NovelToon NovelToon
SESAL YANG TERLAMBAT

SESAL YANG TERLAMBAT

Status: tamat
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Pelakor jahat / Tamat
Popularitas:349.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Mia

Virginia Fernandes mencintai Armando Mendoza dengan begitu tulus. Akan tetapi kesalah pahaman yang diciptakan Veronica, adik tirinya membuatnya justru dibenci oleh Armando.

Lima tahun pernikahan, Virginia selalu berusaha menjadi istri yang baik. Namum, semua tak terlihat oleh Armando. Armando selalu bersikap dingin dan memperlakukannya dengan buruk.

Satu insiden terjadi di hari ulang tahun pernikahan mereka yang kelima. Bukannya membawa Virginia ke rumah sakit, Armando justru membawa Vero yang pura-pura sakit.

Terlambat ditangani, Virginia kehilangan bayi yang tengah dikandungnya. Namun, Armando tetap tak peduli.

Cukup sudah. Kesabaran Virginia sudah berada di ambang batasnya. Ia memilih pergi, tak lagi ingin mengejar cinta Armando.

Armando baru merasa kehilangan setelah Virginia tak lagi berada di sisinya. Pria itu melakukan berbagai upaya agar Virginia kembali.

Apakah itu mungkin?
Apakah Virginia akan kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29. Hukuman untuk keluarga Fernandez

“Apa yang kalian lakukan padaku? Cepat lepaskan aku!” Veronica terus berteriak dan meronta ketika tiba-tiba beberapa orang pria berjas hitam datang ke rumah dan menangkapnya lalu menyeret dia dan kedua orang tuanya, membawanya keluar dari kediaman keluarga Fernandez.

“Apa yang kalian lakukan padaku? Lepaskan!!” teriakan yang sama terdengar dari mulut Tuan Fernandez. Pria tua itu mendapat perlakuan yang sama dari pria-pria berjas hitam.

“Kalian tidak tahu siapa aku, ha?! Aku calon mertua Armando Mendoza. Kalian akan menyesal berbuat ini!” Nyonya Fernandez berseru dengan percaya diri.

Brukkk

Para pria berjas hitam melemparkan ketiga orang itu hingga jatuh berlutut.

“Armando…!”

“Tuan Mendoza..!”

Veronica dan mama papanya berseru bersamaan saat mereka mengangkat wajah dan mendapati Armando duduk di sebuah sofa mewah di hadapan mereka. Di belakang sofa pria itu, berdiri empat orang pria berseragam medis dan memakai masker.

Armando diam menatap jarinya yang tanpa cincin. “Mati terlalu mudah untuk kalian.” Suara Armando datar tanpa menatap ketiga orang itu.

“Maafkan saya, Tuan Mendoza. Selama ini yang menyiksa Virginia adalah mereka.”

Tampaknya Tuan Fernandez sudah tahu apa yang saat ini sedang terjadi pada mereka. Jadi memilih mencari jalan aman. Pria tua itu menunjuk ke arah Veronica dia dan ibunya.

“Saya sama sekali tidak terlibat,” ucap pria tua itu melempar kesalahan pada anak dan wanita yang telah bertahun-tahun menjadi selingkuhannya.

Veronica terkejut mendengar ucapan ayahnya. “Tidak. Itu tidak benar.” Veronica menggelengkan kepala. wajah wanita itu seketika pucat Pasi. “Papa? Kenapa papa bicara seperti itu?

“Jelas-jelas papa yang tidak pernah menyayangi kakak.” Veronica berkata sendu. Jika dibutuhkan, dalam situasi genting tak masalah siapapun dikorbankan. Yang penting harus bisa cari aman untuk diri sendiri. Salah siapa? Papanya yang mulai mengajari lebih dulu. Dia hanya gadis penurut.

Armando berdiri dari duduknya lalu berjongkok di hadapan Tuan Fernandez membelai kepala pria itu. “Aku tidak akan menyakitimu!” ucap Armando. “Tapi aku akan membuatmu hidup sengsara.” Lanjutnya membuat raut lega yang sesaat hadir di wajah tuan Fernandez hilang seketika.

Sorot matanya yang mengintimidasi tajam. “Kamu akan merasakan ingin mati karena keinginan sendiri. Tapi itu pun tak kan bisa.” Armando mendorong tubuh pria itu hingga terjengkang.

“Tuan Mendoza, tolong ampuni aku.” tuan Fernandez berusaha bangun lalu merangkak memohon, berlutut di hadapan Armando dengan telapak tangan menyatu.

Armando tidak peduli, pria itu berdiri dari jongkoknya menatap tajam ke arah pria yang pernah menjadi mertuanya.

“Maafkan aku Tuan Mendoza. Tolong maafkan aku kali ini saja.” Suara Tuan Fernandez yang terdengar putus asa sama sekali tidak berarti.

