NovelToon NovelToon
Pernikahan Tak Terduga

Pernikahan Tak Terduga

Status: tamat
Genre:Tamat / Aliansi Pernikahan / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa
Popularitas:27.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Desy Puspita

Niat hati memberikan pertolongan, Sean Andreatama justru terjebak dalam fitnah yang membuatnya terpaksa menikahi seorang wanita yang sama sekali tidak dia sentuh.

Zalina Dhiyaulhaq, seorang putri pemilik pesantren di kota Bandung terpaksa menelan pahit kala takdir justru mempertemukannya dengan Sean, pria yang membuat Zalina dianggap hina.

Mampukah mereka menjalaninya? Mantan pendosa dengan masa lalu berlumur darah dan minim Agama harus menjadi imam untuk seorang wanita lemah lembut yang menganggap dunia sebagai fatamorgana.

"Jangan berharap lebih ... aku bahkan tidak hapal niat wudhu, bagaimana bisa menjadi imam untukmu." - Sean Andreatama

ig : desh_puspita27

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 14 - Jalan Tengah

"Jika kau ingin kembali mencari imammu dan pria itu menerimamu. Kau boleh pergi, Zalina."

Menyesal? Mungkin. Sean merenungi hal itu hingga malam hari. Dia tidak mendengar sampai tuntas apa yang dibicarakan istrinya bersama pria itu. Pun dengan Zalina yang tidak membahas hal itu, lengkap sudah alasan Sean untuk bungkam.

Keduanya sama-sama diam hingga malam hari, Zalina mencuri pandang Sean yang kini menikmati makan malamnya. Jika Sean dibuat gusar oleh sang istri, Zalina juga sama. Perubahan Sean begitu terasa, dia mendadak dingin dan bicara seperlunya.

Sejak awal Sean memang tidak banyak bicara, tapi kali ini Zalina merasa berbeda. Dia menghindari tatapan Zalina. Walau ucapan terima kasih tetap dia ucapkan, tetap saja senyum hangat yang dia berikan tidak seperti kemarin-kemarin.

Hingga ketika usai makan malam, Seperti biasa Sean tidak akan langsung ke kamar tidur. Melainkan menyempatkan waktu untuk bicara bersama Kiyai Husain dan para kakak iparnya.

"Apa mungkin marah? Tapi dia sendiri yang bilang kalau belum mau," gumam Zalina menatap pantulan wajahnya di cermin.

Bingung, dia tidak tahu apa yang tengah terjadi pada suaminya. Jika karena penolakan di rumah sakit, bukankah itu kesepakatan bersama? Lagi pula Sean sendiri yang mengatakan tidak akan menyentuhnya. Sungguh, sangat mustahil jika Sean marah karena hal itu, pikir Zalina.

Merasa tidak punya jawaban, Zalina mengetuk pintu kamar Mahdania. Selagi wanita itu di sini, mungkin akan sedikit berguna, pikirnya kemudian. Memang, Nia adalah satu-satunya anak kiyai Husain yang tidak begitu religius, pakaian juga seadanya, tapi pemikirannya paling terbuka dan tidak pernah menilai buruk siapapun, termasuk Sean.

"Belum diapa-apain? Wajar adik iparku sampai sakit begitu ... kamu paham Agama, harusnya tahu dong kewajiban kamu apa. Jangan hanya karena ucapannya kamu juga terlena, Zal. Lagi pula aneh, mana ada suami istri tidak saling menyentuh, tujuan menikah salah-satunya itu."

Belum juga lima menit dia masuk, tapi sudah mendapat ocehan panjang lebar dari Nia. "Tapi dia yang bilang tidak akan menyentuhku, Mbak."

"Haduh ini adik Mbak makannya apa? Dengarkan aku ... laki-laki yang normal mana bisa menahan hassratnya selama itu. Kamu tahu sendiri, 'kan mereka bahkan bisa melakukan hal itu pada wanita yang tidak dicintai. Sementara kamu adalah istrinya? Buka matamu, Zalina ... buktinya dia sakit-sakitan begitu."

Mahdania menggeleng pelan, dia tidak habis pikir jika mereka sama sekali belum saling menyentuh. Bahkan, tidur dengan pembatas guling? Sungguh, hal itu sama sekali bukan dirinya.

"Ih kenapa jadi ke sana? Mbak dengar sendiri suamiku sakit apa? Asam lambung dan stres makanya begitu, bukan karen_"

"Sesekali perluas literasimu, Na. Baca jangan yang itu-itu saja, salah satu manfaat hubungan suami istri adalah mengurangi stres. Sean ada di sini sudah sangat stres, Abrizam pasti membuatnya tertekan. Nah oleh karena itu kamu harus membantu Sean mengurangi stresnya dengan cara itu."

"Terus gimana? Mas Sean tidak pernah meminta, masa aku yang merayu?" tanya Zalina belum apa-apa dia geli sendiri.

"Tidak perlu dirayu, cukup digoda tipis-tipis," ucap Mahdania mulai berpikir apa yang pantas untuk menjadi jalan tengah dari kisah mereka.

"Maksudnya? Goda bagaimana?"

