cerita ini hanya cerita fiksi seorang gadis bernama Aurel.Dia hidup hanya dengan kakak nya Roy dan Mohan. Cerita menceritakan persahabatan, perselisihan dan percintaan Aurel.
Bagaimana cerita kehidupan Aurel dan ikuti disetiap hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenanga Rb, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Di ruang kerja kak Roy
Kak Mohan menghubungi kakaknya untuk memastikan kebenaran pesan singkat Aurel tadi.
"Hallo, kak Roy."Panggil Mohan ditelepon.
"Apa aku menganggu kakak. Ucap kak Mohan.
" Ada apa lagi?. "Ucapnya sambil membuka dokumen yang ada di meja kerjanya itu.
"Kak, apa benar kak Roy mengijinkan aku untuk ikut berpetualangan ? " ucap Mohan ditelepon.
"Hmmm."
"Kak? " Ucap kak Mohan lagi.
"Kamu boleh ikutan Mohan....karena adik kamu yang merengek untuk mengizinkan kamu ikut saat berangkat sekolah tadi."Ucap kak Roy sambil menandatangani sebuah dokumen.
"Memangnya kamu berikan apa Aurel,sampai dia membela kamu. "Ucap Kak Roy menghentikan kegiatan dia.
"..... "
Kak Mohan tersenyum mendengar ucapan kakaknya ditelpon.
"Ya udah kak, aku berangkat dulu berpetualang mendaki gunung. "Ucap kak Mohan mengalihkan pembicaraan.
"Ya, hati-hati. "
Setelah menutup teleponnya, Mohan bersiap-siap untuk berangkat.
Disisi lain Kak Roy yang selesai menjawab telepon adiknya Mohan kembali disibukkan dengan berkas di meja.Tiba-tiba saja ada suara ketukan pintu.
Tok tok tok
"Ya,masuk!. "Ucap kak Roy.
" Pak, meeting sudah siap.Tinggal menunggu pak Roy. "Ucap sekretaris Roy.
" Baik. "
Kak Roy sekarang pergi dengan sekretarisnya bertemu dengan kliennya.Dia sedang melakukan meeting dengan kliennya itu.
Di rumah Aurel
"Hai Bro, kita jadi pergi. Aku ikut, sebentar lagi aku ke markas."Ucap kak Mohan pada salah satu temannya.
"Serius bos. "Ucap Udin.
"Ih, gak percaya kamu. "Tanya Kak Mohan ditelepon.
"Aku berangkat sekarang!. "Ucap kak Mohan sambil menenteng tas ransel perlengkapan mendaki.
Dua puluh menit kemudian, Kak Mohan sudah sampai di Markas. Beberapa teman dia seperti mimpi melihat kedatangannya.
"Wah, bos jadi datang. Pasti seru nantinya." Ucap Aldi cowok berpostur tegap, hitam manis.
"Bos, ini beneran jadi ikut. " Ucap Vino sambil mencubit temannya.
"Aduh, sudah tahu itu bos kita. Masak orang lain. " Ucap Romi seorang laki-laki bertubuh gemuk sambil mencubit teman nya itu lagi.
"Sakit... Romi. Kamu mencubit aku dengan keras. " Ucap Vino.
"Sakitkan, makanya jangan seenaknya mencubit orang lain. "
Melihat Vino dan Romi saling mencubit dan membalas membuat Udin tertawa dengan kelakuan keduanya itu.
"ha ha ha. " Tawa Udin yang membuat Vino dan Romi mengejar Udin.
"Hai, Devin bagaimana persiapan kamu. Sudah siap kita berangkat."Ucap Kak Mohan yang sudah duduk di dekat mereka.
Kedatangan Mohan yang mendekati Devin, membuat ketiga berhenti kejar-kejaran.
" Siip. "
Akhirnya mereka membawa perlengkapan ke dalam mobil yang mereka gunakan untuk pergi mendaki.
Sore harinya di lapangan basket sekolah SMA Bina Karya terlihat Aurel sedang membawa minuman untuk Alvaro.
"Tuh, Alvaro pacar kamu datang " Ucap salah satu teman satu team Alvaro sambil mengoper bola ke Alvaro.
Namun kedatangan Aurel membuat Alvaro kehilangan konsentrasi.
"Aduh.... "Ucap Nathan saat bola yang di lempar untuk Alvaro malah mengenai dirinya.
Semua teman menertawakan kejadian itu.
" Hai, Alvaro harus tanggung jawab. "Ucap Nathan.
" Tenang Nathan, kamu mau aku bawa ke Uks atau ke rumah sakit "Canda Alvaro.
" Wah, ternyata kamu baru apes hari ini Nathan. "Ucap Johan mengejek teman nya itu.
"Biasanya kita balapan tidak pernah ketahuan. Baru kamu yang mengusulkan malah kita kena hukum tadi pagi "Ejek Johan.
"Iya, lari lapangan tiga kali dan hikmahnya kita jadi terkenal sama cewek-cewek di sekolah. "Canda Nathan menanggapi perkataan Johan sambil tebar pesona.
" Dasar, sok ganteng. Lihat tuh Alvaro yang menjadi idola satu sekolah saja tidak lebay seperti kamu. "Ucap Johan.
Ucapan temannya membuat Pungky melihat Aurel dan Alvaro bersamaan di tepi lapangan. Saat mereka selesai dari berlatih basket.Aurel memberikan minuman untuk Alvaro kekasihnya itu.
