Zetian seorang karyawan perusahaan, ketika ingin beristirahat setelah menyelesaikan pekerjaannya, tanpa disadari jiwanya dipindahkan kedunia kultivator dan masukkan ketubuh Wang Peng seorang pangeran dari kerajaan api yang saat itu tengah dalam keadaan kritis.
Akankah ia berkembang di dunia yang kejam itu dan menjadi kuat atau menjadi sampah yang tidak berguna dan diinjak injak orang lain.
Ikuti petualangannya di immortal universe
Follow Ig Author (@catur_arjer)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon catur Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 2 Mencari Kitab Jurus (FIX)
Berita mengenai Wang Peng yang masih hidup setelah serangan binatang buas dengan cepat menyebar ke seluruh kerajaan api.
Banyak warga yang bersyukur karena Wang Peng masih hidup setelah serangan binatang buas, para warga cukup menyayangi Wang Peng yang merupakan sosok baik hati dan peduli kepada penderitaan rakyatnya.
Kedudukannya sebagai Putra mahkota tidak membuatnya menjadi angkuh ataupun sombong, justru sebaliknya Wang Peng memiliki sikap yang ramah sekaligus suka menolong sehingga membuat semua orang mengaguminya.
Meskipun demikian masih ada beberapa orang yang membencinya dan menganggapnya sebagai sampah tidak berguna, mereka tak lain adalah para bangsawan yang mencoba mencelakainya demi mendapatkan sumber daya.
######
Di sebuah bangunan mewah, tampak seorang pemuda berjubah hijau dengan rambut terurai mondar mandir sambil memegangi dagunya, ia tidak menyangka bahwa Wang Peng masih selamat setelah serangan binatang buas yang terjadi di bukit beberapa hari yang lalu.
Dari raut wajahnya, pemuda itu nampak dipenuhi kegelisahan sekaligus rasa cemas sesaat setelah ia mendengar kabar itu.
Pemuda itu tak lain adalah Wang Danrui sepupu dari Wang Peng, ia bisa dibilang merupakan jenius dalam kultivasi, di usianya yang baru menginjak 15 tahun ia sudah berada di tahap pembangunan pondasi tahap 4, cukup tinggi untuk anak usia 15 tahun.
"Sial kenapa sampah itu masih hidup" ucapnya geram, kemudian ia mengangkat vas bunga yang ada diatas meja dan melemparnya ke sudut ruangan hingga suara benda pecah membuat Wang Lin, ayah Wang Danrui masuk kedalam ruangan itu untuk memeriksa kondisi putranya.
"Kau nampak marah Rui'er apa ada yang mengganggumu?" Tanya Wang Lin setelah ia masuk keruangan Wang Danrui sambil memperhatikan pecahan Vas yang berserakan dilantai.
"Tidak apa apa ayah aku hanya sedikit kesal, rencanaku untuk menyingkirkan sampah itu tidak berhasil" Ucapnya penuh dengan kemarahan.
"Kenapa terburu buru, kau ingat pemilihan murid sakte pedang emas lima bulan lagi, kau bisa menghabisinya saat turnamen itu berlangsung" Ucap wang Lin sambil memegang pundak Wang Danrui.
"Benar juga! Terima Kasih ayah Rui'er akan menuruti ayah" Ucap Wang Danrui dengan semangat "Wang Peng tunggu saja cepat atau lambat kau pasti akan kuhabisi" Gumannya kemudian berlalu meninggalkan Wang Lin.
######
Di dalam kamarnya Wang Peng yang tengah duduk ditepi ranjang mulai memikirkan cara menjadi lebih kuat secepatnya, ia mengetahui bahwa selain memerlukan bakat ia juga memerlukan sumber daya dan pil yang berguna untuk membantu meningkatkan kultivasinya.
"Mungkin setelah ini aku pergi ke perpustakaan mencari beberapa kitab jurus beladiri" Batinnya.