“Lempar dia ke jalanan! Jual grup Fernandez dan sumbangkan uangnya ke beberapa yayasan! Tapi ingat, jangan ada sedikitpun yang masuk ke yayasan yang dikelola oleh Virginia. Aku tidak mau bau sampah mengotori kenangan istriku!”

“Baik, Tuan.” Beberapa orang pria berjas hitam segera menjalankan perintah Armando, menyeret pria tua itu keluar hadapan Armando.

“Tidak. Tuan Mendoza, tolong ampuni saya. Saya akan kembalikan semua yang sudah saya ambil.” Suaranya bagai tak terdengar. Para bodyguard terus menyeret tuan Fernandez pergi dari hadapan Armando.

Tatapan Armando beralih kepada nyonya Fernandez. “Bawa wanita tua itu juga, jual sebagai budak tanpa bayaran sepeserpun.”

Nyonya Fernandez berteriak dan meronta, tapi tetap kalah tenaga dengan para bodyguard.

Kini tinggallah Veronica yang masih duduk bersimpuh seorang diri. Dia inilah yang oleh Armando dianggap sebagai sumber penderitaan terbesar bagi Virginia.

Armando berjalan mendekat lalu membungkukkan sedikit badannya. “Bangun!” serunya sambil meraih dagu wanita itu.

Veronica berdiri dengan wajah pucat menatap Armando berharap pengampunan.

“Bukankah dulu kamu pura-pura sakit, lalu menipu Virginia untuk mengambil sumsum tulang nya?” Armando menjambak rambut Veronica membuat wajah wanita itu menatap ke atas. “Sekarang aku akan ambil kembali semua yang pernah kau ambil dari Virginia.”

“Jangan!” Veronica menggeleng panik. Ia benar-benar ketakutan. Armando yang ia lihat saat ini benar-benar berubah dari sebelumnya. Bukan lagi Armando yang dulu sangat menyayangi nya. Yang di hadapannya kini tak lebih baik dari seorang psikopat.

“Armando biar kujelaskan. Sebenarnya, sumsum kakak yang dulu itu tidak pernah digunakan padaku.” ucap Veronica. “Armando kamu tidak boleh begini? Bukankah kita saling mencintai? Aku yakin kamu hanya sedih sesaat karena kepergian kakak. Aku memakluminya.”

Armando menatap datar, membelai rambut Veronica. Dia melihat pita rambut berwarna merah di sana. Dengan gerakan lembut pria itu seolah-olah sedang mengambil pita itu dari rambut Veronica. Mengamatinya, lalu meletakkan di telapak tangan kiri.

Armando beralih menatap dada Veronica. Ada kalung berliontin angsa menggantung di sana. Armando kembali menggerakkan tangan kanannya, meraih kalung itu dan menyentaknya paksa hingga terlepas. Mengamati sebentar lalu meletakkan bersama pita merah di telapak tangan kiri.

“Aku sudah mengambil kembali apa yang seharusnya menjadi milikmu, Virginia.” Armando bicara seorang diri.

Veronica mengerutkan kening melihat apa yang dilakukan oleh Armando. Pria itu seakan memegang sesuatu padahal ia tak melihat apapun di tangan Armando. Seketika wanita itu bergidik, merinding, tapi tak berani bersuara. Hanya saja ia tengah meyakini satu hal. Kondisi kejiwaan Armando sedang tidak baik-baik saja.

Armando melangkah meninggalkan Veronica lalu kembali duduk di sofa. Mengamati telapak tangannya yang menggenggam pita dan kalung. Para bodyguard dan pria berseragam medis saling pandang. Veronica semakin merinding. Mereka tak melihat apapun di tangan Armando. Namun, diam-diam Veronica bernapas lega. Persetan jika pria itu gila. Yang penting dia selamat. Begitu pikirnya.

“Kalian semua! Ambil sumsum tulangnya sekarang. Berapa yang dulu dia ambil dari Virginia, sekarang ambil sepuluh kali lipat!”

Veronica tersentak. Ketenangan sesaat lalu sirna. Seketika tubuhnya bergetar karena takut. Ngeri. “Tidak. Armando jangan lakukan ini padaku. Demi masa lalu kita. Ingatlah aku sangat mencintaimu!” Wanita itu bahkan sudah dalam posisi berlutut, memohon dengan membenturkan kening di lantai.

“Lakukan!” Armando tetap pada perintahnya.

“Armando kamu tidak boleh begini. Armando..” Veronica hendak mendekat ke arah Armando, tapi beberapa pria berjas hitam segera mencegahnya. Melumpuhkan wanita itu hingga tengkurap di lantai. Mereka memegangi tangan dan kaki Veronica, menekan punggungnya agar tak bisa berontak.

Empat orang pria berseragam medis lengkap dengan kotak peralatan medis di tangan mereka segera mendekat untuk menjalankan perintah. Menyuntikkan obat bius, lalu melakukan operasi dadakan. mengambil paksa sumsum tulang belakang milik Veronica.

