"MAU MAIN PETAK UMPET NGGAK!!?"
"Dia bukan adikmu, Zoya. Dia itu Khhhkkk!!!"
Zoya merasa adiknya yang bernama Mia menjadi seperti orang lain, keanehan dan kejanggalan sering terjadi. Adiknya seperti memiliki dua kepribadian tanpa dirinya tau.
SEHARUSNYA Mia ikut mati terbunuh saat seluruh keluarga nya di bantai, tapi entah bagaimana caranya dia bisa selamat dan malah hidup dengan keluarga Zoya.
Kejadian aneh sering Zoya alami, sampai dia curiga dan merasa bahwa tubuh adiknya bukan adik nya saja yang mengendalikan. Lalu siapa yang mengendalikan MIA?? Rahasia atau misteri apa yang tidak Zoya ketahui??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS.9. MIA KERASUKAN.
Di sekolah..
Mia sudah selesai sekolah dan dia sedang berjalan keluar manuju ke bus sekolah yang terparkir di depan sekolah nya, dia tidak bersama Dewo karena mereka beda kelas tentu nya.
"Mia anak aneh.."
"Mia anak aneh.."
Tiba - tiba teman kelas Mia datang dari belakang dan mengolok - olok Mia, ada juga Karin yang tiba - tiba menghadang di depan Mia.
"Woy, udah berani ya lu berlindung sama Dewo? Sekarang Dewo nggak ada, gue mau liat lu bisa berlindung sama siapa." Ujar Karin.
Mia tidak bicara apapun, dia hanya diam saja meski sudah di olok - olok dan sudah di hadang Karin.
"Jawab dodol!!" Karin menoyor kepala Mia.
"Rin, bawa aja dia ke tempat biasa." Bisik teman Karin, dan senyum jahat Karin pun terbit.
"Ayo ikut gue!!" Ujar Karin dan menarik paksa tangan Mia.
"Lepas!" Ujar Mia memberontak tapi percuma, dia tidak bisa lepas dari Karin dan teman - teman nya.
"Diem lu! Ayo ikut gue." Ujar Karin.
Mia di seret ke bangunan kosong yang tepat berada di sebelah sekolahan itu, dulunya bangunan itu adalah bagian dari sekolah yang sudah tidak terpakai dan jarang ada yang datang kesana.
"Brak!" Mia di dorong sampai tubuh nya menabrak tumpukan meja tak terpakai.
"Gue mau liat siapa yang bisa bantu lo sekarang, coba teriak." Ujar Karin.
Mia hanya diam saja, doa sudah ingin menangis karena merasa sakit di punggung nya.
"Ayo!!" Bentak Karin.
"Kalian anak - anak tidak berhati! Beraninya keroyokan!" Ujar Mia dengan nafas yang tersenggal - senggal.
"Hahahah, cengeng lo!" Karin tertawa sambil menoyor kepala Mia.
"Jangan toyor gue." Ujar Mia, tapi seolah tidak peduli, Karin terus saja menoyor kepala Mia berkali - kali.
"Jangan toyor gue!" Ujar Mia, nada nya naik satu oktaf.
"Kenapa?? Lo nggak suka? Terus lo mau apa, huh!?" Ujar Karin, dan Karin masih terus menoyor Mia berkali kali.
"Siapapun yang menyentuhku, kalian akan mati." Ujar Mia, tiba - tiba suara Mia penuh dendam.
"Woy gila, kita nggak ada yang takut lu akting kayak gitu." Ujar Teman Karin yang bernama Lila.
"Tau ih.. udah sinting kali, di kira ngaruh kali cosplay kesurupan." Ujar teman Karin yang lain, yang bernama Cindy.
"Satu, dua, tiga, empat! Dan kamu Karin! Kalian berlima, akan mati!" Ujar Mia, sambil menunjuk satu persatu teman nya.
Mendengar betapa seriusnya Mia berucap, Karin sedikit merasa takut, dia sudah merasa Mia beberapa hari ini sangat berbeda dengan Mia yang biasanya, entah mengapa Mia sedikit seram.
"Guys, ayo pergi." Ujar Karin, teman nya menatap Karin tidak percaya, Karin melepaskan Mia kali ini.
"Yah, Rin.. masa di lepasin gitu aja.. Nggak seru, udah di sini ini." Ujar teman nya yang bernama Fiona.
"Iya Rin, minimal kasih lah sedikit salam sapa, ya nggak guys.." Ujar yang bernama Sisi.
Karin, Lila, Cindy, Fiona dan Sisi adalah yang paling sering merundung Mia. Mereka berlima sering memperlakukan Mia semena - mena dan sering melakukan perundungan fisik maupun verbal pada Mia, dan sekarang, Mia sedang menatap kelima orang itu dengan tatapan penuh dendam, sungguh itu tidak terlihat seperti Mia.
Karin yang merasa semakin aneh langsung mundur dan menggelengkan kepalanya.
"Nggak guys, ayo cabut. Dia aneh hari ini, dia kayak orang lain." Ujar Karin.
"Rin, ayolah.. Udah tanggung juga, dia kan udah di bawa kesini." Ujar yang bernama Fiona.
"Nggak, dia aneh.. Ada yang aneh sama ini anak." Ujar Karin, dia semakin menjauh.
"Ayo cabut, besok aja kita kasih pelajaran pas ada kelas ekstra." Ujar Karin, lalu pergi.
