NovelToon NovelToon
Istriku Ternyata Calon Pewaris.

Istriku Ternyata Calon Pewaris.

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Trisya selama ini tinggal di Luar Negri. Dia harus kembali pulang ke Indonesia atas perintah ibunya. Ibunya khawatir dengan perusahaan yang dikuasai ibu tirinya. Hal itu membuat Trisya mau tidak mau harus bergerak cepat untuk mengambil alih Perusahaan.

Tetapi ternyata memasuki Perusahaan tidak mudah bagi Trisya. Trisya harus memulai semua dari nol dan bahkan untuk mendapatkan ahli waris perusahaan mengharuskan dia untuk menikah.
Trisya dihadapkan dengan laki-laki kepercayaan dari kakeknya yang memiliki jabatan cukup tinggi di Perusahaan. Pria yang bernama Devan yang selalu membanggakan atas pencapaian segala usaha kerja keras dari nol.

Siapa sangka mereka berdua dari latar belakang yang berbeda dan sifat yang berbeda disatukan dalam pernikahan. Devan yang percaya diri meni Trisya yang dia anggap hanya gadis biasa.

Bagaimana kehidupan Pernikahan Trisya dan Devan dengan konflik status sosial yang tidak setara? apakah itu berpengaruh dengan pernikahan mereka?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 19. Malam Pernikahan.

"Devan kamu memikirkan apa lagi?" tanya Trisya yang melihat suaminya itu diam membisu dengan ekspresi wajah yang gelisah yang tidak tenang sejak tadi.

"Kamu memikirkan tentang keluargaku. Devan untuk apa kamu memikirkan hal ini?" tanya Trisya.

"Kamu tahu. Kakek juga bukan orang sembarangan yang menerima menantu begitu saja. Lihatlah dia merestui hubungan kita saat aku memberitahu bahwa aku akan menikah dengan kamu. Aku sama sekali tidak berbohong pada kakek dan mengatakan apa adanya siapa pria yang akan menikah denganku. Kakek menyetujui tanpa ada protes sama sekali. Karena kakek juga sama seperti kamu sama-sama perintis dan dimulai di semua dari nol. Dia bukankah juga sangat mempercayaimu. Jadi kamu benar-benar diterima sebagai menantu di rumah ini," ucap Trisya yang meyakinkan Devan agar tidak memiliki keraguan apapun.

Devan masih diam saja mendengarkan semua pembicaraan sang istri yang salah memberikan dia keyakinan.

"Hey, kita sudah menikah. Jadi kamu harus menepati janji kamu kepadaku akan bertanggung jawab dengan diriku dan bukan malah memperlihatkan diri kamu yang berbeda. Dengan kamu yang mendadak diam dan tidak percaya diri seperti ini," ucap Trisya.

"Devan kamu mau kan bertanggung jawab padaku?" tanya Trisya melihat dengan salam suaminya itu.

Devan mengangguk kepalanya dan memeluk Trisya sembari mengusap rambut Trisya dan Trisya juga memeluk suaminya itu begitu erat dengan matanya terpejam. Di luar Trisya dengan tujuan menikah hanya ingin mengambil alih dari perusahaan. Tetapi dia mungkin memang sangat nyaman berada di sisi Devan yang membuat Trisya yakin pada Devan.

Trisya melepaskan pelukan itu, " kamu bersih-bersih lah, tadi aku sudah menyuruh pelayan untuk menyiapkan pakaian ganti untuk kamu, karena aku tahu kamu tidak memiliki pakaian ganti," ucap Trisya.

"Baiklah!" sahut Devan. Trisya tersenyum. Devan mengusap-usap pucuk kepala istrinya itu. Mereka berdua sama-sama lega dengan komunikasi yang singkat itu.

**

Devan keluar dari kamar mandi yang menggunakan bathrobe dan sementara Trisya yang sudah mandi terlebih dahulu yang duduk di atas sofa yang menggunakan piyama tidur dengan kakinya yang menyilang dan fokus pada iPad. Trisya begitu sangat serius sekali dan entah apa yang sekarang dia kerjakan.

"Pakaian kamu ada di atas ranjang," ucap Trisya yang melihat Devan sebentar dan kembali fokus pada iPad tersebut.

"Kamu sedang apa?" tanya Devan.

"Aku sedang menyelesaikan proyek yang kemarin sempat aku tinggalkan. Proyek ini harus secepatnya diselesaikan dan harus dilaporkan pada kakek," jawab Trisya.

"Begitu!" sahut Devan yang berjalan menghampiri Trisya dan duduk di samping Trisya.

"Butuh bantuan?" tanya Devan.

