KUTUKAN SANG IBLIS

Setelah berhasil lolos dari kejaran para Jin, Ustadz Rizal masuk kedalam sungai yang keruh dan bau, dan tiba tepat di pintu istana yang begitu megah.

Ketika mau masuk kedalam istana, Ustadz Rizal terpental jauh, mengakibatkan dia merasakan sakit di dadanya dan mengeluarkan darah dari mulutnya.

Karena pada dasarnya Ustadz Rizal adalah manusia, sedangkan yang dia masukin adalah dunia Gaib.

"Ba.. bagaimana ini? Sepertinya ada pintu yang menghalangi untuk bisa masuk kesana," Ustadz Rizal mencoba menahan rasa sakit, akibat benturan yang keras dengan pintu yang tembus pandang.

"Saya akan keluar terlebih dahulu dari tubuhmu." Sang kakek, akhirnya keluar dari tubuh Ustadz Rizal.

Setelah keluar dari tubuh Ustadz Rizal, sang kakek mencoba untuk meraba pintu yang tak terlihat oleh mata biasa, kakek berfikir, sebenernya apa yang menghalangi mereka, sehingga tidak bisa ditembus bahkan olehnya.

"Sepertinya Raja Jin, tahu kalau kita akan datang kesini untuk membebaskan anak itu."

"Lalu bagaimana? Kita tidak mungkin menunggu terlalu lama lagi, nafasku semakin sesak seperti dihantam benda berat di dadaku." Ucap Ustadz Rizal yang memegangi dadanya.

"Ini adalah ilusi yang di buat oleh Raja Jin, kamu tidak akan bisa melihatnya, karena hanya manusia biasa." Sang kakek mencoba berdoa agar pintu ilusi itu bisa terbuka.

"Qul la ya'lamu man fis-samawati wal-ardlil-ghaiba illallah, wa ma yasy'uruna ayyana yub'atsun"

Katakanlah (Nabi Muhammad), "Tidak ada siapa pun di langit dan di bumi yang mengetahui sesuatu yang gaib selain Allah. Mereka juga tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan."

( An-Naml ayat 65 )

Tiba-tiba pintu ilusi itu tebuka, dan nampak lah sebuah istana yang begitu megah dan besar, Ustadz Rizal melihat begitu takjub akan istana yang di buat oleh para Jin.

"Apakah anak itu berada disana?"

"Anak itu ada di sebelah utara istana, namun kita tidak mungkin semudah itu untuk bisa masuk kesana, pasti akan banyak rintangan yang kita hadapi, jangan pernah lepas dari berdzikir." Ucap sang kakek.

Ustadz Rizal mengangguk tanda mengerti, belum apa-apa sudah muncul sesosok ular, namun berubah menjadi seorang wanita yang begitu cantik dan jelita.

Di jelaskan sesosok itu adalah Nyi Geni, dia sama dengan Jin-jin yang lain berkamuflase seperti siluman dan sering di gunakan untuk menyesatkan manusia dengan mengiming-imingkan sebuah kekayaan, bagi manusia yang tidak memiliki taqwa pasti akan mudah tergoda.

"Ada perlu apa, kang mas datang kemari?"

Dengan begitu anggun dan lembutnya tutur katanya, siapa saja yang mendengar pasti akan terpesona, kecantikanya begitu memikat bagi para laki-laki.

"Saya datang untuk meminta kambing yang di tahan oleh Raja kalian." Sang kakek memberi sebuah kode, karena jika dia mengatakan manusia, pasti tidak akan bisa masuk.

"Kambing yang mana? Lebih baik kita masuk dulu kedalam." Dengan senyum yang begitu Ayu, dan anggun seketika membuat Ustad Rizal hilang akal fikiran dan menurut saja untuk masuk.

Di pegangnya tangan Ustadz Rizal oleh sang kakek, karena ia tahu kalau Ustadz Rizal sudah terkena tipu daya Siluman ular.

Setelah sampai di tengah-tengah istana, tiba-tiba sang kakek di pisahkan oleh para dayang Nyi Geni. Ustadz Rizal nampaknya sudah terkena gendam atau hipnotis Nyi Geni.

Melihat keadaan yang sulit, membuat sang kakek berfikir untuk bisa melepaskan dirinya dari para dayang-dayang yang menahanya dengan sihir-sihir yang menjeratnya.

Antara sang Kakek, dan Ustadz Rizal terpisahkan oleh pintu ilusi yang sudah di buat oleh para Jin, padahal mereka berdampingan, Ustadz Rizal mengikuti kemanapun Nyi Geni itu pergi.

Yang terlihat oleh mata Ustadz Rizal adalah wanita yang begitu Ayu, yang bisa membuat mata tidak bisa melepaskan pandangannya.

"Mari kang mas, duduk disini biar dinda yang melayani kang mas." Nyi Geni menepuk tanganya, dan datanglah para dayang-dayang yang membawa begitu banyak makanan dan minuman yang begitu menggiurkan.

Ustadz Rizal tidak henti-hentinya melihat wanita di depannya yang begitu cantik, dengan pakaian yang begitu indah, tubuh yang begitu putih dan halus.

