Zhafira kiara,gadis berusia 20 tahun yang sudah tidak memiliki sosok seorang ayah.
Kini dia dan ibunya tinggal di rumah heru yang tak lain adalah kakeknya.
Dia harus hidup di bawah tekanan kakeknya yang lebih menyayangi adik sepupunya yang bernama Kinan.
Sampai kenyataan pahit harus di terima oleh zhafira kiara, saat menjelang pernikahannya,tiba-tiba kekasihnya membatalkan pernikahan mereka dan tak di sangka kekasihnya lebih memilih adik sepupunya sebagai istrinya.
Dengan dukungan dari kakeknya sendiri yang selalu membela adik sepupunya,membuat zhafira harus mengalah dan menerima semua keputusan itu.
Demi menghindari cemooh warga yang sudah datang,kakek dan bibinya membawa seorang laki-laki asing yang berpenampilan seperti gelandangan yang tidak diketahui identitasnya.
Mereka memaksa zhafira untuk menikah dengannya.
Siapakah sebenarnya laki-laki itu? apakah zhafira akan menemukan kebahagiaan dengan pernikahannya?
Ikuti kisahnya selajutnya ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy jay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 11
Kinan menatap zhafira,dengan sorot mata yang tajam.dia menghampiri zhafira dan dirlan,yang berjarak sangat dekat.
PLAAAK...
Kinan menampar keras pipi zhafira,sampai menoleh kesamping.
"Dasar jalang!" bentak Kinan marah.
PLAAAK...
Untuk yang kedua kalinya,Kinan menampar pipi zhafira yang satunya lagi.
Kini tatapannya beralih ke dirlan, yang hanya terdiam.
"Apa yang sebenarnya terjadi,kak?" tanya Kinan, menatap tajam dirlan.
"Sa-sayang! Ini semua tidak seperti yang kamu pikirkan. Dia tadi mencoba menggoda, ku!" Dirlan meraih tangan kinan dan menciumnya.
"Benarkah?"
"Iya sayang. Kamu tahu,tadi dia tiba-tiba saja memeluk ku bahkan hendak mencium,ku.Untungnya kamu segera kesini,sehingga aku bisa selamat dari jalang, ini!" Dirlan menunjuk zhafira, yang tengah menatapnya.
Zhafira sangat terkejut,ketika mendengar dirlan yang memutar balikkan fakta yang sebenarnya.
"Apa maksud mu? Bukannya kamu yang tiba-tiba memeluk ku!" ucap zhafira tidak terima.
"DIAM! " bentak kinan, menyela ucapan zhafira. "Aku tahu,kamu masih kecewa karena kak dirlan,lebih memilih ku dari pada kamu, fira! Tapi seharusnya tidak seperti ini! Aku sangat kecewa pada mu, fira...!" ucap kinan marah,setelah itu dia menangis.
Di saat keadaan masih tegang,Retno yang mendengar kegaduhan pun segera melihat dan memastikannya.
Mata membulat, saat melihat kinan sedang menangis di pelukan dirlan.kini matanya pun beralih,pada zhafira yang hanya terdiam.
"Ada apa ini!" Retno menghampiri kinan,dan menatap tajam zhafira.
Kinan memeluk retno dan menumpahkan kekecewaannya. "Bu! fira jahat! Dia menggoda suami ku, bu!" adu kinan dengan terisak.
"Apa!" pekik retno terkejut. "Berani-beraninya kamu fira!" Retno melepaskan pelukannya dan menghampiri zhafira.
PLAAAK...
Untuk ketiga kalinya,zhafira mendapatkan tampar keras di pipinya.retno yang ikut kesal pun, menjambak bahkan memukul zhafira.namun retno harus menghentikan perbuatannya, saat suara tegas heru menggema di sana.
"BERHENTI!" teriak heru lantang. "Apa yang kamu lakukan retno!"
Retno yang sedang menjambak zhafira pun, menghentikan aksinya dan menatap ke arah heru yang datang bersama dewi.
"Syukurlah kamu datang ayah! Lihatlah, apa yang sudah di lakukan fira,yah!Dia sudah berani menggoda suami anak, ku!" ujarnya kesal.
Dewi segera menghampiri zhafira dan memeluknya.dia tidak mempercayai apa yang di katakan retno,tentang anaknya.dia percaya jika zhafira, kini hanya sedang di fitnah.
"Tidak mungkin! Anak ku bukan wanita seperti itu! kamu jangan bicara sembarangan retno!" sahut dewi membela zhafira.
Retno tersenyum miring. "Oh, ya! Jadi apa yang di lihat kinan menurut mu hanya omong kosong. Jadi kamu mau bilang, kalau kinan berbohong,iya!" ucapnya penuh penekanan.
Dewi mengangguk,kini pandangannya beralih pada kinan yang masih menangis.
"Kinan, apa yang di katakan ibu mu itu tidak benar, kan?" Dewi mencoba bertanya pada kinan memastikan.
Kinan mengangguk. "Benar! Aku melihat dengan mata kepala ku sendiri, fira sedang menggoda kak dirlan." jawab kinan terisak.
"Dasar anak tidak tahu diri! Sudah punya suami, tetap saja menggoda suami adik sendiri!"bentak heru marah.
Dengan cepat heru menghampiri zhafira dan menarik tangannya kasar.dia menyeret zhafira menuju ke luar rumah.
Dengan kasar,heru mendorong tubuh zhafira sampai terjengkang membentur ke lantai.
