Mila terjebak oleh keadaan. Ia terpaksa harus sabar mendengar cacian dari Angga. Angga sangat membenci Mila. Karena menurut Angga, Mila adalah wanita miskin, rendahan yang hanya ingin menikmati kekayaan keluarganya.
Mila juga sangat membenci Angga semenjak kejadian yang menimpa dirinya bersama Angga. Angga adalah satu-satunya orang yang tidak ingin Mila temui lagi di dunia ini tapi, takdir berkata lain. Dimana pun Mila berada pasti ada Angga.
Walaupun keduanya saling bermusuhan, tapi mereka tidak menyadari bahwa setiap hari mereka saling bertemu dan bersama. Kapankah benih-benih cinta akan tumbuh di hati mereka?
Baca kisah Mila dan Angga hanya di Novel toon dengan judul Menikah dengan Mr. Arogan.
Jangan lupa like dan share nya ya.... Terima kasih..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indah Mawarni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23. Siapa Wanita Itu?
“Apa kalian ingin saya cambuk dulu baru becus bekerja? Hah!”, amarah Angga begitu menggelegar di seluruh ruangan. Angga juga melempar dokumen-dokumen ke arah mereka.
Kedua pria itu tertunduk takut dengan kemarahan Angga. Apalagi Mila yang baru mendengar suara Angga sekuat itu. Padahal Mila sudah sering mendengar kemarahan Angga padanya. Tapi, yang ini memang sangat teramat menakutkan. Rasanya jantung Mila sudah hampir lepas mendengar suara Angga. Ia pun berpikir untuk pergi dari ruangan itu. Namun, saat berbalik kaki Mila pun terpelekok.
“Aauuhh!”, Mila kesakitan.
Tentu saja dalam sekejap ruangan itu pun jadi hening. Karena ketiga pria itu kaget melihat seorang wanita yang tiba-tiba ada di ruangan itu. Lalu beberapa detik kemudian, Angga menyadari Mila yang sedang kesakitan. Ia pun langsung membantunya untuk duduk di sofa.
“Kalian keluarlah, perbaiki semuanya. Saya mau besok semuanya sudah selesai”, ucap Angga dengan nada yang lebih rendah.
“Ba... Baik Pak”, ucap kedua pria itu dan langsung keluar dari ruangan Angga.
“Ji, kamu ngerasa ada yang aneh nggak?”, ucap salah satu dari kedua pria itu yang bernama Andi.
“Iya, saat wanita itu datang pak Angga langsung berubah kalem”, ucap Aji sambil berpikir keras.
“Nah itu dia. Biasanya kalau pak Angga udah marah-marah gitu sampai jam pulang pun pasti moodnya gak berubah juga. Hm, Kira-kira siapa ya wanita itu?”, sahut Andi yang juga sedang berpikir.
Dan begitulah seterusnya, dalam perjalan menuju ruangan, mereka terus saja berdiskusi tentang Angga dan wanita yang belum mereka kenal itu.
Di ruangan Angga, ia sedang mengurut pergelangan kaki Mila yang terkilir. Sesekali ia melihat wajah Mila yang sedang kesakitan dan itu terlihat sangat menggemaskan.
“Oh ya, kamu kenapa datang kemari?”, tanya Angga penasaran.
“Hm, ceritanya panjang. Tapi, intinya aku mau pinjam laptop. Boleh ya kak”, pinta Mila dengan wajah memelas.
Tapi, sebelum Angga menjawab pertanyaan Mila, ia mendapat panggilan di hp-nya. Ia pun segera menerima panggilan itu. Lalu, setelah beberapa detik Angga mengobrol, ia pun menutup panggilannya.
“Mil, aku harus menemui seseorang di lobby. Kamu pakai aja komputer yang ada di meja aku. Karena laptopnya mau aku bawa. Okey?”, ucap Angga penuh dengan kehangatan dan senyuman.
Seketika Mila yang melihatnya pun hatinya langsung meleleh. Ia juga baru kali ini melihat wajah tampan Angga yang begitu manis.
“I.. Iya kak”, jawab Mila gugup karena jantungnya terus berdetak kencang.
Angga pun pamit untuk pergi sebentar pada Mila dengan membawa laptopnya. Sampai Angga sudah entah dari pintu ruangan itu pun, Mila masih bisa membayangkan wajah tampan Angga yang manis itu. Tapi, persekian detik ia pun tersadar dan berusaha menarik pikirannya itu.
Mila berjalan ke meja kebesaran Angga. Ia juga duduk di kursi kebesarannya. Dalam hatinya berkata, oh seperti ini rasanya duduk di singgasana. Mila pun tersenyum karena lucu dengan apa yang ada di pikirannya.
Mila memasukkan kartu memori ke dalam card reader yang telah tersambung ke CPU. Mila mengati dengan serius dan hanya mencari sebuah video. Dan akhirnya ia menemukannya dan mulai menontonnya.
Ternyata di dalam Video itu, ada seorang gadis yang di paksa untuk membuat video vulgar bersama seorang pria. Namun, gadis itu sempat berontak dan menangis tidak ingin melanjutkannya. Kemudian, seorang pria lain datang dan langsung menghajar gadis tersebut dengan brutal.
Sampai di situ, Mila yang melihatnya langsung gemetaran. Rasanya ia juga merasakan kesakitan yang dirasakan gadis itu. Namun, ia terus menontonnya karena ingin tahu inti dari video tersebut.
Selanjutnya, dalam video itu menampilkan pria yang brutal tadi mengucapkan akan menghancurkan kehidupan orang tuanya serta adiknya jika ia tidak melakukan keinginan pria itu.
“Dengar, kau kuberi satu kesempatan lagi. Kalau kamu berontak lagi, aku pastikan ayahmu akan lumpuh selamanya dan adik kesayanganmu tidak akan pernah di terima universitas mana pun. Kamu pikir baik-baik! Kebahagian dan kesengsaraan mereka ada pada keputusanmu”, itulah yang di ucapkan pria brutal itu. “Perbaiki lagi make up-nya! Jangan sampai lebamnya terlihat!”, perintahnya pada penata rias.
Dan selanjutnya, Mila mulai menonton adegan intimnya. Seketika tubuhnya begetar lagi, tangannya ia kepal dengan geramnya. Lalu, air matanya pun tidak terbendung lagi. Dadanya begitu panas melihat gadis itu di perlakukan seperti binatang. Mereka membuat adegan panas tetapi, sambil menyiksa gadis itu. Kadang ia di jambak, di cekik bahkan di cambuk.
Mila tidak tahan lagi, ia langsung mematikan video itu dan langsung mengambil kartu memori itu. Tubuhnya masih gemetaran. Ia begitu ketakutan serta kasihan pada wanita itu. Bagaimana pun Mila juga seorang wanita. Melihat seperti itu hatinya juga ikut tersayat. Dia mengandaikan jika itu adalah dirinya. Dan itu langsung membuatnya semakin gemetaran.
Ia buru-buru keluar dari ruangan Angga. Ia sudah tidak ingat lagi dengan Angga. Ia pun langsung naik lift untuk turun. Di dalam lift ia mencoba menangkan dirinya tapi tidak bisa. Ia terus saja menangis.
Saat Mila keluar dari lift, ternyata Angga masuk ke dalam lift yang di sebelahnya. Mereka pun tidak bertemu. Mila tidak bisa menahan dirinya lagi. Ia langsung berlari keluar dari tempat itu. Sedangkan Angga kelihatan bingung melihat Mila tidak ada lagi di ruangannya.
***