"Terima kasih, sayang. " Ucap Alvaro pada Aurel.
"Cuma Alvaro yang kamu kasih Aurel. " Sindir Nathan.
"Nathan, kamu ini. Jangan ganggu mereka. Nanti kena semprot Alvaro lho. " Canda Johan sambil meminum minuman yang dibawa Aurel.
"Johan itu minuman aku. " Ucap Aurel jengkel.
"Tuh, disana aku bawa minuman mineral untuk kalian. Tinggal ambil saja. "Ucap Aurel.
" Aku sangat haus Aurel, lagian minuman ini juga masih utuh."
" Terima kasih Aurel, cantik " Ucap Nathan., Namun dia sedikit kikuk saat Alvaro mengawasinya dengan tajam.
"Apes lho Nathan. " Ucap Johan sambil menyingkir.
"Habis ini kita kemana?" Ucap Johan mencairkan suasana.
"Kita nonton pasar malam di dekat lapangan dekat SD itu. " Ucap Johan.
"Maaf, aku tidak bisa ikut. Aku ada janjian sama mama aku.Aku harus mengantar mama menjenguk temannya " Ucap Pungky.
"Aku juga tidak bisa ikut,papa menyuruh aku menemani mama dirumah. " Ucap Alvaro.
"Wah, ternyata Pungky dan Alvaro ternyata anak mama. " Ucap Johan bercanda pada kedua temannya, tapi malah membuatnya keduanya memandang Johan dengan kesal.
"Aurel, bagaimana ikut gak? " Ucap Johan padanya.
"Sorry, kak Roy sebentar lagi menjemput aku.
Baru saja Aurel bicara kakaknya Roy sudah menjemput dirinya.
Ring tung ping pong
Bunyi klakson kak Roy yang terbilang aneh bagi pengendara lainnya.
" Alvaro, sepertinya kakak aku Roy sudah datang tuh. "Ucap Aurel sambil membawa tasnya.
" Aku pulang dulu ya, sayang. "Ucap Aurel pada Alvaro.
" Iya, hati-hati sayang. Sampai besok lagi. "Jawab Alvaro sambil mengantarkan Aurel ke gerbang sekolah.
"Bye bye Nathan, Johan dan Pungky " Ucap sambil berjalan.
Akhirnya hanya Nathan dan Johan yang pergi menonton pasar malam.
"Sudah selesai Aurel. " Ucap kak Roy sambil membuka pintu mobil.
"Gimana kegiatan mu hari ini.? " Tanya kak Roy.
"Semuanya seperti biasa kak Roy.Oh ya, kak nanti mampir ke toko roti dekat jalan raya itu aku ingin makan kue disana."Ucap Aurel.
" Okey, namun kakak tunggu di mobil. Disana kebanyakan yang beli itu cewek. "
Aurel tertawa mendengar ucapan kakaknya itu dan dia. turun dari mobil untuk membeli kue yang di sukainya.aa
Setengah jam kemudian mereka baru saja sampai dirumah.Disaat masuk ke dalam rumah Aurel merasakan suasana agak sepi.
"Kok, sepi.. ... " Ucap Aurel lirih.
"Ya jelas, sepi. Bukankah tadi pagi kamu merengek mengijinkan kakak kamu Mohan pergi mendaki. " Ucap kak Roy sambil menuju ke kamar nya.
#******#
Di pegunungan kak Mohan sedang menikmati api unggun dengan kawan-kawan dia. Sambil bernyanyi dengan diiringi suara gitar Romi.
Udin dengan gaya menarinya yang lucu membuat suasana menjadi ramai.Sambil menikmati makanan yang mereka bawa.
"Untung bos ikut, jadi ramai. " Ucap Devin.
Di pasar malam terlihat Nathan dan Johan bersenang-senang dengan menaiki beberapa permainan disana.Tiba-tiba saja Johan ditelepon papanya.
"Hallo papa,!. " Ucap Johan ditelepon.
" Kamu ada di mana?, pulang sekarang! "Ucap papanya Johan dengan marah.
" Baik papa. "Ucap Johan sambil menutup teleponnya.
" Nathan, kita pulang sekarang. Sepertinya ada yang mengadu papa aku.Sial kejadian tadi pagi. "
"Gawat!, Om Andre pasti memarahi kamu. Apa perlu aku ikut dengan kamu? " Ucap Nathan khawatir.
"Tenang, paling-paling nanti aku tidak dapat uang saku. Kamu bantu aku traktir sampai hukuman aku selesai. " Canda Johan.
"Ngaco kamu. " Ucap Nathan.
Keduanya pergi meninggalkan pasar malam dan pulang ke rumahnya masing-masing.
*****
Di rumah Setya Dermawan terlihat mama Sonia duduk di teras menunggu putranya yang belum pulang dari latihan basket.
Melihat Alvaro yang masuk ke rumahnya membuat mama Sonia begitu lega.
"Alvaro, akhirnya kamu pulang!. Mama sudah tungguin kamu sejak tadi. "
"Mama, kalau papa sudah kasih mandat buat anak mama yang paling ganteng ini. Pasti aku tidak kemana-mana. "
"Ini, Alvaro belikan roti kesukaan mama. " Ucap Alvaro sambil memberikan barang bawaannya kepada mama Sonia.