Grace, kini harus menjadi anak yatim piatu setelah kedua orangtuanya di habisi secara keji oleh Chan Ryder, hanya karena kalah tender. Sejak kecil Grace di urus dan dibesarkan oleh orang yang telah membunuh kedua orang tuanya, bahkan kakaknya pun ikut menjadi korban. Bagaimana jadinya jika Grace tahu jika orang yang sudah merawatnya adalah orang yang sudah tega memisahkan ia dan keluarganya?
Penasaran sama kelanjutan ceritanya? Yuk langsung baca. Jangan lupa like, komen, vote, dan kasih ulasan terbaiknya. oke👌😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RD Junior, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Setelah beberapa menit mendiamkan juniornya didalam sana, perlahan Delard pun mulai menghentakkan p1nggulnya dengan gerakan maju mundur.
"Ah, sakit Kak,," pekiknya. Grace mencengkram kuat punggung kakak angkatnya sehingga membuat punggung Delard terluka akibat terkena goresan kuku gadis itu yang runcing.
Cup.
Sekilas Delard mengecup bibir adiknya yang tampak sudah tidak berdaya, "sakitnya tidak akan berlangsung lama. Aku yakin setelah ini kau akan menikmatinya," ucap Delard dengan nada yang sangat lembut.
"Ah-ah," Grace mulai mend*sah saat Delard kembali menyambar p*ting buah sintal miliknya yang berwarna merah muda, lalu menj*latnya dengan sangat lembut.
Melihat Grace yang mulai menikmatinya, Delard pun mempercepat gerakan p1nggulnya.
"Emp," Grace menutup mulutnya saat merasakan sesuatu yang akan keluar dari tubuhnya.
Delard tahu jika adiknya akan mengalami pelepasan sehingga dia pun menepis tangan adiknya pelan, "sudah, lepaskan saja," kata Delard seraya menyingkirkan tangan Grace dari mulutnya.
"Aaaahhh.... " Grace mend*sah keras saat merasakan kenikm4tan menyerang tubuhnya. Grace tidak tahu apa itu, tapi yang jelas rasa sakitnya sedikit berkurang setelah cairan bening keluar dari area intinya.
Kini giliran Delard yang akan melakukan pelepasan, lantas dengan cepat dia mengeluarkan juniornya dan memun*cratkan bisa itu di pusar adiknya.
Cup.
Sekilas Delard kembali mengecup bibir adik angkatnya.
"Kak?" lirih Grace memanggilnya.
"Ya, kenapa?" tanya Delard dengan suara yang lembut dan tatapan yang begitu mesra.
Sikap Delard yang seketika berubah menjadi sosok laki-laki yang lembut, membuat Grace tampak salah tingkah, apa lagi saat di tatap seperti itu oleh kakaknya, membuat jantung Grace berdegup lebih kencang dari pada biasanya.
"Aku takut..."
"Takut apa?" tanya Delard, masih dengan nada bicaranya yang lembut seraya membelai pucuk kepala adiknya.
"Bagaimana jika aku hamil?" tanya Grace mengeluarkan unek-unek nya.
"Tenang saja, kau tidak mungkin hamil, karena aku juga tidak mungkin merusak masa depanmu dengan cara menghamili mu," jawab Delard kepadanya.
"Tapi kita sudah melakukannya," lirih Grace dengan bola matanya yang tampak berkaca-kaca.
"Kita memang sudah melakukannya, tapi kau tadi lihat kan?! Jika aku tidak mengeluarkannya di dalam melainkan di luar."
Grace mengernyitkan keningnya. "Maksudnya?"
"Nanti juga kau akan mengerti," ucap Delard kepada adik manisnya yang masih polos.
Delard beranjak dari tempat tidur lalu masuk kedalam bathroom.
"Aw !" pekik Grace ketika dia ingin beranjak dari tempat tidurnya. "Sial! Tak ku sangka rasanya akan sesakit ini," umpatnya dalam hati.
Tak lama kemudian Delard keluar dengan handuk putih yang melilit menutupi sebagian tubuhnya.
Grace terpaku melihat tubuh kakak angkatnya yang profesional dengan memiliki postur tubuh yang tinggi. Dada nya terlihat bidang dan berotot, pantas saja guncangan nya tadi begitu kuat sehingga membuat tubuh mungil Grace seakan remuk.
"Kau ingin membersihkan tubuh mu sekarang?" tanya Delard seraya mengusap-usap rambutnya yang basah dengan handuk microfiber.
Grace mengangguk pelan, "area inti ku rasanya sakit sekali, Kak. perih!" ungkapnya seraya memegangi bagian bawah perutnya.
"Kalau begitu kau bersihkan dulu badan mu, setelah itu aku akan mengobatinya," Delard mengangkat tubuh Grace dan menggendongnya kedalam bathroom, lalu meletakkan tubuh mungilnya didalam bathtub yang sudah diisi dengan air hangat.
"Aku akan menunggumu diluar, jika sudah selesai, panggil lah aku," titah Delard sebelum pergi.
Delard keluar dari kamar Grace lalu masuk kedalam kamarnya untuk mengambil pakaian ganti, setelah itu dia kembali ke kamar adiknya.