"Mari kang mas, dimakan dulu makananya."

Ustadz Rizal hanya mengangguk sambil tersenyum, matanya seperti kosong dan yang terlihat hanya keindahan wanita di depanya.

Ia akhirnya memakan, makanan yang sudah di sajikan di depanya dengan begitu lahap, padahal makanan itu adalah sesajen yang di jadikan ilusi untuk mengelabuhi pikiran ustadz Rizal, nampak ayam yang dimakan adalah ayam hitam yang masih mentah dan berceceran darah di mulutnya, dan nasi yang terlihat seperti belatung.

"Bagaimana kang mas? enakkan?"

"Hemm.. Sangat enak." Ustadz Rizal tersenyum.

"Kang mas, kamu adalah suamiku mulai saat ini." Dengan tangan yang menyentuh wajah Ustadz Rizal, dan mencoba menggodanya.

Ustadz Rizal seperti orang yang sudah terkena hipnotis, dia hanya mengikuti apa yang diperintahkan oleh Nyi Geni.

Di ajaknya Ustadz Rizal ke sebuah ruangan yang sangat besar, dan terdapat tempat tidur yang begitu megah, dimana ruangan itu dominan dengan emas, yang menyilaukan mata.

"Mari kang mas, sama dinda disini." Nyi Geni menuntun Ustadz Rizal untuk duduk di tempat tidur Nyi Geni.

Di sentuhnya wajah Ustadz Rizal, dan di raba tubuhnya sehingga membuat Ustad Rizal merasa terbuai akan sentuhan Nyi Geni.

Nyi Geni mencoba untuk membuka baju Ustadz Rizal, setelah berhasil membuka pakain bagian atas, Nyi Blorong mulai membuka pakaiannya sendiri untuk membuat Ustadz Rizal semakin terbuai akan ke indahan tubuhnya.

"Kang mas, sentuh dinda." Ustadz Rizal semakin terbuai akan suara lembut wanita di depanya.

Ketika Ustadz Rizal ingin mencium Nyi Geni, tiba-tiba istana bergetar, dan itu membuat Ustadz Rizal tersadar akan sihir yang menjeratnya.

"Astaghfirullahaladzim.. " Ustadz Rizal langsung menjauhkan tubuhnya dari Nyi Geni dan nampak terkejut, melihat tubuhnya yang sudah setengah telanjang.

Bahkan wanita di depanya sudah membuka seluruh pakaiannya, seketika Ustadz Rizal memalingkan wajahnya.

"Bismillaahil-ladzii laa yadhurru ma'asmihi syai'un fil ardhi walaa fis-samaa'i, wa huwas-samii'ul 'aliim"

Artinya, "Dengan nama Allah yang dengan nama-Nya tidak ada sesuatu pun di bumi dan di langit yang bisa membahayakan, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

 "Laa ilaha illallah wahdahu la syarika lahu lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumit, wa huwa 'ala syai'in qadir

Artinya, “Tidak ada Tuhan Selain Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik Allah segala kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Setelah membaca doa tersebut, Ustadz Rizal lari menuju pintu keluar, namun di cegah oleh Nyi Blorong yang sudah menarik kaki Ustadz Rizal.

Dan melempar tubuhnya, sehingga Ustadz Rizal terpental dan terluka di kakinya, ketika ingin berdiri lagi, Nyi Geni mencoba menipu Ustadz Rizal dengan berubah menjadi wanita yang tadi di lihatnya.

"Kang mas, apa kang tidak ingin bersama dinda disini? aku adalah istrimu." Mendengar penuturannya, sekuat tenaga Ustadz Rizal tidak memandangnya dan terus berdzikir sesuai perintah sang kakek yang entah dimana.

"Tidak.. tidak kamu bukan istriku, aku bahkan belum menikah."

"Apa kang mas lupa dengan dinda, huh?"

"Ya Rabb, tolong bantu hamba terlepas dari tipu daya setan, dan tipu daya seorang wanita, karena tipu daya wanita amatlah kuat ya Allah."

Benarkah tipu daya seorang wanita sangat kuat?

***

Note

Ilusi menurut Islam adalah kepercayaan yang muncul karena tidak adanya daya pikir manusia, sehingga menganggap bahwa agama atau kebenaran telah selesai dan ajeg. 

Menurut Ibnu Athaillah, orang yang terbebas dari ilusi akan dianugerahi ketenangan dan ketenteraman hidup oleh Allah SWT. Sebaliknya, orang yang terkungkung oleh ilusi akan terus mengejar bayang-bayang tersebut, bahkan dengan cara hina sekalipun. 

 ***

Nyi Geni, Bertubuh manusia dari pinggang ke atas dan berwujud ular dari pinggang ke bawah 

Mampu memberikan harta melimpah kepada seseorang, tetapi dengan syarat menukarkan nyawa kepada Nyi Geni

Bertugas merekrut manusia sebagai budak dan prajurit Kerajaan Laut Selatan.

Dan banyak manusia yang sudah mengikat perjanjian dengan Nyi Geni, bahkan dengan berhubungan badan denganya.