Sarah, bekerja sebagai guru di sebuah sekolah bergengsi khusus untuk orang kaya dan kalangan berada, kerap dibohongi dan berulang kali mengalami kekerasan fisik dan tak jarang mendapatkan penghinaan dari Dias,pacarnya.Abimanyu, yang dikenal sebagai pengusaha muda sukses yang kerap gonta ganti pacar. Pertemuan tak sengaja Sarah dan Abimanyu yang melibatkan Bagas, keponakan Abimanyu, berbuntut panjang. Sarah yang saat itu ditemani oleh pacarnya mendapatkan hinaan dan ucapan yang merendahkan pacarnya. Abimanyu yang mengetahui hal itu menawarkan sebuah kesepakatan pada Sarah untuk menjadi istrinya sekaligus membantu Abimanyu menjauhkan dia dari kejaran wanita-wanita gila pemburu harta, atau tetap menjadi samsak hidup pacarnya dan menunggu kehancuran hidupnya.Mampukah Abimanyu meyakinkan Sarah untuk menjadi istrinya ? Dapatkah Sarah menemukan kebahagiaan dengan Abimanyu?Sementara pacarnya berjanji akan berubah dan memperbaiki hubungan mereka.Rahasia apa yang disembunyikan Sarah ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chery red, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
1
Sarah Ayu Prameswati telah banyak mengalami saat-saat memalukan dalam kurun waktu tiga tahun berpacaran dengan Dias Hadinata. Awal berpacaran Sarah merasa berbahagia dengan segala perhatian yang Dias tunjukan.Namun kebahagiaan itu tak berlangsung lama. Sarah yang bekerja sebagai salah satu pengajar di playgroup elite kota mereka mulai merasa terkekang dengan segala perhatian dan aturan yang diterapkan oleh Dias. Wanita berumur dua puluh tiga tahun itu merasa jika Dias terlalu mengatur hidupnya. Seperti saat ini.
“Yang, kamu itu sudah terlalu gemuk, jangan makanan nasi, makan salad saja ya. Aku menyukai wanita yang ramping , berambut pendek. Rambut kamu potong ya jadi setelinga Yang” perintah Dias yang menemani Sarah berjalan-jalan ke mol untuk mencari kado ulang tahun salah satu muridnya.
“Beli kadonya juga jangan yang mahal-mahal Yang, buat anak kecil ini kan… Nah yang ini saja, “ ucapnya sambil meraih mainan mobil-mobilan seharga lima puluh ribu.
Sarah hanya diam, tangannya terjulur mengambil satu set lego yang harganya satu juta lebih, dan memeriksa apakah aman atau tidak jika diberikan kepada muridnya.
Dias yang melihat Sarah meraih mainan yang harganya mahal langsung meraih mainan itu dan menaruhnya kembali ke rak . Dengan muka merah padam dia kemudian berkata pada Sarah “Kamu ini bagaimana sih, sudah aku pilihkan hadiah untuk muridmu itu. Toh hanya murid kan, dia hanya anak kecil, tak perlu memberinya mainan yang mahal. Dia sudah kaya. Orang tuanya mampu membelikan mainan itu. Ayo cepat ke kasir, membayar mainan ini lalu kita makan, aku sudah lapar dari tadi keliling keluar masuk toko tanpa membeli apapun.”
Sebelum Sarah menjawab dan menuruti perintah Dias , suara khas anak kecil terdengar memanggilnya.
“Miss Sarah.. selamat sore..”
Sarah sontak menengok ke arah suara yang memanggilnya.
“Selamat sore Bagas. Bagas belanja juga ? Diantar siapa ?” sapa Sarah ramah.
“ Bagas diantar uncle Miss. Tapi Bagas tidak suka sama auntie lampir yang menemani uncle, boleh tidak Bagas ditemani oleh Miss Sarah memilih kado untuk Sharon ?”
“Tentu saja boleh, ayo kita pilih, Bagas mau memberi kado apa ? Boneka ? Atau perlengkapan masak-masakan? “
“Boneka saja Miss,”
“Oke, boneka yang mana ? Panda ? Beruang ?”
“Jerapah”
Sarah meraih boneka jerapah yang diinginkan oleh Bagas. Kemudian memberikannya pada Bagas. Dias yang melihat hal itu cemberut dan meninggalkan Sarah setelah meletakkan kembali mainan yang dia pilih tadi dengan kasar.
Tak berselang lama muncul seorang lelaki tampan yang menggandeng seorang wanita cantik tinggi langsing dengan dandanan tebal menghampiri Sarah dan Bagas.
“Disini rupanya keponakan uncle yang paling ganteng ini . Uncle mencarimu tadi.”ucap lelaki itu.
“Uncle kan sibuk sama auntie lampir, jadi Bagas belanja sendiri saja.”ucap Bagas sambil mendelik marah kepada lelaki itu.
“Sayang, inilah akibatnya jika kalian terlalu memanjakan dia. Jika aku jadi istrimu kelak akan kuberikan dia pelajaran untuk mengajarinya agar menghormati ku.” Kata perempuan yang digandengnya memandang sinis Bagas.
“Miss, ayo kita pergi jangan ganggu uncle, Miss sudah memilih kado ? Pilih yang tadi saja Miss nanti Bagas bayaran. Daddy bilang Bagas boleh membeli apapun yang Bagas mau,”ajak Bagas sambil menggenggam tangan Sarah dan menyeretnya menjauh dari lelaki yang Bagas panggil uncle itu.
Dias yang berjalan kembali ke arah Sarah terbelak melihat seorang lelaki tampan menggandeng seorang wanita dengan tubuh tinggi langsing dengan dandanan tebal, model wanita idaman Dias.
