang khawatir melihat kondisi sang suami yang sepertinya sedih.
"Kaki Dira harus di operasi karena patah" jawab Faiz.
"Terus abang setuju? " tanya Naira.
"Ya mau gimana lagi, itu yang terbaik buat Dira" jawab Faiz.
"Papa juga pasti ingin yang terbaik buat Dira" jawab Faiz.
Tak lama mama dan papanya datang lalu menanyakan keadaan Dira.
"Gimana Dira bang? " tanya sang mama dengan wajah sedih.
"Dira harus di operasi kakinya karena patah" jawab Faiz.
"Fatah?, itu sih Dira susah banget di nasehati jangan pernah bawa motor, eh malah nekad bawa motor dan akhirnya ya seperti ini" omel sang mama.
"Ma walau naik mobil ya tetep jika Dira harus kecelakaan" ucap Faiz menenangkan sang mama.
Dira langsung di bawa ke ruang operasi dan semua orang menunggu operasi selesai.
Sudah hampir dua jam dokter belum selesai dan baru selesai setelah tiga jam. Dira langsung di pindahkan ke ruangan perawatan dan masih belum sadar akan diri.
"Kamu pulang duluan, abang mau nungguin Dira disini" ucap Faiz pada Naira.
"Aku takut di rumah sendiri" ucap Naira.
"Kamu pulang ke rumah orang tua ku saja dulu, besok abang jemput" ucap Faiz dan Naira mengangguk dan menyuruh sang adik menjemputnya.
Setelah Naira pulang sekarang tinggal Faiz dan sang mama karena sang papa pulang dulu untuk mengambil obat mama.
"Kamu sama Naira udah baikan? " tanya sang mama dan Faiz dia tersenyum lalu mengangguk.
"Rencana kamu ke luar negeri gimana? "
"Aku akan tetap pergi dan Naira aku suruh tinggal sama mama" jawab Faiz.
"Mama senang karena akhirnya kamu dan Naira baikan. " ujar sang mama dan Faiz mengangguk.
siap² aja ya sakti di gulingkn sm faiz de..
lanjuut