Saat ingin merebahkan tubuhnya, Delard melihat bercak darah di tempat dimana Grace tidur tadi, tepatnya saat dia dan Grace melakukan perbuatan terlarang itu. Lantas dengan cepat Delard mengganti sprei nya dengan yang baru.
Selesai mandi Delard kembali menggendong Grace dan menyandarkan tubuhnya ditempat tidur. "Coba ku lihat?" Delard ingin melebarkan selang*jangan kaki Grace, namun Grace menolaknya.
"Kau mau apa?" Grace merapatkan kedua pahanya.
"Aku ingin melihat luka di area inti mu."
"Kau gila ya?! Aku tidak mau!" bentaknya.
"Kenapa? Tidak mungkin kau malu jika aku melihatnya, karena tadi aku sudah melihat, bahkan sudah tahu bagaimana rasanya."
Ucapan Delard membuat wajah Grace memerah bak kepiting rebus.
"Sekarang buka kaki mu?" pintanya.
Grace tampak enggan membuka pahanya.
"Grace!" decak Delard yang mulai kesal, karena keinginannya tak di indahkan oleh sang adik.
"Aku malu," rengeknya sedikit manja.
"Jika kau malu, tutup saja matamu dan buka kaki mu."
Grace menuruti perkataan kakaknya. Dia pun menutup mata dan membuka kakinya lebar-lebar. Namun bukannya mengobati Delard malah menenggelamkan wajahnya diantara p*ngkal paha mulus Grace, lalu mencium area intinya.
"Ah, apa yang kau lakukan?" teriak Grace saat Delard mulai melakukan permainannya.
"Diam dan nikmati saja," jawab Delard. Dia pun melanjutkan aksinya mengh*sap dan menj*lurkan lidah ke lub*ng inti milik adik angkatnya.
"Aahhh," Grace mend*sah ketika merasakan suatu kenikmatan yang lagi-lagi menyerang tubuhnya, rasanya begitu nikm4t dan hangat ketika Delard menc1um di bagian int1nya.
Seraya terus menciumi area inti Grace yang sudah mulai basah, Delard menoleh kearah wajah Grace yang tampak menyukai sentuhannya, sehingga juniornya pun kini kembali menegang.
Lagi-lagi Grace menutup mulutnya, sehingga membuat Delard kesal dan menepisnya.
"Aku suka mendengar suara d*sahan mu. Jadi keluarkan saja, kau tidak perlu malu," titah Delard.
"Em, aahh..." suara d*sahan Grace begitu menggoda dan terdengar begitu sangat merdu ditelinga Delard. "Ah-ah... Kak Delard, em,," tubuh Grace bergelinjang hebat dan aliran darahnya seakan mendidih menerima sentuhan hangat yang diberikan oleh kakak angkatnya.
Tak menunggu lama, Delard pun langsung membuka pakaiannya dan kembali menancapkan juniornya ke lub*ng inti milik adik angkatnya. Entah beberapa ronde malam ini mereka melakukan itu, karena yang jelas Delard meny*tubuhi Grace berkali-kali.
Waktu telah menunjukkan pukul sebelas siang, Grace perlahan membuka kedua matanya yang terasa silau akibat pantulan cahaya dari luar yang masuk kedalam kamarnya.
"Apa aku bermimpi?" gumam Grace. Dia pun membuka selimutnya, dan ternyata tidak ada sehelai kain benangpun yang menutupi tubuhnya. "Sial! Ternyata aku benar-benar sudah menyerahkan tubuhku kepada kak Delard," rutuknya.
Tok tok tok...
"Masuk!" teriak Grace. Dia pun menutupi tubuhnya kembali dengan selimut.
"Maaf Nona, di bawah ada teman-teman Nona Grace."
"Ya, katakan pada mereka untuk menunggu sebentar, karena aku ingin mandi dulu."
"Baik, Nona."
Kurang lebih sekitar tiga puluh menitan Grace pun turun dan menghampiri teman-temannya.
"Kalian tidak sekolah?" tanya Grace kepada kedua sahabatnya, yang tak lain ialah Laura dan Anggun.
"Sekolah, ini kan waktu jam istirahat!" jawab Laura, "Grace kita punya kabar buruk tentang Daniel. Apa kau tahu jika kemarin dia habis di keroyok sama preman?"
"Uhuk-uhuk!" Grace langsung keselek minuman yang di tenggaknya saat Laura mengatakan itu.
"Pelan-pelan Grace," Anggun menepuk-nepuk punggungnya.
"Kalian dapat kabar itu dari mana?" tanya Grace.
"Kita dapat kabar itu dari temannya, memangnya Daniel tidak memberitahu mu?" Laura menelisik.
"Sebenarnya bukan preman yang memukuli Daniel, tapi kak Delard."
"What?! Kok bisa?" tanya Laura dan Anggun secara bersamaan.
"Kak Delard tidak suka jika aku masih berhubungan dengan Daniel, apa lagi kemarin aku diam-diam pergi dengannya. Akhirnya kak Delard marah, terus menghajar Daniel sampai dia babak belur," jelas Grace.
"Kita lanjutkan obrolannya nanti! Ayo Laura, kita harus segera ke sekolah lagi sebelum jam istirahat berakhir," ajak Anggun.
Kalian jauh-jauh cuma mau membahas itu saja?" Grace bertanya.
"Ya," mereka pamit sebelum terlambat.