Queena remaja berusia 18 tahun yang masih duduk di bangku SMA, Ia di buang oleh keluarga nya karna dianggap membawa sial setelah kematian kedua orang tuanya....Namun tiba tiba setelah 11 tahun di telantarkan, tiba tiba keluarga nya memaksa dia menikah karna alasan wasiat dari alm.Orang tua nya....
Vincent pria dewasa berusia 26 tahun, yang memiliki trauma pada kegelapan, tapi dia juga tak bisa tidur nyenyak dengan lampu terang. dia hanya bisa mengandalkan obat tidur setiap hari
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Surga Dunia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20
kini jam sudah menunjukan pukul 8 malam. Vincent memutuskan untuk pulang ke rumah. Ia tak mau membangun kan queena, maka ia menggendongnya dan menutupi wajahnya menggunakan jass yang ia kenakan agar flora tak melihat queena.
Willy yang sigap itu segera membuka kan pintu mobil untuk Vincent, lalu ia juga duduk di depan di samping supir pribadi Vincent.
"Kenapa kau menutupi wajah nya?" tanya Willy seraya memasang sabuk pengaman nya.
"sudah 2 hari sejak kemarin dia bekerja untuk ku di rumah, awalnya dia hanya membersihkan toilet, namun aku memerintahkan nya untuk membuatkan ku makanan mulai sekarang"
"Apa?! Ada apa dengan mu? Apa kau mempercayai nya begitu saja?" tanya Willy takut jika Vincent mengalami kejadian seperti 15 tahun silam.
"Hoammmmmm" queena menguap, Vincent segera memberi kode agar Willy berhenti membicarakan masalalu di depan queena
"Eh maaf om, apa aku udah lama tidur disini? Kenapa om gak bangunin aku saja?" tanya queena yang langsung duduk tegak saat ia menyadari sedang bersandar pada bahu kekar milik Vincent
"Kita sedang menuju ke rumah ku, setelah sampai Disana, buat kan aku makan malam. Bikin 3 porsi makanan, untuk ku, untuk mu, dan untuk Willy" kata Vincent panjang lebar.
"oke deh om" kata queena.
"Sejak kapan dia mau berbicara panjang lebar pada wanita, jangan jangan dia benar benar jatuh cinta pada bocah cilik ini. Aku harus bagaimana? Apa sebaik nya ku hentikan saja?" batin Willy mengawasi dari kaca spion yang berada di tengah tengah itu.
"Kenapa menatap ku seperti itu?" tanya Vincent yang langsung menatap tajam pada Willy.
"Percaya diri sekali, aku sama sekali tidak memandang mu" kata Willy yang langsung menatap ke depan.
"Om ganteng bukan nya asisten nya om nyebelin ya?
"Aku? ganteng? Hahaha kau memang tahu menilai orang" kata Willy yang sedikit tersanjung atas perkataan queena.
"Lalu aku? Nyebelin? Menjengkelkan maksud mu? Hah?" tanya Vincent mendekatkan wajah nya pada wajah queena.
"Hihihi maaf om" kata queena sedikit mendorong tubuh Vincent menggunakan jari jemarinya yang lentik
"Panggil dia Willy" kata Vincent yang tak senang queena memanggil Willy dengan sebutan om ganteng
"Iya deh,, aku panggil kak aja ya kayanya kak Willy lebih muda dari om?" tanya queena bawel.
"Iya memang, kita hanya beda 3 tahun. dia 26 tahun, dan aku 23 tahun" jelas Willy sejelas jelas nya.
"Diam!" kata Vincent singkat yang membuat Willy langsung terdiam, ia merapatkan bibir atas dan bibir bawah nya agar berhenti bicara.
"om gaboleh galak galak....." kata queena memelototi Vincent.
"Wahhhh, seumuran sama kak flora dong, walau begitu, kak Willy sepertinya mempunyai pemikiran yang dewasa ya" kata queena .
"Tentu, sedari kecil aku selalu diajarkan mandiri dan mengatasi masalahku sendiri. Jadi sekarang, aku sudah terbiasa dan tak kesulitan mengatasi masalahku bahkan masalah orang lain" kata Willy menyindir Vincent.
"kalo menurut kak Willy, kak flora cantik gak?" tanya queena.
"Cantik, semua wanita cantik....emmm tapi dia juga pintar, bisa di andalkan, dan yang paling penting dia tidak suka bergosip dengan teman teman nya di kantor" jelas willy yang sedikit banyak tahu tentang flora.
