Desi seorang gadis cantik yang berasal dari kampung. umurnya masih 18 tahun tetapi ia sudah memutuskan untuk merantau ke kota jakarta sendirian demi mencari pekerjaan. 18 tahun cukup muda kan? yeah... dari kecil Desi sudah dididik menjadi anak yang mandiri. di karenakan Desi lahir dikeluarga yang serba kekurangan, gadis itu hanya mampu menyelesaikan pendidikannya sampai kelas 6 SD saja. ia tidak punya cukup biaya untuk melanjutkan pendidikannya ketingkat selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alin26, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
makan bersama
Saat ini Desi, Lora dan para maid lainnya sedang memasak di dapur. Sedangkan Kendra dan Kenzie sedang menunggu di meja makanan.
"Bagaimana kabar perusahaanmu?" tanya Kenzie.
"Perusahaanku berjalan dengan lancar, Ken. Berkat kerja samamu aku jadi sesukses ini sekarang," timpal Kendra. "Ngomong-ngomong, tumben kau datang ke sini? Ada apa? Apa kau ingin bekerja sama lagi denganku?" tanyanya.
Kenzie pun segera menggeleng-gelengkan kepalanya untuk menanggapi pertanyaan adiknya itu. "Aku ke sini karena Mama menyuruhku."
"Mama? Ada apa dengan Mama?" tanya Kendra dengan kening yang mengkerut.
"Mama memanggil kita untuk segera pulang ke mansion," jawab Kenzie.
"Tapi—"
Belum sempat Kendra menyelesaikan perkataannya. Tiba-tiba Desi datang membawa beberapa makanan lalu diletakkan di atas meja.
"Tuan mau makan apa? Biar aku ambilkan," ujar Desi pada Kendra.
"Aku mau ini dan ini. Letakkan saja di dalam satu piring, gadis nakal," ujar Kendra menunjuk lauk yang ia inginkan.
"Gadis nakal?" tanya Kenzie menatap Kendra dengan tatapan kebingungan.
Kendra pun langsung terkekeh ketika mendengarnya. "Itu hanya panggilan lucu untuknya. Namanya Desi dan aku sering memanggilnya gadis nakal karena dia nakal," jelas Kendra yang membuat Desi langsung cemberut saat mendengarnya.
"Aku tidak nakal, Tuan," rengek Desi.
"Benarkah? Lalu, kemarin kau menendang wajahku itu apa kalau bukan nakal, gadis nakal?"
"Dia menendang wajahmu?" Kenzie beralih menatap Desi dengan sangat tajam yang membuat Desi seketika gemetar ketakutan. Tatapan Kenzie benar-benar menakutkan baginya.
"I--Itu, aku tidak sengaja melakukannya, Tuan," lirih Desi.
"Sudahlah, Ken. Jangan membuat gadis nakalku takut!" tegur Kendra menepuk bahu Kenzie agar Kenzie berhenti menatap Desi dengan tatapan seperti itu.
Kenzie pun hanya diam dan mengalihkan pandangannya ke sisi lain.
"Ini makananmu, Tuan," ujar Desi meletakkan piring berisi makanan di hadapan Kendra.
"Terimakasih, gadis nakal." Kendra tersenyum bahagia karena Desi begitu memperhatikannya. Ingin sekali Kendra menjadikan Desi sebagai istrinya, namun ini bukan saatnya untuk menjadikan gadis itu sebagai istrinya. Tunggu beberapa hari lagi, dipastikan Kendra akan melamar gadis nakalnya itu.
"Tuan Kenzie mau makan apa?" tanya Desi memberanikan dirinya menatap ke arah Kenzie.
"Samakan saja dengan adikku," jawab Kenzie dengan sangat dingin yang membuat Desi tersadar bahwa pria yang sedang berbicara di hadapannya saat ini adalah pria yang berhati es.
"Ba--Baik." Desi pun segera mengambilkan lauk untuk Kenzie dan beberapa menit kemudian, Desi meletakkan piring itu di hadapan Kenzie.
Tanpa mengatakan 'Terimakasih' Kenzie langsung melahap makanannya. Melihat hal itu membuat Desi sedikit geram. 'Baru kali ini aku melihat pria yang begitu dingin dan tak tahu berterimakasih!' gumam Desi.
"Duduk dan makanlah!" titah Kenzie yang membuat Desi kebingungan.
"Hah?"
"Kenzie menyuruhmu untuk duduk dan makan, gadis nakal," ujar Kendra.
"Ta--Tapi ...."
"Duduk, gadis nakal," tegas Kendra. Desi pun hanya bisa pasrah dan menurut. Gadis itu segera duduk di hadapan kedua pria itu.
Ketiganya pun mulai makan bersama. Namun ada yang aneh dari Kenzie. Sejak tadi Kenzie selalu mencuri-curi pandang pada Desi yang membuat Desi sedikit risih dan canggung.
'Kenapa dia terus menatapku seperti itu ....' gumam Desi dalam hati.
'Andai Liana masih hidup, mungkin dia akan di sini dan berteman dengan gadis itu,' gumam Kenzie dalam hatinya. Menatap Desi dengan tatapan pilu karena teringat dengan mendiang kekasihnya.
"Uhukk-! Uhukk-!" Tiba-tiba saja Desi terbatuk-batuk karena tersedak oleh makanan. Kendra dan Kenzie reflek memberikan air minum pada Desi secara bersamaan.
"Terimakasih," ucap Desi menerima air dari pemberian Kendra yang membuat Kenzie terdiam.
"Kalau sedang makan kunyah yang pelan, gadis nakal!" tegur Kendra begitu khawatir.
"Maaf, Tuan," ucap Desi dengan bibir cemberut.