"Kamu tidur pakai apa?" tanya Mahdania menatap curiga adik bungsunya, sejak dahulu memang Zalina terjaga bukan hanya fisik, tapi juga jiwanya.

"Tetap begini."

"Hah? Baju itu?"

Zalina mengangguk pelan, memang dia terbiasa dan nyaman saja. Bukan karena menghindari Sean, tapi memang sejak dahulu dia tidur tetap menjaga dirinya. "Aduh, pantas saja suamimu tidak berani ... tunggu di sini."

Firasat Zalina mendadak buruk, sejak dahulu Nia memang kerap menuai kontroversi dalam keluarga perihal pakaiannya. Entah kenapa dia mulai berpikir jika sang kakak akan menjebaknya.

"Nih, Mbak beli dua sebelum ke sini ... sengaja kado pernikahan kamu, karena mana mungkin kamu mempersiapkan hal-hal yang begini."

"Ini baju? Apa luaran kebaya sih, Mbak? Kenapa begini?"

"Memang begini modelnya, semakin tipis semakin baik ... dengan menggunakan ini, kamu bisa meluluhkan lelaki yang imannya tebal sekalipun."

"Tapi malu, Mbak. Aku tidak mau," tolak Zalina menggeleng cepat, tampaknya memang dia salah mendatangi manusia ini. Seharusnya dia datang pada umi-nya saja, bukan Nia.

"Malu apanya malu? Sama suami, Zalina!!"

Wanita itu hanya meringis kala Nia menoyor keningnya. Memang pengetahuan mereka ke arah sana agak sedikit berbeda. Zalina mengetahui itu adalah kewajiban istri. Namun, selebihnya dia tidak sepaham Mahdania

"Kamu tahu rumus seorang istri disayang suami?" tanya Nia berkacak pinggang, Zalina kembali mengerutkan dahi.

"Apa lagi?"

"Di luar kearab-araban, tapi di kamar kebarat-baratan."

Zalina tersedak ludah, ada-ada saja rumus yang diberikan Mahdania. Tapi jika dipikir-pikir lagi memang benar adanya. Ada baiknya dia pertimbangkan, tapi kenapa belum apa-apa sudah malu begini.

.

.

Seperti dugaannya, Sean sudah berada di dalam kamar kala Zalina masuk. Pria itu kembali mengulangi kebiasaannya, buku yang sama seperti sebelum sakit. Sean begitu fokus membaca lembar demi lembar tuntunan shalat lengkap itu di meja belajar Zalina.

"Mas, sudah lama ya?" tanya Zalina pelan sembari berusaha tidak menciptakan bunyi dari pintunya yang dikunci.

"Hm, belum."

Masih singkat, jawaban Sean belum hangat dan itu artinya jiwa Sean masih kacau. Zalina meremmas sesuatu yang baru saja dia dapatkan dari Mahdania. Sepertinya memang sudah hanya ini satu-satunya untuk meluluhkan Sean.

"Dia suamiku, semua yang ada pada diriku adalah haknya."

Setelah membulatkan tekatnya, Zalina berlari ke kamar mandi dengan membawa sesuatu di tangannya. Tingkah Zalina sempat tertangkap di mata Sean hingga pria itu menatap bingung ke pintu kamar mandi.

"Dasar aneh, dia takut aku ikut masuk atau kenapa sampai tutupnya pakai tenaga dalam begitu?"

.

.

- To Be Continue -

1
Khayla Salwa
Luar biasa
Wahyu Ningsih Aiug
Kecewa
Wahyu Ningsih Aiug
Buruk
Dede Exis
y allah tk bisa brkata2 dh,cuma bisa istifar jx.
asli keruk../Joyful//Joyful//Joyful/
Marshanda Adilla
kejadiannya udh bertahun tahun ,,masa iya hamil nya gak lahir2 juga Sampai menahun begitu
Widi: Siapa yg hamil gk lahir2 kak? Ana? kalau Ana anak nya udah lahir, kan dia bilang "anak yg ku lahirkan" 🙏
total 1 replies
Dewi citra
/Joyful//Joyful//Joyful/
Dewi citra
tenang thor klo aq love sekebun /Kiss/
Dewi citra
/Facepalm//Facepalm/
Dewi citra
Luar biasa
Zidha Naory
Luar biasa
zaKIA❤️
oh ini bahasa yg smpe kebawa d novel nya azkara🤣🤣🤣🤣
Dede Exis
wkwkwk .TK bisa berkata-kata dh aq
Dede Exis
anak kecil umur setaunan dbilang mengadu,gmne cerite ny?
sean..sean..kuat Saket ny
zaKIA❤️
wanjaaaaiiii gw ketawanya awett bngt lg🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Eko pw
🤩
zaKIA❤️
otak mu se se 🤔🤔🤔
zaKIA❤️
sean no no no
😆😆
zaKIA❤️
astagfirullahh seeeannnnnn😅😅😅😅😅😅😅 begini nih klo sekolah dbawah pohon ubi😆😆😆
zaKIA❤️
ya tuhann se😆😆😆
Rafalia Azen
kali ini aku ngakak Thor 🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!