"jadi? Apa kak Willy tertarik pada kakak ku?"
"Apa kamu berusaha menjadi Mak comblang? Agar aku mendekati kakak mu begitu?" tanya Willy yang tahu arah pembicaraan queena.
"Iya, kasian kak flora gak pernah punya waktu berpacaran karna harus bekerja" kata queena sedikit melirik ke arah Vincent, karna dia membuat flora sangat sibuk dengan pekerjaan nya.
"Kalian berisik!" kata Vincent memalingkan wajah.
Beberapa saat kemudian, mereka pun tiba di kediaman Vincent, queena langsung menuju dapur untuk memasak.
"Kau akan segera di usir dari sini" gumam wanita licik itu saat melihat queena yang sedang menyiapkan bahan bahan makanan.
Wanita licik itu segera pergi ke kamar nya untuk mengambil sebotol kecil cairan yang memiliki efek samping seperti Mual, dada terasa panas, dan gatal gatal.
"Hei bocil, kau di panggil tuan Vi" kata wanita licik itu berbohong
"Oke" jawab queena tenang, ia pergi meninggalkan makanan yang sudah siap di sajikan.
Queena langsung bergegas menaiki tangga, setelah wanita licik itu memastikan queena benar benar menghampiri tuan Vi, dia segera mengeluarkan cairan itu dan menuangkan nya ke makanan.
Wanita itu segera pergi dari sana, tak lama kemudian Queena pun turun dan menyajikan makanan ke mangkuk dan meletakkan nya di meja makan.
Setelah beberapa saat, Willy dan Vincent kini sudah duduk di meja makan. Saat Vincent hendak memakan, tiba tiba queena menghentikan.
"Cek dulu menggunakan alat yang aku pinjem tadi" kata queena menahan tangan Vincent.
"Silahkan" kata Vincent melepaskan genggaman queena.
*Tiittttttt Tiiiittttt Tiiiitttttt
Alat itu berbunyi, mendeteksi bahan berbahaya yang tak boleh di konsumsi.
Queena segera menatap wanita licik itu yang sedang mengawasi di balik dinding itu, queena tersenyum puas.
"Sepertinya ada yang ingin mencelakai tuan Vi" kata queena yang masih menatap wanita licik itu.
Seketika wanita licik itu menjadi gusar, ia takut rencana nya di ketahui tuan Vi, ia tak ingin di pecat dari pekerjaan nya.
*BRAKKKKKK
"Siapa yang berani melakukan ini?" teriak Vincent sesaat setelah menggebrak meja dengan keras.
"Aku akan memanggil semua pelayan" kata Willy yang segera mengumpulkan para pelayan.
Semua pelayan kini sudah berbaris rapih menghadap Vincent, termasuk wanita licik itu. Queena tak ikut serta karna memang dia lah yang memasak, dan Vincent percaya pada queena, dia tak akan melakukan itu.
"Siapa yang berani melakukan ini?" tanya Vincent dengan nada rendah seraya berjalan menatapnsatu persatu pelayan itu.
Wanita licik itu berusaha setenang mungkin agar tak di ketahui Vincent, namun Vincent yang memiliki insting yang kuat pun segera tahu melihat gerak gerik wanita itu.
"Kau yang memasukkan nya ke dalam makanan ku?" ucap Vincent sembari mendekat ke arah wanita licik.
"B..... bukan, mana mungkin saya berani tuan" kata wanita licik itu, ia terbata dan tak mampu menatap mata Vincent.
"Tatap aku!" bentak Vincent.
Wanita licik itu segera menatap Vincent, disaat itulah Vincent menjadi yakin bahwa dia lah pelaku nya.
Flash Back On
Saat Vincent menaiki tangga, queena segera mengikuti dan memanggil Vincent.
"Om, minjem alat deteksi itu dong. Firasat ku gak baik" kata queena.
"Ayo ikut ke kamar ku" kata Vincent yang langsung berjalan diikuti queena di belakang nya.
"Ini, kenapa tiba tiba meminta ini?" tanya Vincent seraya menyodorkan alat pendeteksi racun itu.
"Nanti juga om tahu" jawabnya singkat ,queena langsung mengambil alat kecil berbentuk pensil itu dan langsung menuju dapur
Flash Back Off
aku tungguuuu
lanjut...