" Aku tidak membutuhkan orang kotor seperti mu, fira! Mulai hari ini, kamu bukan lagi cucu ku dan mulai sekarang kamu pergi dari rumah ku, jangan pernah kembali, mengerti!" ucap heru dengan nafas yang naik-turun sebab marah besar pada zhafira.
Dewi segera menghampiri zhafira,yang menangis dan kesakitan akibat terhempas pada pada lantai.
"Ayah, jangan perlakukan zhafira seperti ini. Aku yakin zhafira tidak melakukan hal,seperti yang di tuduhkan." Dewi memeluk zhafira erat, dan menatap heru dengan tatapan nanar.
Heru tersenyum sinis. "Aku lebih percaya dengan cucu kesayangan, ku, dari pada cucu sialan ini!"ujarnya,dingin.
Zhafira dan dewi tidak bisa menahan tangis,mereka saling berpelukan dan saling menguatkan.
Melihat hal itu membuat, heru semua anggota keluarga lainnya berdecak sebal.heru menghampiri zhafira dan menarik tangannya.
" Sekarang juga kamu pergi dari sini!" seru heru menatap tajam zhafira.
"Ayah, aku mohon jangan usir anak ku! Aku akan melakukan apapun,asal jangan usir zhafira dari sini." ucap dewi,menangis.
Heru terdiam,menatap dewi yang menatapnya penuh permohonan.
"Jangan dengarkan perkataannya, yah.Fira sudah melakukan hal kotor di rumah ini. Apa ayah ingin, jika dia mengulangi kejadian seperti tadi." Retno mulai menghasut heru.
Heru menghela nafas. "Maaf dewi, keputusan ku tidak bisa lagi di tawar.Fira harus pergi dari sini." Heru menatap retno. "Bereskan semua barang dia, sekarang."
"Baik ayah." Dengan senang hati, retno segera mengambilkan barang-barang zhafira.
Heru melepaskan cengkeramannya pada tangan zhafira, dia menghampiri kinan dan dirlan yang hanya melihat semua itu,dengan rasa senang.
Namun tidak untuk dirlan, dia tidak menyangka jika semuanya akan berakhir seperti ini.
BRUUUK...
Retno dengan angkuhnya, melemparkan tas zhafira ke hadapannya.
"Nah, ini semua barang mu,fira.Aku tidak menyisakan satu pun barang mu di sini. Jadi tidak ada alasan,untuk mu kembali kesini." Retno menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
"Pergilah,fira.Jangan sampai, aku melakukan hal kasar lagi untuk membuat pergi dari sini." perintah heru tegas.
Dalam tangisannya, kinan yang melihat itu tertawa senang dalam hati, akhirnya dia dapat menyingkirkan kakak sepupunya dari rumah itu.
Zhafira menatap dewi, seakan meminta izin untuk pergi, namun dewi memeluknya erat.
"Bu... hiks. Biarkan aku pergi hiks.... " lirih zhafira, terisak.
"Tidak fira! Jika kamu pergi, maka ibu akan ikut dengan mu!" Dengan suara bergetar, dewi menahan zhafira yang hendak bangkit.
Zhafira tersenyum getir, melihat dewi yang memegang tangannya erat.
"Ibu tetaplah di sini.Aku janji... setelah menemukan kebahagiaan. Aku akan membawa ibu pergi dari sini. Maka untuk sementara tinggallah di sini,ya bu...! lirih zhafira, terisak.
Dewi menggeleng pelan, tidak mungkin dia membiarkan anak satu-satunya pergi sendiri, di malam yang sudah larut seperti ini.bagaimana pun juga zhafira adalah anaknya,dia tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada zhafira. apalagi kini eric sedang tidak ada di sini.
Dewi mengeratkan genggaman pada tangan zhafira. " Tidak fira,ibu tidak akan membiarkan kamu pergi sendiri. Ibu takut terjadi sesuatu yang buruk pada, mu." ucapnya, terisak.
Melihat dewi yang bersikukuh, membuat heru mendengus kesal. dia pun menarik paksa dewi agar menjauh dari zhafira dan membiarkannya pergi.
"Sudahlah biarkan saja dia pergi! Jangan tangisi dia! Semua ini juga karena kesalahannya, jadi dia harus menerima hukuman dari ku." ucap Heru, dingin.
Dewi menatap tajam Heru. "Apa ayah sadar,dengan apa yang sudah kalian lakukan pada putri ku. Tidak semudah itu bagi seorang ibu,membiarkan anaknya pergi sendiri. Apalagi sekarang hari sudah larut malam, yah." bentak dewi yang sudah kesal, dengan sikap heru pada zhafira.
PLAAAK...
Heru yang tersulut emosi pun menampar dewi. "Jangan berbicara seperti itu kepada, ku! Ini sudah menjadi keputusan, ku. Dan jangan pernah berpikir jika kamu bisa ikut bersamanya." Heru mencengkram tangan dewi sangat kuat,sampai membuatnya meringis kesakitan.
Kini pandangan, menuju pada zhafira yang sudah berdiri. "Dan kamu fira, cepat pergi dari sini,sebelum aku menghubungi keamanan untuk mengusir, mu!" ucapnya dingin.
Dengan berat hati,zhafira melangkahkan kaki meninggalkan rumah heru,dia tidak menengok lagi kebelakang.meskipun dia ingin sekali memeluk ibunya,sebelum dia pergi.
"Fira...jangan pergi...!" teriak dewi, saat melihat zhafira yang semakin menjauh.
Hati zhafira terasa sesak, saat mendengar teriakan dewi yang memanggilnya.namun tidak ada yang bisa dia lakukannya,selain pergi dari rumah itu.