Pemberian obat bius yang hanya sebagian membuat Veronica tetap terjaga. Sesekali terdengar ia merintih lemah, tetapi Armando sama sekali tidak peduli. Suara rintihan Veronica seolah menjadi nyanyian merdu di telinganya. Pria itu bahkan menyaksikan jalannya operasi tanpa berkedip.

Beberapa saat kemudian petugas medis telah menyelesaikan pekerjaannya. Dan meninggalkan Veronica yang terkulai lemah di atas lantai.

“Virginia, semua yang menjadi milikmu sudah aku kembali ambil kembali. Kali ini tidak ada yang bisa mengambil yang seharusnya jadi milikmu.” Armando berdiri dari duduknya, melangkah pergi dari tempat itu dengan melangkahi tubuh Veronica. Para bodyguard yang dilewatinya menundukkan kepala.

“Urus dia!”

1
Betty
Bagus
Jolie
bgs
Khansa Sutresno
persis bgt crita di dracin stlh q baca....
Nisa Nisa
Habiskan sisa hidupmu dlm penyesalan Armando. Kamu jahat sekali.
Nisa Nisa
Herannya ada jadilah tes DNA dari mana? siapa pembandingnya. Tdk ada yg bertanya tdk Armando tolol ataupun Cecilia. Sergio sepertinya tahu sesuatu dari Kai
Nisa Nisa
Hanya begitu sikapnya pd Veronica padahal dia sdh tahu kebenarannya, ttg kebohongan vero dan penyiksaan Virginia oleh vero dan ibunya dan begitu dia bilang dia cinta Virginia?? coba kalau dulu bgm sikapnya pada virgi dan vero. kalau ada yg bilang Armando mencintai Virginia dan hanya tertipu oleh vero fix yg bilang gagal paham apa itu cinta dan terlalu memuja Armando
Nisa Nisa
maksa mau mengakuisisi group Morantes, dasar serakah bertopeng demi bisa bertemu Virginia. Itu bukan cinta itu keserakahan
Nisa Nisa
mau menguasai harta morantes jg rupanya. Kurang apa perusahaan mu dibantu saat bangkrut dulu. Dasar manusia tanpa ahlak
Nisa Nisa
manusia sombongnya menyundul langit bahkan tak ada satu kata maaf terucap dari bibirmu. Maunya semua orang menyanjung dan menghormati tp dia sendiri berperilaku lebih rendah dari hewan yg bahkan mencintai anak keturunannya.
Nisa Nisa
Dasar otak rongsokan
Nisa Nisa
yg membaringkan ingatan masa kecil ttg Virginia, kenapa yg dicintai mati-matian adalah veronica. selama lamanya berpisah gk akan ketukar nama dan orang begitu Thor. ini cerita alurnya kacau
Nisa Nisa: maksudnya menbagongkan, bukan membaringkan.
total 1 replies
Nisa Nisa
kok tiba-tiba namanya veronica, sebelumnya Virginia. ini ingatan siapa yg kacau
Nisa Nisa
nah jelas namanya Virginia knp jadi veronica yg diingat Armando tolol
Nisa Nisa
cinta seperti apa sih yg diyakini tokoh2 di novel.. cinta balas budi, cinta masa kecil, cinta hutang nyawa. Tapi salah orang. Itulah jika salah mengartikan cinta, cinta itu ketulusan. cinta is cinta. just it. no reasons
Nar Sih
kasihan kmu esmeralda ,yg harus jdi korban nafsu armando
Nisa Nisa
Sebabnya krn dia lelaki sombong, arogan. Dia berpikir bisa mengendalikan semua orang termasuk Virginia
Nisa Nisa
knp selama ini tdk ada yg mengatakan kebenarannya pada Armando, tdk ibunya tdk Cecilia malah iparnya
Nisa Nisa
jikapun akhirnya Armando percaya jika Virginia yg merawatnya lalu menyesal itu hanya rasa bersalah dan merasa tdk bisa balas budi. Tetap itu bukan cinta. Karena cinta yg datang setelah semua sesal itu bukan cinta tp penyesalan
Nisa Nisa
nah begitulah cinta Armando mau melakukan apa saja utk Veronica, spt selama ini Virginia jg mau melakukan apa saja utk menyenangkan Armando
Nisa Nisa
Armando hanya tidak Terima bahwa Virginia yg menceraikannya, ego laki-laki nya merasa dikalahkan. Padahal dia yakin sekali Virginia sangat mencintainya dan tak mungkin bisa bercerai dgnnya buktinya dia bisa memperlakukan sesuka hatinya. Armando hanya marah krn kehilangan kendali atas Virginia. Kalau ada yg mendefinisikan perasaan itu cinta sungguh terlalu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!