“Eh anak kecil, lepaskan tanganmu dari Sarah. Sarah lepaskan tanganmu dari dia. Jauh dia, ayo kita pulang,” bentak Dias dengan wajah memerah dan menepiskan tangan Sarah sambil mendorong Bagas dengan keras hingga Bagas tersungkur.
“ Dias.. keterlaluan kamu…” seru Sarah marah mendorong balik tubuh Dias, Sarah membungkuk memeluk Bagas yang tersungkur.
“Bagas.. kamu engga apa-apa ? Mana yang terluka ? Mana yang sakit ?” ucap Sarah lembut sambil mengangkat Bagas dan memeriksa tubuh Bagas mencari bagian yang terluka.
Mengibaskan tangan wanita yang erat menggandengnya, pamannya Bagas bergegas menghampiri Dias dengan muka memerah dan menghantamkan kepalan tangannya ke wajah Dias.
“Eh bajingan, kasar sekali kamu sama anak kecil. Berani sekali kamu mendorong keponakanku.” Ucap pamannya Bagas penuh amarah melihat keponakan kesayangannya tersungkur didorong oleh Dias.
Dias terhuyung menerima kepalan tangan pamannya Bagas dan kemudian berdiri.Dias menghampiri dan mencekal lengan Sarah kemudian tanpa malu dia menampar Sarah dengan keras hingga Sarah terhuyung saking kerasnya tamparan Dias.
“Dasar wanita murahan, kamu sengaja datang ke toko ini untuk menemui selingkuhan mu itu kan ? Alasan saja kamu ingin mencari kado untuk murid sialanmu itu,” bentak Dias pada Sarah yang saat itu berusaha menutup telinga Bagas dengan kedua tangannya.
“Mengapa diam ? Ayo jawab ! Betulkan apa yang aku katakan barusan ? Dan kamu lelaki kurang ajar. Berani-beraninya kamu mengajak kekasihku bertemu disini. Membawa keponakanmu sebagai kedok agar bisa berdua-duaan dengan kekasihku,” tunding Dias.
“Dias.. Sudah ! Jangan kamu teruskan lagi, jangan berkata-kata kasar, tidak malu kamu ditonton banyak orang ? “ ucap Sarah sambil pergi menggendong Bagas diikuti oleh pamannya yang digandeng erat oleh wanita yang bersamanya.
“Sarah tunggu, kita belum selesai berbicara. TUNGGU KATAKU SARAH.. SARAH..SARAAAHH “ teriak Dias memanggil Sarah yang menulikan telinganya.
Dias berlari mengejar Sarah dan berhasil mencekal lengan Sarah kemudian Dias menyeret Sarah dengan Bagas dipelukannya . Tanpa perduli berada di tempat umum dengan cepat tangan Dias kembali mendarat di pipi Sarah dan Dias berusaha memukul Bagas.
“Dasar bajingan, tidak cukup rupanya tadi aku memberimu pelajaran.” Ucap paman Bagas sambil melepaskan diri dari gelendotan wanita menor dan menarik tangan Dias hingga cekalan di lengan Sarah terlepas.
Lelaki itu kemudian menggenggam baju Dias dan meninju wajah Dias dengan keras hingga hidung Dias mengeluarkan darah.
Para penjaga keamanan berlarian menuju perkelahian. Para pengunjung pun ada yang berusaha memisahkan mereka. Bagas menangis digendongan Sarah sementara wanita yang di bawa oleh pamannya Bagas menyingkir dan mlipir di kafe tepat didepan tempat berlangsungnya perkelahian itu duduk dan menonton perkelahian sambil santai meminum kopi.
Perkelahian itu akhirnya dapat dipisah dan keduanya dibawa ke pos keamanan untuk dimintai keterangan . Sarah yang menggendong Bagas pun ikut serta. Dia kemudian dimintai keterangan perihal penyebab terjadinya perkelahian.
“Begini pak, saya dan pacar saya mulanya datang untuk mencari dan membeli kado untuk ulang tahun salah satu murid saya. Kemudian kami bertemu dengan murid saya yang juga sedang mencari kado untuk temannya. Pacar saya marah melihat saya mengobrol dengan murid saya yang sekarang ada di gendongan saya. Dia tidak menerima jika murid saya ini ingin membayarkan kado yang saya beli untuk murid saya. Kemudian dia mendorong Bagas hingga Bagas tersungkur. Paman Bagas tidak menerima jika keponakannya didorong oleh Dias pacar saya, kemudian memperingatkan Dias untuk tidak berlaku kasar pada anak kecil. Tapi Dias tidak terima, dia melampiaskan kekesalannya pada saya. Dia menampar saya dihadapan Bagas dan berusaha memukul Bagas. Paman Bagas tidak terima jika Dias kembali berusaha menyakiti keponakannya. Dan terjadilah perkelahian itu.”
“ Mari kita periksa cctv dan mencocokkan cerita saudari,”ujar salah seorang keamanan yang bertugas. Kemudian dia memutar rekaman cctv dan mencocokkan dengan cerita Sarah. Dan apa yang diceritakan oleh Sarah cocok dengan cctv. Dias hanya memandang marah kearah Sarah dan Bagas. Mengepalkan tangannya, dia menatap tajam Sarah seolah-olah ingin mencekik Sarah. “ Dasar perempuan tak tahu diri, masih untung aku mau menjadi pacarmu, lelaki lain mana mau menjadikanmu pacar. Sudah miskin, jelek, pendek, tak punya orang tua, dilengkapi dengan adik laki-laki yang masih sekolah juga nenek tua bau tanah yang seharusnya tak perlu hidup,” caci Dias.
gassss terus bi... 😅😅😅😅
tinggalin aja ras...
pedas mulut nya
kasar prilaku nya...
Fix nih, Sarah!
tinggal kan si Dias...
No toleran!!!