Casey Copeland, wanita berusia 24 tahun yang memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan ibunya sejak ia masih kecil. Casey tidak tau mengapa ibunya membedakannya dengan kakaknya. Ibunya membenci Casey.
Casey mulai lelah dengan segala upaya yang dilakukannya hanya untuk mendapat perhatian ibunya. Casey berubah, ia tidak ingin menjadi Casey yang dulu lagi.
Casey menjebak kekasih kakaknya hingga mereka berakhir di pelaminan. Benih-benih cinta mulai tumbuh pada di antara mereka. Akankah kehidupan Casey berakhir bahagia setelah mengetahui siapa pria itu sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23: Casey yang Tidak Beruntung
Ponsel Casey berdering. Ia kemudian merogoh sakunya untuk mengambil ponselnya.
"Dariel.." gumam Casey melempar ponselnya ke dalam troli berisi belanjaannya. Saat ini Casey sedang berada di supermarket untuk membeli beberapa bahan makanan.
"Akh.. sial.. kenapa dia menghubungi ku terus.." gumam Casey kesal. Sudah tiga kali pria itu menghubunginya. Dan itu membuat Casey kesal.
Akhirnya Casey mengangkat ponselnya.
"Kamu sengaja memancing amarah ku.." semprot Dariel.
"Kamu adalah orang pertama yang membuatku menghubungi mu berkali-kali," ucap Dariel marah.
"Baguslah.. aku yang pertama," balas Casey semakin memancing amarah Dariel.
"Aku sedang di bawah apartemen mu," ucap Dariel. Casey mengerutkan alisnya, bertanya kenapa pria itu datang kesana.
"Aku sedang di luar dan kemungkinan masih akan lama. Sebaiknya kamu pergi saja.." balas Casey.
Dariel menggeram marah, "Jangan memancing ku Casey. Atau aku akan hancurkan tempat tinggal mu sekarang juga.." ucap Dariel mengancam.
"Baiklah.." jawab Casey mematikan ponselnya. Ia kemudian berjalan menuju kasir dan membawa belanjaannya.
Tak lama kemudian Casey tiba di depan gedung apartemennya. Ia melihat mobil Dariel terparkir di sana.
"Apa kamu sengaja membuatku menunggu lama," geram Dariel marah. Casey terkejut melihat pria itu tiba-tiba muncul di depannya.
"Jalanan macet, lagi pula aku menggunakan bus jadi sedikit lama," ucap Casey. sore menjelang malam seperti ini jalanan akan macet karena para pekerja berpulangan.
"Dasar miskin.." kata Dariel dingin. Kata-kata hinaan selalu saja keluar dari mulutnya ketika ia berhadapan dengan wanita di depannya itu. Dariel melemparkan dua buah paper bag ke arah Casey dan terjatuh karena Casey tidak sigap menangkapnya.
"Itu baju yang akan kamu pakai besok di pernikahan kita," ujar Dariel memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya. Casey mengambil paper bag yang jatuh dan memasukan kembali sepatu yang keluar dari dalam papar bag itu.
"Aku akan menjemputmu besok pagi dan pastikan kamu tidak membuatku menunggu," ucap Dariel lalu pergi.
********
Keesokan paginya Casey sedang menunggu Dariel. Pria itu bilang akan menjemputnya pukul 6 pagi. Casey sudah memakai gaun pernikahan yang diberikan Dariel. Gaun polos dengan model sabrina. Casey juga merias sendiri wajah dan rambutnya. Benar-benar miris. Tidak seperti pernikahan yang ia idam-idamkan selama ini.
"Casey...Casey... hidup mu memang tak beruntung," gumam Casey menatap kaca riasnya dengan mata yang berkaca-kaca.
"Bahkan kamu akan menikah dengan pria yang tidak kamu cintai karena kebodohanmu sendiri. Sekeras apapun kamu ingin mengubah kisah hidupmu, tetap tidak akan bisa. Kamu sepertinya, ditakdirkan menjadi orang yang tidak beruntung," gumamnya tertawa pelan, mengejek dirinya sendiri.
drrrttt.....drtttt....
Casey mengangkat ponselnya yang berdering.
"Aku di bawah.." ucap Dariel langsung mematikan ponselnya. Casey menghembuskan nafasnya, hidupnya terasa berat. Ia kemudian mengambil tasnya dan melangkahkan kakinya keluar dari unit apartemennya. Casey melihat lorong apartemennya, untung saja kosong. Tidak ada orang di sana. Kalau tidak dia akan menjadi bahan perhatian orang-orang di sana.
Casey melihat sebuah mobil Porsche keluaran terbaru terparkir di depan gedung apartemennya. Ia yakin mobil itu adalah milik Dariel. Memangnya siapa lagi. Para penghuni apartemen tempatnya tinggal dipastikan tidak akan memiliki mobil mewah seperti itu. Rata-rata mereka yang tinggal di apartemen itu hanya memiliki mobil biasa saja.