Ketika masih sibuk dengan pikirannya tiba tiba pintu kamarnya terbuka dan nampak seorang wanita memasuki kamarnya, senyum indah merekah di bibir manis wanita itu sambil menatap ke arah Wang Peng.
"Ibu apa yang membuat ibu datang kemari?" Tanya Wang Peng pada wanita di depannya, wanita itu tidak lain adalah Ling Wei yang sebelumnya pingsan saat mengetahui bahwa Wang Peng telah meninggal, tetapi kesedihan itu hilang setelah ia mendengar bahwa Wang Peng sudah baik baik saja.
" Apakah seorang ibu tidak boleh datang untuk melihat kondisi putranya?" Tanya Ling wei tersenyum kearah Wang Peng.
Ling Wei kemudian berjalan mendekat kearah Wang Peng dan duduk tepat di samping Wang Peng.
"Peng'er bagaimana keadaanmu, apakah masih ada yang sakit?" Tanya Ling wei menatap kearah Wang Peng.
" Aku sudah mulai baikan bu, berkat obat yang diberikan tabib Liu kondisiku sudah mulai pulih" Ucap Wang peng sambil menggerakkan tangannya.
"Ibu kalau boleh setelah ini aku berniat pergi ke perpustakaan kerajaan untuk mencari beberapa kitab jurus apakah boleh Bu?" Tanya Wang Peng penuh harap.
Sebenarnya ia bisa saja pergi tanpa meminta izin kepada ibunya tetapi dia takut ibunya menjadi khawatir dan mencarinya jika ia tidak meminta izin terlebih dahulu.
" Setidaknya ajaklah Li Fang agar ibu tidak perlu khawatir" Ucap Ling wei sambil menatap ke arah putranya.
Li Fang merupakan putra salah satu jendral besar di kerajaan api, di usia 21 tahun dia sudah berada di ranah pembentukan core tingkat akhir sehingga banyak orang yang segan terhadapnya.
" Baik bu aku akan menuruti perintah ibu" Ucap Wang Peng dengan semangat, ia sudah tidak sabar ingin mencari beberapa kitab untuk dipelajari dan menjadi kuat demi melakukan balas dendam terhadap para bangsawan.
Percakapan hangat antara ibu dan anak itu tidak berlangsung lama sebab Ling Wei harus pergi untuk menyelesaikan beberapa urusan kerajaan.
"Peng'er ibu harus kembali ada beberapa urusan yang harus ibu selesaikan, ibu akan menyuruh Li Fang untuk menemuimu setelah ini" Ling Wei berdiri dan bergegas meninggalkan putranya setelah mengatakan demikian.
Selepas kepergian Ling Wei, Wang Peng segera beranjak dari tempat tidurnya untuk membersihkan diri dan menganti pakaiannya.
Ia mengenakan pakaian berbentuk jubah berwarna putih dengan motif seekor burung Feniks api.
Wang Peng memilih menggunakan jubah sebab ia merasa nyaman saat mengenakan pakaian lebar itu.
Disela sela Wang Peng menunggu, sebuah suara ketukan pintu terdengar di telinga Wang Peng, dengan segera ia membuka pintunya untuk mengetahui siapa yang mengetuk pintunya.
Di depan pintu, tampak seorang laki-laki yang berperawakan gagah dengan rambutnya diikat kebelakang tengah tersenyum kepadanya.
"Salam pangeran, ratu meminta hamba untuk menemani pangeran pergi ke perpustakaan" Ucapnya menundukkan kepalanya.
"Jangan terlalu formal kepadaku, kau malah membuatku tidak nyaman" Meskipun Li Fang adalah pengawal pribadinya tetapi kedekatan mereka berdua sebenarnya sudah seperti seorang teman, sehingga tindakan yang dilakukan oleh Li Fang membuat Wang Peng merasa tidak nyaman.
"Mari kita berangkat sekarang Fang" Ucap Wang Peng melangkah keluar diikuti Li Fang di belakangnya.
