Desi seorang gadis cantik yang berasal dari kampung. umurnya masih 18 tahun tetapi ia sudah memutuskan untuk merantau ke kota jakarta sendirian demi mencari pekerjaan. 18 tahun cukup muda kan? yeah... dari kecil Desi sudah dididik menjadi anak yang mandiri. di karenakan Desi lahir dikeluarga yang serba kekurangan, gadis itu hanya mampu menyelesaikan pendidikannya sampai kelas 6 SD saja. ia tidak punya cukup biaya untuk melanjutkan pendidikannya ketingkat selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alin26, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kendra modus
Dokter Helen sudah pulang. Dan kini hanya ada Kendra dan Desi yang masih berdiam diri di dalam kamar. Sejak tadi Desi terus menangis tanpa henti. Kendra sudah berusaha untuk menenangkan gadis itu, tetapi tidak ada hasil dan malah membuat Desi semakin menangis.
Kata Dokter Helen, biarkan saja Desi menangis nanti akan berhenti sendiri. Dan benar saja, setelah beberapa menit berlalu, Desi pun berhenti menangis dan malah tertidur di dalam pelukan Kendra.
Kendra pun bernafas dengan lega ketika melihat Desi yang tertidur dengan sangat pulas di dalam pelukannya. Dengan segera pria itu menggendong tubuh Desi lalu menidurkannya dengan benar di atas tempat tidur.
"Selamat tidur, gadis nakal. I love you more ...." bisik Kendra sembari mencium kening Desi dengan penuh cinta.
Tok ... Tok ... Tok ...
Kendra segera berdiri dari duduknya, lalu berjalan menuju pintu. Ketika Kendra membuka pintu, ia melihat Sam dan Laras yang berdiri di depan sana.
"Ada apa?" tanya Kendra sedikit mengecilkan suaranya karena takut Desi terbangun.
"Kita tidak jadi pergi liburan, Tuan?" tanya Sam dan Lora secara bersamaan.
"Tidak jadi!" jawab Kendra dengan ketus yang membuat Sam dan Lora terkejut.
"Tapi, Tuan—"
"Kecilkan suara kalian! Desi sedang tertidur!" sungut Kendra terlihat marah. "Pergilah! Jika sampai Desi terbangun karena kalian, gaji kalian bulan ini aku potong!"
"Ba--Baik, Tuan!" Sam dan Lora yang tak ingin gajinya dipotong pun segera pergi dari sana.
"Sayang sekali, kita tidak jadi liburan ke Swiss," sungut Sam dengan bibir yang cemberut ke depan.
"Mau bagaimana lagi? Nona Desi kan sudah sembuh," ujar Lora sembari bernafas dengan pasrah.
"Sia-sia kita memasukkan semua barang-barang ke dalam koper tapi ujung-ujungnya kita tidak jadi liburan," ujar Sam begitu frustasi.
"Yang sabar, Tuan."
_____________________________________________
Pagi hari.
Perlahan-lahan Desi membuka matanya.
"Sudah bangun?" Mendengar suara itu membuat Desi langsung menoleh ke sampingnya dan ternyata ada Kendra yang sedang berbaring di sebelahnya.
"Tuan ...." Desi langsung menangis karena mengingat kejadian kemarin.
"Usstt ... Don't cry!" Kendra segera menyeka air mata yang membasahi pipi gadis nakalnya itu.
"Hikss ... Hikss ... Tuan tidak membenciku kan?" tanya Desi dengan sangat lirih.
"Tidak, gadis nakal," jawab Kendra seraya tersenyum penuh arti. "Aku tidak membencimu. Sampai kapanpun tidak akan pernah."
"Ta--Tapi."
"Seminggu lebih kau bermain petak umpet dariku. Kau tidak pernah berbicara sedikit saja padaku. Begitu kah caramu menjadi asisten pribadiku?" timpal Kendra sembari membelai lembut pipi Desi.
"Maafkan aku, Tuan. Waktu itu aku terlalu dihantui rasa bersalah pada Tuan Kenzie," lirih Desi.
"Kau tidak bisa dimaafkan! Kau tidak tahu bagaimana tersiksanya aku ketika melihatmu hanya diam saja dan tidak mau berbicara sedikit saja padaku!" sungut Kendra.
"Hikss ... Hikss ... Lalu bagaimana, Tuan? Apa Tuan akan memecatku?"
"Tidak dong. Aku tidak akan memecatmu, gadis nakal. Aku hanya perlu memberikanmu hukuman!"
"Hu--Hukuman apa?" tanya Desi sedikit takut.
"Cium aku!"
Deg.
Sontak saja Desi langsung terdiam Ketika mendengar permintaan aneh Kendra. Bagi Desi permintaan tuannya itu benar benar tidak masuk di akal. Dasar Kendra modus.
"Tu--tuan...." seketika saja tubuh desi merinding ketakutan disaat Kendra mulai mendekati wajahnya. Pria itu tampak tidak main-main dengan permintaannya yang ingin segera di cium oleh Desi.