Karin pergi, dan tak lama Lila juga menyusul Karin keluar dari bangunan yang terbengkalai itu. Kedua orang itu pergi tapi tidak dengan Fiona, Cindy dan Sisi. Mereka masih berdiri melihat Karin yang entah mengapa menjadi pecundang hari ini.
"Gimana sih, kok mereka pergi?" Ujar Sisi.
"Udah biarin, kita lanjutin aja main sama si tholol ini." Ujar Fiona, sambil kembali menatap Mia dengan tatapan penuh misteri.
"Sekali lagi aku ingatkan, yang menyentuhku, dia akan mati." Ujar Mia, tapi Fiona, Cindy dan Sisi terkekeh mendengar itu.
"Ketakutan sampe gila, lu kira gue bakal takut sama anceman lu? Enggak, wle!" Ujar Cindy.
Mereka bertiga kemudian maju dan mulai menoyor kepala Mia, tapi memang Mia yang kali ini agak aneh. Biasa nya Mia akan menangis dan ketakutan sambil melindungi kepalanya, tapi Mia yang sekarang hanya diam saja saat di toyor - toyor.
Bahkan yang lebih aneh nya lagi adalah Mia terus menatap Fiona, dengan ekspresi datar nya. Dan entah apa yang terjadi, Fiona pun ikut merasakan ngeri saat menatap mata Mia yang entah mengapa seolah menghitam sepersekian detik.
'Kamu akan mati, Fiona!'
Tiba - tiba saja Fiona seolah mendengar suara di telinga nya, dan karena terkejut dia pun langsung menutup kedua telinga nya.
"Diem lu!" Bentak Fiona, Sisi dan Cindy menatap teman nya itu dengan tatapan aneh.
"Lu kenapa Fi?" Tanya Cindy.
"Dia tadi ngomong di kuping gue." Ujar Fiona.
"Hehehehehe..." Tiba - tiba saja Mia tertawa dengan mata yang masih menatap Fiona.
"Hehehehehe."
"Hahahahaha... Kamu takut ya!!!? Hahahahaha.." Mia tertawa mengerikan.
"Mati!"
"Mati!"
"Mati!"
"Mat!"
"Mati! Kamu harus mati! Harus mati!" Ujar Mia, Fiona dan yang lain pun mundur ketakutan dan saat itu Fiona mengalami mimisan secara tiba - tiba.
Fiona sangat ketakutan melihat Mia di tambah panik karena dia tiba - tiba mimisan.
"MATIIII!!!" Teriak Mia sangat keras dan tiga orang itu pun lari meninggalkan Mia yang sedang kerasukan.
"HAAARRRGGGHHHH!!!" Teriak Mia.
"Astaga, dia kerasukan tadi?" Tanya Sisi.
"Udah bodo amat, kita pergi aja. Dia aneh banget." Ujar Fiona, sambil mengusap hidung nya yang mimisan.
Mereka lari tunggang langgang, tapi karena penasaran, salah satu dari mereka menoleh ke belakang dan melihat di belakang Mia ada setan perempuan berambut panjang.
"Di belakang anak itu tadi gue liat setan." Ujar Fiona, karena dia menoleh kebelakang.
Di tempat lain..
Di depan sekolah Mia, Zoya sudah menunggu Mia keluar tapi tidak kunjung keluar. Padahal semua teman kelas Mia yang Zoya tau sudah pulang semua, tapi Mia belum kelihatan.
"Kemana si Mia, kok gak keluar - keluar? Harusnya kan hari ini dia nggak punya kelas ekstra." Gumam Zoya.
Sampai tiba - tiba Zoya melihat Fiona, Sisi dan Cindy keluar dari gerbang rumah kosong di sebelah sekolah itu, Zoya menyipitkan matanya melihat mereka lari ketakutan. Zoya tahu mereka adalah anak - anak yang selalu bersama dengan Karin, yang tampak nya mengganggu Mia.
"Loh, kak Zoya??" Zoya terkejut saat tiba - tiba datang Dewo menyapa nya.
"Oh, Dewo liat Mia nggak?" Tanya Zoya.
"Nggak kak, Mia harus nya udah pulang duluan dari tadi, kelas nya juga udah kosong." Sahut Dewo.
Zoya manggut - manggut dan dia akhirnya mengeluarkan ponsel nya mencoba menghubungi Mia, tapi hanya berdering tidak di angkat. Dan seolah mendapat firasat, Zoya melirik ke bangunan kosong dimana sebelum nya Zoya melihat Fiona yang lari keluar dengan teman - teman nya.
"Di angkat kak?" Tanya Dewo dan Zoya menggeleng.
Tapi tanpa berkata - kata lagi Zoya langsung berjalan pergi ke bangunan rumah kosong itu dan Zoya mendengar suara yang di kenalinya. Zoya melihat Mia yang berjalan dengan aneh dari garasi rumah itu yang tidak memiliki pintu, jari - jari tangan nya menekuk dan Mia terus menunduk sambil berjalan seperti Zombi.
"Hiks.. Hiks.." Mia mengeluarkan suara tangisan.
"Mia!!" Teriak Zoya dan langsung berlari masuk, dan saat itu Mia pingsan.
...BERSAMBUNG......
masih nggak bisa move on dari Jingga 🤭🤭🤭