Dibesarkan dari bayi, oleh seorang pemulung yang menemukannya di tumpukan sampah, dan dia dihina dengan tetangganya karena hidup miskin bersama orang yang menemukannya. dan dia juga di anggap anak haram karena mereka menganggap orang tuanya malu saat melahirkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Kubur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
...
Di sebuah rumah bak istana Tuan Perabu menambah pasukan untuk mencari keberadaan putrinya, karna ada seseorang yang mengirim foto yang sangat mirip dengan istrinya saat muda dulu, bahkan juga foto itu melihatkan kaling liontin simbol dari keluarganya.
" Cepat kalian berangkat sekarang, dan cari sampai paling pelosok desa itu." perintah pak perabu dengan suara menggelegar.
mereka semua serempak membubarkan diri dan langsung menuju desa yang sudah disebutkan pak perabu. bahkan pak perabu meminta100 orang tambahan untuk mencari putrinya.
" semoga dewi cepat ketemu ya pah." ucap bu anggun sambil memeluk suaminya.
" iya mah kita berdoa saja, agar secepatnya putri kita cepat ketemu."
" apa papah yakin orang yang mengirim foto itu bisa dipercaya.?"
" papah yakin mah, karna wajah anak itu sangat mirip mamah waktu muda, bahkan dia mengenakan kalung liontin simbol keluarga kita."
" mamah sudah sangat merindukan putri kita pah."
" mamah sabar ya sebentar lagi orang papah pasti akan menemukannya." pak perabu terus meyakinkan istrinya, dan pak perabu menuntun bu anggun agar duduk disofa.
" pah besok anterin mamah ke pasar ya." ucap bu anggun setelah mereka duduk disofa
" kenapa kepasar mah, biasanya juga di supermarket kalau mau belanja.?"
" gak tau pah, tiba-tiba mamah pingin belanja di pasar."
" ya udah besok papah anterin."
obrolan mereka berlanjut dengan foto yang dikirim oleh orang yang misterius.
Setelah lama mereka mengobrol. mereka berdua memutuskan untuk tidur, karna rasa lelah yang sudah menggelayuti tubuh mereka.
pak perabu dan bu anggun tidak memiliki anak lagi setelah melahirkan kiran, bu anggun dinyatakan mempunyai penyakit kista oleh dokter, mau tak mau bu anggun menjalankan operasi dan menyebabkan dia tidak bisa hamil lagi..
.
Lama kiran melamun sampai terdengar suara yang mengagetkannya..
" dipanggil dari tadi ternyata enak-enakan disini." ucap bu mayang dengan nada cemprengnya.
kiran mengelus dada karna terkejut mendengar suara bu mayang.
" ada apa lagi nyonya." tanya kiran dengan ramahnya.
" kami dipanggil putra saya tidak dengar, sana keluar temui dia." ucap bu mayang, kiran langsung melangkah setelah mengangguk.
dengan langkah berat kiran melangkah menuju depan, kiran kaget ternyata disana sudah ada kekasih suaminya.
mereka bukan sekedar mengobrol melainkan mereka sedang bercumbu, dan suaminya meremas gunung kembar perempuan itu, tanpa memperdulikan sekitarnya, sampai pakaian perempuan yang bersama suaminya terlihat berantakan.
bukan merasa cemburu, melainkan kiran merasa jijik dengan apa yang sedang dia lihat saat ini.
" jadi kamu memanggil ku datang, hanya untuk memamerkan perbuatan bejad kamu dengan perempuan itu mas." ucap kiran menghentikan kegiatan suaminya saat tangan suaminya akan masuk ke ujung dress mini yang di kenakan perempuan itu.
tanpa merasa berdosa dan bersalah mereka membenarkan posisi duduk mereka menghadap ke arah suara kiran.
" Sudah jangan banyak drama, duduk aku ingin mengatakan sesuatu." ucap putra suami kiran, sedangkan kiran hanya berdiri tidak mengikuti perkataan putra. dan itu membuat putra kesal, kemudian putra menghampiri kiran dan kembali berkata.
" Kirana Dewi Perabu, aku talak kamu, sekarang kamu bukan lagi istriku."
bagaikan disambar petir dimalam yang penuh dengan bintang, kiran kaget,
memang kiran akan menduga semua ini akan terjadi, tapi dia tidak berpikir akan secepat ini.
" dan kartu ini ada uang seratus juta, anggap saja itu uang nafkah yang selama ini tidak aku berikan, besok aku akan mengurus perceraian kita." lanjut putra menyerahkan kartu ATM pada kiran.
setelah menyerahkan kartu atm yang berisi uang seratus juta, putra kembali mendekat ke arah kekasihnya.
