NovelToon NovelToon
Gagal Menikah Gara-gara Gendut

Gagal Menikah Gara-gara Gendut

Status: tamat
Genre:Tamat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Mengubah Takdir / Romansa / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:831.5k
Nilai: 4.8
Nama Author: Ipah

Menikah adalah cita-cita setiap wanita. Apalagi, ketika menikah dengan laki-laki yang begitu didamba dan dicintai.

Namun apa jadinya, ketika dihari pernikahan itu di gelar, justru mendapat kabar dari pihak mempelai laki-laki. Tentang pembatalan pernikahan?

Hal itulah yang tengah dialami oleh Tsamara Asyifa. Gadis yang berusia 25 tahun, dan sudah ingin sekali menikah.

Apakah alasan yang membuat pihak laki-laki memutuskan pernikahan tersebut?

Lalu, apakah yang Syifa lakukan ketika mendengar kabar buruk itu?

Akankah ia mengemis cinta pada laki-laki yang sangat ia cintai itu? Atau justru menerima takdirnya dengan lapang dada.



Hari pernikahan adalah hari yang begitu istimewa.

Tapi apa jadinya, jika di hari itu justru pihak laki-laki membatalkan pernikahan? Tanpa diketahui apa sebabnya.

Hal itulah yang di alami oleh Tsamara Asyifa.

Akankah ia akan mengemis cinta pada laki-laki yang sangat ia cintai itu, untuk tidak membatalkan pernikahannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ipah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23. Dipermalukan vs Mempermalukan

"Benar apa yang ia katakan, mas?" tanya Olive memastikan. Ia menatap Anggara dengan serius.

"Percuma, kak. Dia tidak bakal mengaku. Karena takut dimarahi kakak." lagi, Soffin menjawab pertanyaan Olive yang tidak ditujukan padanya.

"Diam kau, anak kecil. Sukanya ikut campur saja." maki Anggara pada Soffin.

"Anak kecil itu memang tidak pernah berkata bohong. Justru orang dewasalah yang sering berbohong. Kenapa kamu menyuruh adikku diam, jika kamu tidak melakukannya, harusnya santai saja dong." ucap Tsamara, yang sejak tadi lebih banyak diam. Tapi menahan rasa sangat dongkol dihatinya.

"Kita pergi, dek. Kakak ngga mau kamu dekat-dekat dengan orang toxic seperti mereka." Tsamara segera menggandeng tangan adiknya.

"Mas, kenapa kamu diam saja? Jawab dong, biar aku ngga penasaran." tanya Olive pada Anggara dengan tegas.

"I-iya. Dia itu memang menyukai ku. Lalu ngebet pengen menikah dengan ku. Aku sudah menolak, tapi dia itu tetap ngeyel. Akhirnya aku terpaksa menerima. Karena kalau tidak, dia itu mengancam keluargaku.

Keluarganya begitu bahagia anaknya yang gendut menikah, sehingga sampai menyelenggarakan pesta pernikahan yang mewah, dan menghabiskan banyak dana.

Nah, menjelang hari pernikahan, aku kabur. Karena hatiku tidak tenang jika harus menikah dengannya. Akhirnya keluarga ku yang disalahkan. Lagian aku dan keluargaku juga sudah bilang di awal, tidak suka dengannya. Lihat saja, bodynya yang gendut. Membuatku ilfill."

"Hem, benar juga apa katamu, mas. Aku juga ilfill lihat badannya." Olive bergidik ngeri melihat bagian belakang tubuh Tsamara yang masih terlihat menggelambir.

"Makanya aku menggagalkan pernikahan itu. Karena aku yakin ada wanita yang layak dan cocok untuk menjadi pasangan hidup ku." Anggara kembali mengeluarkan kata-kata gombalnya.

Olive pun tersipu malu, dan membuat sejenak melupakan kekesalannya karena baju kotor yang terkena es krim tadi.

"Yuk, kita jalan lagi." ajak Anggara sambil melingkarkan tangannya di bahu Olive. Dan Olive pun melingkarkan tangannya di pinggang Anggara.

"Mas, aku pengen beli tas." cicit Olive.

"Kalau pengen, ya beli dong."

"Kamu beliin?" Anggara menganggukkan kepalanya.

Olive pun bersemangat melangkahkan kakinya menuju store tas. Lalu memilih milih mana yang cocok dengannya.

"Aku mau yang ini. Bagus kan mas?" Olive mencoba tas berwarna merah yang memiliki merk Gantungan Kunci ke bahu kanannya.

"Bagus sih." ucap Anggara manggut-manggut sambil salah satu tangannya bersedekap dada, dan tangan satunya memegang dagu.

"Ya sudah, ayo kita bayar." ajak Olive dengan kegirangan.

Keduanya pun berjalan menuju meja kasir. Lalu menyerahkan barang tersebut.

