Dea sudah menjadi sekretaris dan simpanan Arden Harwell selama 2 tahun. Disaat Arden akan menikah dengan wanita pilihan keluarga nya Dea memutuskan untuk menyudahi hubungan mereka.
Membuatnya dan Arden menjadi mantan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim.nana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30 - Cincin Pasangan
Setelah berhasil mengusir nona muda dari keluarga Lin, petugas keamanan itu melaporkannya pada Silvana. Tapi Nyonya nya itu hanya diam tidak memberikan respon apapun.
Silvana malah mengangkat tangan kirinya dan membuat gerakan mengusir. Wanita patuh baya ini kembali melamun, saat teringat tadi pagi dia sarapan seorang diri.
Arneta dan Arsila langsung pergi saat dia datang kesana.
Diantara mereka bertiga tidak ada lagi pembicaraan hangat seperti dulu. Dia gadis kecilnya yang ceria berubah jadi dingin seperti Arden.
Silvana termenung, merasakan dadanya yang semakin sesak.
Kembali dia ingat ucapan Arneta sebelum anaknya itu pergi kuliah.
Mama sangat tahu bagaimana rasanya kehilangan keluarga, papa Ma. Tapi Mama dengan tega meminta kak Dea untuk melupakan keluarganya yang masih ada hanya untuk bisa diterima di keluarga ini. Mama sungguh jahat.
Dan sekarang kak Dea pergi, bagaimana jika ucapan abang benar tentang kak Dea yang hamil? apa mama tidak memikirkan nasib janin itu?
Saat mengatakan itu Arneta menangis, sementara Arsila terus menenangkan sang kakak.
Sudah Ta , sebaiknya kita pergi. Percuma bicara dengan Mama, hatinya sudah seperti batu.
Silvana membuang nafasnya kasar, kini hubungannya dengan Arneta dan Arsila selalu dipenuhi perdebatan.
Tapi tentang Dea, tidak semudah itu pula untuk dia terima. Sejak awal Arden dan Dea memiliki hubungan, Silvana mengetahui itu. Tentang seorang wanita yang rela menjatuhkan tubuhnya diatas ranjang hanya untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Dan Silvana adalah seorang ibu yang menginginkan anak-anaknya mendapatkan yang terbaik.
Sementara Dea sudah begitu cacat di mata nya.
"Sam!!" teriak Silvana, Samuel adalah tangan kanannya yang juga menjadi supir dia.
"Sam!" teriak Silvana sekali lagi, hingga seseorang yang namanya dipanggil datang dengan langkah kaki lebar.
"Ya Nyonya."
"Pergilah, temui Leon dan cari tahu sebatas mana hasil pencarian mereka pada Dea."
"Baik Nyonya."
"Dan satu lagi, katakan pada Leon jangan mengatakan hal ini pada Arden, jangan beritahu Arden jika aku meminta mu datang kesana."
"Baik Nyonya."
Setelahnya Sam pergi dan Silvana kembali membuang nafasnya berat.
Entah bagaimana nantinya, namun kini dia pun ingin menemukan Dea. Silvana pun ingin memastikan sesuatu, benarkah Dea hamil atau tidak.
1 bulan telah telah lewat. Selama itu pula Mona tidak bisa menemui keluarga Harwell.
Pencarian Arden dan Silvana pada Dea pun belum membuahkan hasil. Mereka tidak bisa menemukan Dea di kota S. Dari data yang mereka peroleh wanita yang diduga Dea kini pergi ke kota T.
Wanita itu seolah tahu jika sedang dicari dan dia terus pergi untuk menghindar.
"Sampai kapan kamu akan menghindari aku De? apa uang mu belum habis?" gumam Arden. Dia berdiri di dinding kaca ruang kerjanya. Menatap jauh keluar sana seolah bisa melihat Dea.
"Leon."
"Ya Tuan."
"Hentikan dulu pencarian ini selama 1 bulan, ku rasa wanita ku juga perlu beristirahat."
"Baik Tuan."
"Setelahnya ulangi pencarian di kota S, ku rasa dia masih disana, namun bersembunyi dengan sangat baik."
"Baik Tuan."
Setelah Leon pergi, Arden mengangkat tangan kanannya. Melihat jari manis yang sudah dia sematkan sebuah cincin. Meski Dea pergi namun Arden tetap membeli cincin pasangan itu, milik Dea selalu dia bawa di saku celana. Arden tetap melakukan apapun yang sudah direncakannya dengan Dea.
Bahkan Arden tetap membelikan Dea baju baru pula.