Akan ku ambil apa yang membuat kalian semua bahagia, akan ku rebut segalanya dan tertawa terbahak-bahak saat kalian menangis sedih.
Aku, adalah kesialan yang sesungguhnya untuk kalian, aku adalah kesedihan yang akan kekal berada di antara kalian. Rasakan, nikmati betapa sakitnya apa yang aku juga rasakan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi wahyuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perasaan Tidak Suka Yang Aneh
" Selena sayang, karena sudah ada Rigo, Ayah dan Ibu pulang duluan saja ya? " Ucap Nyonya Fer sekaligus meledek putrinya karena dia yakin benar Selena pasti akan pulang bersama dengan Rigo, dan siapa tahu mereka akan memiliki rencana tersendiri. Siapapun orang tuanya, jelas dia sangat setuju jika akan memiliki menantu seperti Rigo, dia berasal dari keluarga kaya, sekolahnya juga di luar negeri tepatnya di universitas terbaik yang jelas biayanya tidak di ragukan lagi. Selena yang menurut orang tuanya begitu cantik dan sempurna, maka dia juga menginginkan membatu yang di rasa akan cocok dengan putrinya.
Selena memaksakan senyumnya.
" Ibu, tapi aku ingin pulang bersama Ayah dan Ibu. Kak Rigo juga pasti lelah karena seharian bekerja, jadi kita pulang bersama saja. "
Rigo tak bisa lagi berkata-kata, sepertinya memang kala perempuan yang sudah merajuk agak sulit untuk di bujuk. Sekarang ada orang tuanya Selena jadi Rigo hanya bisa menerima saja keputusan Selena, siapa tahu dengan mereka menjaga jarak sedikit Selena bisa tenang dan di ajak bicara baik-baik nantinya.
Kedua orang tua Selena saling menatap bingung. Mereka membatin di dalam hati, tumben sekali putrinya menolak seperti itu, tapi ya mau bagaimana lagi? Mereka juga tidak mungkin memaksakan salah satunya kan? Memang benar di hati mereka sedikit merasa khawatir dan takut kalau saja hubungan mereka bisa buruk dan mereka batal menikah. Tapi kalau di pikirkan lagi, bukankah Rigo begitu mencintai Selena? Jadi mereka mengabaikan perasaan tadi dan fokus dengan masa depan indah yang mereka bayangkan.
" Nak Rigo, tidak apa-apa kan kalau Selena pulang bersama kami? "
Rigo tersenyum dan mengangguk. Memang boleh dia mengatakan tidak?
" Iya, tentu saja, Bibi dan Paman. Hati-hati di jalan ya? "
Kedua orang tua Selena tersenyum dan mengangguk.
Setelah kepergian Selena bersama orang tuanya, Rigo kembali menatap Velo yang masih asik mengobrol dengan pria asing.
" Mudah sekali dia mengobrol seperti itu? Ramah atau apa sebenarnya? " Gumam Rigo terus menatap Velo.
Velo terus memaksakan senyumnya menghadapi pria aneh yang terus bicara dengannya tidak henti meski sedari tadi dia sudah menjawab dengan kalimat yang kurang baik.
" Ngomong-ngomong, boleh minta nomor teleponmu? "
" Tidak ingat nomor telepon ku. " Ucap Velo.
" Kau ini benar-benar lucu sekali ya? Masa iya nomor telepon sendiri tidak ingat? "
" Otakku hanya tahu bagaimana menggoda pria, tidak ada waktu mengingat nomor telepon sendiri. "
" Kau benar-benar pinta sekali menjawab, setelah ini ada acara tidak? "
" Banyak. "
" Hah? Acara apa? Aku boleh bergabung denganmu? "
Velo menatap dingin meski bibirnya tetap tersenyum. Dia melajukan langkahnya untuk lebih dekat dengan pria yang tersu bertanya seperti wartawan dengannya.
" Kalau ingin dekat denganku, minimal wajahmu harus seperti pria yang ada di ujung sana. " Velo tersenyum sembari menggerakkan kedua bola matanya ke arah Rigo yang tengah berdiri menatapnya tapi tidak membuat wajahnya ikut bergerak.
" Dasar perempuan menyebalkan! " Gerutu Rigo yang akhirnya tidak tahan lagi melihat Velo terus menerus menggoda pria dan merendahkan dirinya sendiri. Dengan cepat dia berjalan, lalu menjauhkan tubuh Velo dengan tubuh pria itu dengan lewat di tengah mereka.
Pria yang menggoda Velo tentu saja terkejut karena pria yang sedang di bicarakan malah sudah ada di hadapannya. Sementara Velo, dia hanya bisa tersenyum menutupi segala hal yang di pikirkan oleh otaknya.