"Tidak usah. Ini hanya tinggal sedikit lagi dan akan selesai," jawab Trisya.

"Kamu tidak lelah dengan acara pernikahan kita dan langsung kembali ke Jakarta dan sekarang bekerja?" tanya Devan.

"Jika aku menunggu untuk menyelesaikan pekerjaan ini besok, maka pekerjaan lain akan terbengkalai. Jadi aku harus menyelesaikannya secepatnya agar bisa mengerjakan yang lain," jawab Trisya.

"Trisya kamu tahu tidak! jika kita baru saja menikah," ucap Devan.

"Hmmm, iya memang kenapa?" tanya Trisya.

"Bukankah malam ini adalah malam pertama kita," ucap Devan yang tiba-tiba mengambil iPad tersebut dari tangan Trisya yang meletakkan di atas meja dan Trisya yang langsung menoleh ke arah depan dengan Trisya yang kesulitan menelan salivanya dan wajahnya juga tampak memerah.

Dia tidak percaya jika kata-kata itu akan keluar dari mulut Devan dan pasti Trisya memahami apa yang dimaksud Devan. Hal itu membuat jantungnya berdebar begitu kencang.

"Kita sudah sama-sama dewasa dan kamu pasti mengerti apa yang aku katakan," ucap Devan dengan satu alis terangkat.

"Apa dia sedang meminta jatah kepadaku?" batin Trisya dengan menelan salivanya yang benar-benar gugup.

Devan yang semakin mendekatkan duduknya pada sang istri yang sekarang mereka sudah benar-benar rapat dan Devan yang memegang tangan Trisya.

Wajah mereka berdua saling berdekatan dengan mata yang saling menatap. Suara debaran jantung diantara keduanya sama-sama berdebar dengan kencang seperti benderang mau perang.

Bahkan Trisya yang semakin panik dengan Devan yang terlihat kesulitan menelan Saliva. Walau Devan prustasi dengan identitas sang istri. Tetapi mungkinkah malam pertama akan menjadi penyembuh bagi Devan.

Devan yang sepertinya tidak ingin menunda-nunda hal itu yang membuat dia semakin mendekatkan wajahnya kepada Trisya dan bahkan tangannya sudah memegang lembut pipi Trisya, sembari jari-jarinya mengusap begitu lembut. Perlahan wajah Devan semakin dekat dan matanya sudah fokus pada bibir Trisya yang ingin meraih bibir merah seperti buah persik itu.

"Devan!" Trisya yang tiba-tiba menghindari pandangannya dengan tangannya yang berada di depannya seolah ingin mencegah Devan agar tidak terlalu dekat padanya dan jangan sampai melakukan hal itu.

"Kenapa?" tanya Devan yang pasti sangat kecewa dengan penolakan yang tiba-tiba itu.

"Kita tidak mungkin melakukan itu sekarang," ucap Trisya.

"Kenapa?" tanya Devan dengan kedua alis bertautan. Wajahnya berubah seketika menjadi dingin.

"Apa karena aku tidak pantas menyentuhmu?" tanya Devan yang mulai sensitif dan bahkan dia sudah menjauh. Devan sangat mudah sekali tersinggung.

"Bukan seperti itu Devan. Kamu jangan salah paham kepadaku dan jangan berpikiran yang tidak tidak tentang ku," sahut Trisya.

"Lalu kenapa?"

"Kamu lelah?"

"Dan bukankah kamu masih sempat bekerja. Jadi bagaimana mungkin kamu bisa lelah?" pertanyaan Devan seperti mengintrogasi yang tidak memberikan kesempatan untuk Trisya berbicara.

"Trisya aku tahu...

"Devan cukup," Trisya yang langsung memotong pembicaraan Devan.

"Jika kamu terus saja mengeluarkan pendapat sendiri tanpa memberi kesempatan untuk memberikan alasan. Maka, kamu akan terus berpikiran negatif kepadaku. Jadi jika kamu menginginkan alasan kepadaku, maka kamu harus memberiku kesempatan untuk berbicara," ucap Trisya yang memang paling tidak suka jika Devan terus saja berbicara.

"Kalau begitu jawablah kenapa?" tanya Devan.

Wajahnya terlihat begitu kesal dan Padahal mereka belum menikah sampai 24 jam sudah terjadi perang dingin di antara mereka berdua.

"Aku sedang datang bulan dan bukankah tidak mungkin untuk kita berdua melakukan hubungan itu," jawab Trisya.

Devan langsung terdiam.

