Adira Kirania sangat bahagia menggantikan Lestari Putri untuk menjadi pengantin untuk Arya Seno Nugroho. Tari menghilang sehari sebelum pernikahan mereka di gelar. Tidak ingin menanggung malu, kedua orang tua Arya meminta Dira putri sahabatnya menggantikan tari. Dira yang sudah lama menaruh hati kepada Arya langsung menyetujui permintaan orang tua Arya.
Sedangkan Arya terpaksa menerima pernikahan tersebut karena tidak ingin keluarganya menanggung malu akibat batalnya pernikahannya.
Pernikahan mereka berjalan lancar, walau Arya awalnya selalu dingin dan kasar kepada Dira. Tetapi berjalannya waktu Arya belajar menerima Dira sebagai istrinya, hingga badai itu datang. Tari kembali hadir dan berusaha merebut Arya kembali.
Hingga suatu hari Arya menyadari kalau hatinya sudah di penuhi oleh Dira, tetapi seolah tuhan ingin menghukumnya. Arya merasakan penyesalan saat mengetahui kebenaran tentang istrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rubi Sandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terpesona
Arya terbangun, laki-laki itu segera melihat ke sebelahnya tapi tidak menemukan istrinya. Arya bangun dari tidurnya mengambil celananya yang tergeletak di lantai, jangan tanya lagi kenapa celana itu bisa berakhir di lantai kamar, apalagi kalau bukan kelakuan Arya yang tadi malam habis menggempur istrinya. Arya langsung buru-buru memakainya karena ingin mencari keberadaan sang istri.
Kini Arya sedang berdiri di dekat dapur, memandangi Dira yang sedang berkutat dengan peralatan masaknya. Sesekali terdengar lantunan lagu dari mulut wanita itu.
Entah kenapa Arya selalu suka saat Dira memasak di dapur, kecantikan Dira semakin terpancar ketika Dira memakai daster rumahannya, rambut di ikat asal membuat Arya semakin terpesona, tidak cukup hanya diam memandangi wanita yang ada di hadapannya, dengan cepat Arya berjalan menghampiri Dira. Kemudian ia memeluk erat sang istri dari belakang, tak lupa Arya mencium pipi Dira, sesekali memberi kecupan di leher Dira.
"Astaga Kak Arya. Dira kaget tahu, jangan suka ngagetin kak. Nanti aku bisa mati karena jantungan." Ucap Dira melanjutkan masakannya.
"Mana mungkin kamu mati karena jantungan Ra, kamu masih muda gak mungkin punya penyakit jantung." Jawab Arya mengeratkan pelukannya.
"Kita tidak tahu kak, tua muda bisa saja kena penyakit itu. Lagian umur mana bisa kita tahu kak. Bisa saja besok aku di panggil tuhan." Ucap Dira pelan.
"Apaan sih kok jadi bahas yang aneh-aneh. Kamu lagi masak apa?" Tanya Arya mengalihkan pembicaraan mereka.
"Nasi goreng, sudah kakak sana pergi mandi. Nanti telat, jangan mentang-mentang bos di perusahaan kakak jadi seenak jidat mau masuk jam berapa." Suruh Dira.
"Iya, dasar bawel istriku makin hari makin galak ya." Canda Arya mencubit pipi Dira kemudian pergi berlari meninggalkan sang istri.
"Kak Arya sakit tahu."Omel Dira.
Setelah selesai memasak sarapan, Dira bergegas menyiapkan pakaian suaminya dengan cekatan wanita itu melakukan semua pekerjaannya. Dira yang manja selalu di layani dan tidak bisa apa-apa sudah tidak ada kini berganti dengan Dira yang sudah lihai dengan pekerjaan rumah tangga, Dira juga sudah bisa memasak bahkan Dira sudah tidak lagi mendatangi rumah mertuanya untuk belajar memasak.
Arya semakin bangga melihat perubahan sang istri, kini ia semakin mantap untuk menjalani rumah tangga dengan Dira. Tak jarang Arya sering mengkode sang istri yang ingin segera mempunyai momongan. Dira juga tidak keberatan lagi pula sekarang Dira sudah selesai kuliahnya dia hanya perlu menunggu wisuda saja. Jadi tidak apa baginya untuk hamil, karena jujur kadang Dira merasa kesepian jika Arya pergi kerja.
Ceklek
Arya yang baru selesai mandi langsung tersenyum melihat istrinya yang sedang meletakkan pakaian kerjanya di atas ranjang mereka. Arya berjalan mendekati sang istri dan langsung memakai pakaian yang telah di pilihkan istrinya, Arya bahkan sempat tersenyum tipis melihat pakaian yang di pilihkan istrinya.
"Kamu memang tidak pernah salah dalam memilih pakaianku sayang, silahkan lakukan pekerjaanmu." Suruh Arya.
Arya langsung memberi isyarat kepada istrinya agar membantu dirinya mengancingkan kemejanya. Semakin hari ada-ada saja tingkah Arya yang mencari perhatian sang istri, jika dulu ia selalu mengejek Dira dengan sebutan gadis manja tapi sekarang dialah yang menjadi pria manja.
Dira langsung menuruti perintah suaminya, dengan senang hati ia membantu Arya, tak lupa ia juga mengejek suaminya itu.
"Dasar manja" ejek Dira.
Bukannya marah tapi Arya dengan cepat mengecup bibir istrinya.
"Biarin, manja sama istri sendiri tidak di larang.