" Sayang, begitu terburu-buru, sudah tidak bisa tahan kah? " Tanya Velo menatap Rigo yang terdiam karena Rigo sendiri bingung dengan apa yang dia lakukan.
" Benar, aku sudah kebelet jadi ayo cepat pergi! " Rigo meraih pergelangan tangan Velo dan menariknya untuk pergi. Velo tersenyum menatap pria yang tadi menggodanya, mengerakkan tangan untuk mengucapkan selamat tinggal, juga meninggalkan kiss bye untuk pria itu, lalu mengedipkan satu matanya.
" Aduh! " Pekik Velo menghentikan langkah kakinya sembari meringis kesakitan.
" Kenapa? " Tanya Rigo.
" Kakiku, keseleo. " Velo menunjukkan wajah manjanya membuat Rigo justru merasa sebal.
" Tadi aku lihat kau bahkan bisa melenggang dengan santai bahkan tinggi heels mu sudah seperti egrang. Baju yang aneh kriwil kriwil itu saja bisa kau atasi, masa iya jalan begini saja sudah keseleo? "
Velo menghela nafasnya.
" Kan sedari tadi kau terus menarikku, langkah kakimu dan langkah kakiku jelas tidak bisa sama kan? "
" Ya sudah ayo pelan-pelan saja jalannya. " Ujar Rigo.
" Tidak mau! "
Rigo mengeryit dengan tatapan sebal.
" Ya sudah, duduk saja di sini sampai kakimu sembuh. "
" Hei, aku ini istrimu! "
" Kecilkan suaramu! "
" Aku ini istr- em! " Velo tidak bisa lagi berkata-kata karena Rigo membungkam mulutnya.
" Kau ini tidak mengerti bahasa manusia ya? "
" Makanya, bicaralah menggunakan bahasa anjing agar aku paham. " Ujar Velo yang lagi-lagi membuat Rigo tak bisa melawan. Lagi? Velo bukannya membantah tapi semakin menjelaskan bahwa dia seperti yang orang lain pikirkan. Kenapa? Bukannya setiap orang memiliki harga diri yang perlu di jaga? Kenapa Velo bahkan tidak memperdulikannya sama sekali? Apa sebenarnya yang ada dipikiran wanita itu?
Rigo membuang nafasnya.
" Kau ingin aku bagiamana? " Tanya Rigo yang sudah merasa pasrah dan tidak tahu harus bagiamana lagi.
" Gendong aku. "
Rigo menghela nafas, gendong ya gendong saja lah toh dia tidak bisa bilang tidak lagi.
Velo tersenyum begitu Rigo mengambil posisi untuk membopong tubuhnya. Dia mengambil rambutnya untuk menutupi sebagian wajahnya, dan dia segera meletakkan wajahnya di dekat leher Rigo untuk dia jilat dan gigit perlahan.
" Hentikan, atau akan aku jatuhkan tubuhmu! " Kesal Rigo yang pasti lah dia merasa kegelian.
" Tidak mau! Kalau berani melakukan itu, aku akan berteriak sekuat tenaga dan membuatmu malu karena melakukan kekerasan dalam rumah tangga. "
Rigo membuang nafasnya menahan kesal.
Kedua mata Velo menatap seseorang yang sedari tadi terus melihat ke arah Rigo, dan sekarang sedang memperhatikan mereka dan mengarahkan ponselnya untuk memotret. Tidak yakin benar siapa yang memintanya untuk mengintai, tapi menurut Velo kemungkinannya adalah Selena.
Begitu sampai di mobil Rigo, Velo kembali tersenyum tipis. Rasanya puas sekali mengingat saat dia melihat wajah Selena yang sempat terkejut begitu dia berada di catwalk bersamaan dengan Selena.
Hubungan renggang antara Selena dan Rigo, akan Velo manfaatkan sebaik mungkin karena dia juga tidak ingin berlama-lama menahan Rigo di sisinya.
" Kau pasti sangat memuja perempuan ini ya? " Tanya Velo sembari menunjuk photo Selena yang ada di mobil.
" Dia sudah biasa di puja banyak orang terutama pria, jadi apa yang aneh? "
Velo tersenyum.
" Benar, akan aneh jika orang tidak menyukainya sepertiku. "
Rigo tak lagi bicara karena anehnya dia merasa bingung harus mengatakan apa.
***
" Brengsek! Siapa wanita ini? Dia berada di gedung yang tadi kan? Tidak, ini pasti bohong! Bagaimana bisa Rigo berselingkuh dariku? Tidak, ini pasti bohong! " Ucap Selena kesal menatap layar ponsel di mana dia mendapatkan banyak kiriman photo Rigo dan seorang wanita yang wajahnya tidak jelas untuk di lihat.
Bersambung.