Revina di jebak oleh kakaknya sehingga ia harus menikah dengan seorang pria yang tidak dia kenal.
Felix yang baru saja keluar dari penjara hari itu tiba-tiba dipaksa menikah dengan seorang wanita.
Jasee merasa hidupnya akan sangat bahagia jika ia menikah dengan seorang laki-laki tampan dan kaya.
Sean menikah dengan siapapun itu tidak penting lagi untuk dirinya. Ia mengganggap wanita itu semua sama saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di Tangkap Polisi
Revina mengerjabkan mata, menyesuaikan cahaya matahari yang menembus tirai kamar hotel. Ia mengedarkan pandangannya melihat ruangan yang begitu asing.
"Kau sudah bagun ?" suara Felix mengalihkan pandangan Revina.
"Kau akan pergi bekerja ?" tanya Revina kepada Felix saat ia melihat Felix sudah berpakaian rapi sedang duduk di sofa.
"Tidak. Ini sudah jam sepuluh." jawab Felix sambil melihat jam tangannya.
"Astaga. Kenapa tidak membangunkan ku." Revina segera bangun dari tempat tidur dan terburu-buru seakan-akan dia sudah terlambat.
"Kau mau kemana memangnya ? bukankah kau tidak bekerja lagi ?" perkataan Felix seketika menghentikan Revina.
Wanita itu kembali mendudukkan tubuhnya dan menutup wajah dengan tangan kirinya. Revina benar-benar lupa dengan apa yang terjadi kepadanya kemarin. Revina menghela napasnya, mengingat kembali apa yang dikatakan oleh papanya kemarin.
"Sudahlah. Jangan terlalu dipikirkan. Ini sarapan mu."
*
Setelah mandi dan berganti pakaian, Revina memakan sarapannya. Sedangkan Felix hanya memperhatikan istrinya makan dengan tidak berselera.
"Kenapa kau tidak pergi bekerja ?" Revina melirik kearah Felix yang sedang memperhatikannya.
"Eemm, aku ingin menemani mu saja hari ini. Apa rencana mu selanjutnya ?" tanya Felix.
"Kita akan mencari rumah dulu. Tidak mungkin jika kita setiap hari menginap di hotel." langkah pertama yang di pikirkan oleh Revina.
Setelah mendapatkan tempat tinggal, Revina ingin menyelidiki siapa yang sudah memfitnahnya dengan meminta bantuan temannya di kantor.
"Baiklah. Pukul berapa kita akan cek out ?" tanya Felix lagi.
"Sekarang saja. Lebih cepat lebih baik." Revina beranjak untuk mengemasi barang-barang milik mereka.
Saat Felix membuka pintu kamar, mereka di kejutkan dengan beberapa orang laki-laki yang berseragam polisi.
"Selamat siang Nona Revina dan Tuan Felix. Kami dari kepolisian membawa surat tugas untuk penangkapan anda berdua." salah seorang dari pria berseragam itu berbicara dan menunjukkan surat tugas.
"Felix." panggil Revina yang merasa takut. Ia menoleh ke arah Felix yang saat ini sedang berjalan sampingnya menuju mobil polisi yang akan membawa mereka.
"Tenanglah. Tidak akan terjadi apa-apa." Felix menenangkan istrinya.
"Tapi, bagaimana jika kita terbukti bersalah dan kita akan di penjara ?" tanya Revina lagi.
Seumur hidupnya Revina tidak pernah berurusan dengan polisi. Apa lagi sampai di tangkap dan di bawa ke kantor polisi seperti ini.
"Tidak semudah itu mereka memasukkan orang ke dalam penjara tanpa menyelidikinya dulu." jawab Felix. Kecuali ada orang-orang tertentu yang ada di belakangnya. Lanjut Felix dalam hatinya.
"Aku akan meminta tolong pada teman ku." ucap Felix lagi saat melihat mata Revina yang sudah mulai berkaca-kaca.
Sesampainya di kantor polisi, Felix meminta izin untuk menghubungi Sonia. Sonia yang saat itu tengah menunggu anak buahnya melaporkan tentang hasil penyelidikan di perusahaan Jonatan dibuat terkejut saat Felix memberi tahukan jika saat ini mereka sudah di tahan di kantor polisi.
Sonia bergegas mengambil tasnya dan langsung menuju ke sana.
Setengah jam kemudian Sonia memarkirkan mobilnya di depan kantor polisi. Ia langsung menemui polisi yang menangani kasus Revina dan Felix. Sonia terkejut ketika mengetahui jika saat ini Revina dan Felix baru saja di bebaskan dengan jaminan oleh seseorang. Sonia merasa dia lah yang paling cepat tapi rupanya ada orang lain yang lebih cepat darinya. Orang itu pastilah bukan orang sembarangan.
Saat keluar dari kantor polisi, Sonia bertemu Felix dan Revina.
"Sonia, terima kasih atas bantuan mu." ucap Felix yang membuat Sonia ingin tertawa terbahak-bahak. Bagaimana tidak, baru hari ini ia mendengar Felix berkata dengan lembut dan sopan kepadanya.
"Sama-sama." balas Sonia kemudian melihat ke arah Revina.
"Apa dia kakak -, ah maksud ku dia istri mu ?" Sonia pura-pura bertanya. Padahal ia sudah tau dan juga sudah pernah melihat foto Revina.
"Iya. Ini Revina istriku. Revina, ini Sonia." Felix memperkenalkan Sonia kepada Revina.
"Revina. Terimakasih atas bantuan mu." Revina mengulurkan tangannya. Berterima kasih dengan tulus sambil tersenyum kepada Sonia.
"Sama-sama." ucap Sonia membalas jabatan tangan Revina.
"Ehm, Felix bisa bicara sebentar ?" ucap Sonia lagi. Memandang Felix penuh harap.
Felix tak langsung menjawab. Ia malah melihat kepada Revina.
"Oh. Revina bisakah aku bicara sebentar dengan Felix ?" tanya Sonia yang seakan mengerti dengan tatapan Felix kepada istrinya.
"Tentu saja. Silahkan nona." balas Revina masih dengan senyuman di wajah cantiknya. Revina segera berjalan menjauh dari Felix dan Sonia.
"Ada apa ?" tanya Felix kepada Sonia ketika merasa Revina sudah tidak bisa mendengar pembicaraan mereka.
"Felix, bukan aku yang menjamin kalian." kata Sonia dengan wajah serius.
"Apa ?" Felix terkejut mendengar pernyataan sepupunya itu.