Beberapa saat kemudian, akhirnya mereka sampai di depan bangun yang dibangun di atas lahan seluas 100 meter² dan memiliki 5 lantai yang menunjukkan kemegahan yang luar biasa.
Perpustakaan dibangun dengan megah bukan tanpa alasan, hal ini untuk meningkatkan minat baca bagi setiap orang yang berada disekitar bangunan perpustakaan.
Di Dalam perpustakaan, ada ratusan resep obat, buku medis, kitab jurus, buku umum, buku sejarah bahkan novel dan komik tersedia disana.
Wang Peng segera melangkahkan kakinya masuk ke dalam perpustakaan, saat menginjakkan kakinya di dalam perpustakaan Wang Peng segera menarik perhatian banyak orang terutama para gadis, siapa yang tidak mengenal Wang Peng seorang dermawan yang baik dan wajahnya yang tampan membuat banyak gadis ingin mendapatkannya.
"Lihat! itu pangeran, apa yang dilakukannya di sini?"
"Wahhhh tampannya andai aku bisa berada di sampingnya pasti aku sangat bahagia"
"Dermawan Wang memang penuh dengan kharisma"
Banyak pujian yang dilontarkan kepada Wang Peng ketika ia memasuki perpustakaan
"Permisi apakah ada kitab beladiri" Tanya Wang Peng kepada pustakawan yang sedang berjaga di sana.
"A..ada pangeran, mari saya antarkan" Ucapnya sambil berjalan menuju ke lantai 2 diikuti Wang Peng dan juga Li Fang.
"Ini adalah kitab beladiri yang kami miliki pangeran silahkan dilihat saya mohon permisi" Ucap pria itu sambil menunjuk susunan buku yang tertata rapi di dalam sak besar.
Wang Peng tak henti hentinya dibuat takjub ketika datang ke perpustakaan, saat masih berada di dunianya ia tidak pernah melihat perpustakaan yang seluas dan memiliki buku sebanyak ini seumur hidupnya.
Wang Peng segera memilih kitab yang dianggapnya cocok dengan gaya kultivasinya, saat sedang memilih kitab ia tak sengaja melihat sebuah buku yang sudah tampak usang, entah bagaimana ia merasa memiliki ketertarikan dengan buku itu, Wang Peng kemudian mengambil buku itu dan membuka nya, betapa terkejutnya ia ketika mengetahui huruf yang ada dalam kitab tersebut adalah huruf yang ada di didunianya.
Li Fang yang berada di samping Wang Peng melirik buku yang dipegang oleh Wang Peng ia mengerutkan keningnya karena tulisan yang ada dalam buku itu tidak bisa dia baca.
"Apa ada yang salah?" Tanya Wang Peng memperhatikan raut wajah kebingungan Li Fang.
"Pangeran saya sarankan pangeran mengambil kitab yang lain, meskipun kitab itu merupakan peninggalan dari seorang kultivator yang sangat hebat tapi tulisannya tidak bisa dibaca pengeran" Ucap Li Fang, memang huruf di dunia Wang Peng saat ini berbeda dengan huruf didunia Wang Peng ketika ia masih menjalani hidupnya sebagai Zetian, jadi dia tidak terlalu terkejut dengan keterkejutan yang ditunjukkan oleh Li Fang.
"Baiklah aku akan mengambil buku ini" Ucap Wang Peng dengan perasaan sangat bahagia sebab ia telah menemukan apa yang iya cari.
"Eh..." Li Fang tampak bingung dengan sikap Wang Peng kali ini yang menurutnya tidak seperti biasanya.
Setelah menetapkan pilihannya mereka berdua segera turun menuju lantai pertama untuk meminjam buku yang dipilih oleh Wang Peng
Wang Peng sudah tidak sabar untuk mempelajari buku yang baru saja dia dapatkan, karena menurut Wang Peng, buku itu memang ditakdirkan untuk dia pelajari.