"Totalnya seratus juta lima ratus ribu, kak. Silahkan mau dibayar pakai uang cash, transfer, atau kartu kredit?" ucap karyawati itu.

"Apa! Se-seratus juta?" Anggara membulatkan matanya tak percaya dengan pendengarannya.

"Satu juta lima ratus kali. Kamu salah menjumlah." ucap Anggara lagi. Ia tidak percaya, jika ada tas yang harganya setara uang bulanannya.

"Tidak ada kekeliruan disini, kak. Seratus juta lima ratus ribu totalnya." ulang kasir, kukuh dengan pendiriannya. Bahkan ia sampai memperlihatkan price tag yang ada di tas itu.

Seketika Anggara menelan saliva berat. Karena harus mengeluarkan uang sebanyak itu, untuk wanita yang baru sebulan dekat dengannya.

Tapi, ia segera menepis pemikiran buruk itu. Ia yakin, pengorbanannya akan tergantikan jika berhasil menikah dengannya.

Ia akan hidup bergelimang harta dan menjadi istri dari seorang wanita cantik. Akhirnya, ia lebih memilih membayar dengan menggunakan kartu kredit saja. Uang yang ada di ATM, sudah tidak cukup.

Setelah puas mengelilingi mall, dan berbelanja baju, tas, sepatu dan aneka accesoris lainnya, pasangan Anggara dan Olive pun keluar.

Tak disangka jika keduanya kembali melihat Tsamara dan adiknya yang sedang merapikan barang belanjaan mereka di ranjang sepeda. Mereka menarik sudut bibir ke atas, terlihat mencemooh.

"Makanya, pakai mobil dong kalau bepergian. Jadi ngga ribet kayak gitu." seloroh Olive, dengan suara yang keras. Sehingga membuat Tsamara dan Soffin menoleh ke arahnya.

"Kami tidak merasa ribet. Kenapa kamu yang sewot." balas Soffin.

Entah mendapat keberanian dari mana, bocah kecil itu selalu saja menjawab ucapan Olive dan Anggara. Bahkan Tsamara dibuat terheran-heran dengan tingkahnya. Pasalnya Soffin cenderung anak yang pendiam.

Olive dan Anggara kembali terperangah. Karena anak kecil itu membalas ucapannya.

"Hai. Aku hanya menasehati mu. Kalau tidak mau ya sudah. Ngga rugi juga aku. Lagian, kalian itu sudah miskin saja, lagaknya kalau belanja ke mall. Ngga malu apa dengan penampilan nya. Sudah gendut, item, dekil pula. Kalau sering kena sinar matahari, pasti ngga ada sebulan, sudah jadi ayam bakar kulitnya. Idih." Olive mencibir, sambil mengedikkan bahunya.

"Kami tidak butuh nasehat dari mu. Atau dari laki-laki disampingmu itu. Lagian di mall juga tidak ada peraturannya, pengunjung yang gendut tidak boleh masuk. Yang ada itu, justru pengunjung yang tidak membawa uang yang cukup, untuk membayar barang-barang belanjaan nya." balas Tsamara dengan suara yang keras, dan menaikkan sebelah sudut bibirnya. Ia puas melihat Anggara diam membeku. Beberapa pasang mata juga tengah melihat ke arah keduanya.

1
tarry chantiq
bukae semenjak anggara membatalkan pernikahan.trus belum lama itu anggara menyuruh papanya mengembalikan saham - saham pak abas ya.kok sekarang baru di cabut.
Dewi sumarti
Luar biasa
Leni Ika Wati
dengerin omongan si Anggara jadi kesel sendiri ibarat kata di dunia nyata dia org setengah warah kalo diladeni GK ada habisnya GK diladeni kesel sendiri denger omongannya 🤣🤣
tarry chantiq
bukane masang cincinnya uda ketiga kali ini pas midodareni
Lyssa Ly Alex
Luar biasa
Amalia Khaer
ini si Anggara mata keranjang bnget yaa. GK bisa liat cwe cntik dikit lngsung jelalatan
Amalia Khaer
tiap bahas Tsa, psti tanjakannya slalu ngikut.
Liany Aprilia
angka uangnya Knoba ngga cape rupiah saja ini mengajak pembaca untuk berhitungg
Amalia Khaer
"hanya mengambil selusin". hanya? 😱😱
Mimih Milania
Lumayan
Mimih Milania
Biasa
Amalia Khaer
jengkelin juga y si Anggara ini.
Amalia Khaer
Luar biasa
Amalia Khaer
lahhh SDH punya ank Segede itu msih GK mau dibilangin tua? ampun dah
Amalia Khaer
kasihan, kurang mamahnya. TDK bisa merasakan keseruan mereka.
Amalia Khaer
trnyata soffin laki2 ya 😂😂kirain cwe
MommaBear
Luar biasa
my+ng
👍👍👍👍👍👍👍
Minn
saling kuras menguras
Minn
hahahaha
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!