"Aku bukan tidak mau melakukannya. Tetapi memang tidak mungkin melakukannya. Jadi aku mohon jangan salah paham padaku. Aku tahu kita sudah menikah dan aku tahu apa yang harus aku lakukan. Aku sama sekali tidak menghindar," ucap Trisya.

Devan menarik nafas panjang dan membuang perlahan ke depan. Lalu dia memegang tangan Trisya.

"Maafkan aku, jika sikapku berlebihan kepada kamu. Aku sama sekali tidak bermaksud apapun," ucap Devan yang menyadari bahwa apa yang telah dia katakan membuat Trisya tidak nyaman.

"Aku paham itu. Aku hanya ingin kamu berhenti berpikiran yang tidak tidak kepadaku dan berhenti untuk menganggap kita berdua tidak setara. Devan kita sudah menikah dan janji yang kita ucapkan di pernikahan adalah sakral. Jadi mari sama-sama untuk membangun pernikahan ini dan saling memberikan kepercayaan satu sama lain," ucap Trisya dengan bijak.

"Iya. Kamu benar," ucap Devan.

Trisya mengangguk tersenyum.

"Baiklah! kalau begitu kamu lanjutkan bekerjanya dan jangan terlalu malam-malam. Kamu juga harus istirahat," ucap Devan.

Trisya menganggukkan kepalanya. Devan terdiri dari tempat duduknya dan menuju ranjang yang mengambil pakaian yang disiapkan Trisya.

Trisya juga kembali melanjutkan pekerjaannya.

Bersambung....

1
Diana Sofya
Luar biasa
𝐙⃝🦜Briel Dinda 𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ
untung cucu² hariyanto bertindak cepat n pada akhirnya terkuak wanita ular itu sungguh jahat
𝐙⃝🦜Briel Dinda 𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ
semoga dg kejadian ini hubungan kalian jadi membaik
mbok Darmi
trisya kok sekarang jd arogan pantes aja Devan eneg lihatnya sdh bersuami hrs nya sadar diri tugas dan kewajibannya meskipun sekarang jd pewaris ttp tugas istri wajib dijalankan jgn sok sibuk dan merasa dirimu hrs dimengerti
𝐙⃝🦜Briel Dinda 𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ
coba Trisya kurangin ke egoisanmu dan kamu juga mau pas di lamar Devan
𝐙⃝🦜Briel Dinda 𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ
kapan akan melakukan unboxing sih kalian ini
𝐙⃝🦜Briel Dinda 𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ
bagus Trisya kamu harus buktikan bahwa kamu mampu memajukan perusahaan peninggalan nenek kamu
𝐙⃝🦜Briel Dinda 𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ
benar kata Trisya berduka kehilangan sudah pasti tidak harus berkelarutan karena dia harus menjaga amanah yang diberikan pada Trisya
𝐙⃝🦜Briel Dinda 𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ
Lena bersedih boleh tapi kmu juga harus ikhlas dan jangan biarkan pelakor itu merasa senang.

mungkin nenek sudah tenang karena perusahaan itu sudah di pegang oleh Trisya, karena itu dia tenang meninggalkan dunia ini
𝐙⃝🦜Briel Dinda 𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ
ayo Dev kamu harus tunjukkan pada mereka bahwa kamu bisa dibanggakan dan kamu menikahi Trisya bukan karena hartanya
𝐙⃝🦜Briel Dinda 𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ
akan banyak kejutan yg akan kamu dapatin dev,,jadi kamu harus kuat
Anto D Cotto
menarik
Khafiza Achmad
devaaaan lho narsis abis🤣🤣🤣🤣
Joan Indri
Sampai di sini, aq sudah tidak bisa menahan tawa, Devan oh Devan 😄
𝐙⃝🦜Briel Dinda 𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ: hilang tingkat kepedean Devan🤣🤣
total 1 replies
𝐙⃝🦜Briel Dinda 𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ
yg ada nanti kamu lebih nyaman dg kluarga Devan ,jika diliat mreka ramah semua
𝐙⃝🦜Briel Dinda 𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ
bagaimana jika Devan tau kalo Trisya adalah calon pewaris perusahaan royale 🤭
𝐙⃝🦜Briel Dinda 𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ
ayo Trisya dg Devan gpp demi perusahaan jangan sampe nenek lampir yg menguasai
𝐙⃝🦜Briel Dinda 𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ
Mona kamu itu cuma istri kedua dan istri pertama masih hidup walaupun dia koma.dan perusahaan itu milik Liana jadi gk usah ikut campur
𝐙⃝🦜Briel Dinda 𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ
pertemuan pertama yg begitu bikin kesel 😅
sama² punya tingkat kepedean yg sangat luar biasa tinggi
𝐙⃝🦜Briel Dinda 𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ
aku mampir lagi di novel terbarumu onel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!