" kamu jangan pergi malam ini, besok saja setelah kamu selsai masak untuk temen arisan saya." bu mayang tiba-tiba berucap setelah mendengar putranya mengucap talak pada kiran, bu mayang bukan main senangnya.
kiran tidak menjawab melainkan melenggang pergi meninggalkan mereka. kiran memasuki kamar dengan diiringin air mata yang terus mengalir.
" Ya Allah aku harus kemana nanti, sedangkan orang yang membawa ku kesini sudah pergi meninggalkan ku, sedangkan aku dikota ini tidak mengenal satupun orang kecuali mereka." kiran terus menangis meratapi nasipnya.
sampai malam semakin larut, akhirnya kiran tertidur setelah lelah dengan tangisannya.
pagi hari kiran bangun seperti biasa setelah menjalankan Sholat Subuh, tapi kali ini kiran tidak mau memasak untuk mereka, kiran memutuskan tidur kembali.
tak lebih 1jam kiran tertidur, suara gedoran pintu kamar membangunkannya, kiran sudah bisa menebak siapa yang datang.
dengan malas kiran turun dari kasur kecilnya, dan membuka pintu.
" lama amat sih kamu buka pintunya." kiran yang melihat bu mayang yang mengomel pun malas menanggapi.
" ada apa, nyonya besar yang mulia." ucap kiran sedikit geram dengan kebiasaan bu mayang.
" kenapa kamu tidak buat sarapan, suami sama anak saya mau berangkat cepat kamu buatkan mereka makanan.?" bu mayang memerintah kiran.
" itukan suami dan anak nyonya, anggap saja saya tamu numpang tidur sehari lagi disini, jadi saya tidak diwajibkan untuk melakukan tugas rumah tangga.!" jawab kiran yang sekarang berani, tidak seperti kemarin yang hanya diam saat di suruh ini itu.
" ayolah kiran, sekali ini lagi saja.?" ucap bu mayang memohon.
" tidak, tugas saya sudah selsai untuk itu, hanya tinggal menyelsaikan memasak untuk teman arisan nyonya dan setelah itu saya akan langsung keluar dari rumah ini."
setelah mengatakan itu kiran masuk, dan mengunci kamar, tidak perduli dengan teriakan bu mayang.
kiran memutuskan untuk mandi dan akan segera pergi ke pasar, untuk belanja bahan masakan, yang akan disajikan untuk teman arisan bu laras.
" kiran si*lan berani sekali anak itu sekarang." bu mayang menggerutu sambil terus berjalan menuju meja makan.
" mana mah kirannya, apa dia sedang masak.?" tanya putra.
" dia gak mau masak." jawab bu mayang dengan nada kesalnya.
" loh kok bisa mah, kan itu sudah tugasnya.?" ucap putra dengan pDnya.
" iya dia bilang sekarang itu bukan tugasnya, dia hanya mau memasak untuk temen arisan mamah nanti, dan akan langsung pergi dari sini setelah selsai." jawab bu mayang, membuat pak yoga kaget mendengar jika kiran akan pergi.
" kenapa kiran akan pergi.?" tanya pak yoga dengan mata menyelidik mereka.
" ya karna yoga sudah menalaknya, dan yoga akan segera menceraikannya." jawab bu mayang acuh, sambil memainkan kukunya yang baru kemaren diwarnai.
" APA. kenapa kamu tidak bicarakan ini dulu dengan ayah putra. apa kamu sudah tidak menganggap ayah ini sebagai ayah mu." ucap pak yoga menggebrak meja makan karna marah kepada putra.
pak yoga sudah mengetahui dari orang yang dia bayar untuk mencari informasi keluarga kiran, dan betapa mengejutkan, ternyata orang suruhan pak yoga mengatakan jika kiran adalah anak yang selama ini keluarga Perabu cari,
" kenapa ayah sangat marah.?" tanya putra tidak mengerti.
" dasar anak b*doh, kau akan menyesal nanti, kau sudah membuang berlian, dan kau malah memungut batu jalanan."
setelah mengatakan hal tersebut pak yoga memutuskan untuk menemui kiran dikamarnya.
tokk..
tokk..
tokk..
kiran yang mendengar ketukan pintu yang pelan penasaran dengan orang yang datang.
" tuan.. maaf tuan saya tidak memasak hari ini." ucap kiran menundukkan kepala, karna yang datang adalah ayah mertuanya, dan baru pertama pak yoga datang langsung ke kamarnya.
" jangan panggil tuan, panggil aku ayah seperti putra, soal kamu tidak masak, ayah bisa makan di luar nanti." jawab pak yoga ramah.
Bersambung...