Erland Putra, seorang petarung handal, dia menjadi korban penculikan saat dirinya masih bayi dan mendapatkan kekerasan dari orang tua angkatnya. Padahal dia anak dari seorang mafia.
Setelah dewasa dia malah mendapatkan pengkhianatan dari kekasihnya.
Sebuah pertemuan tidak sengaja mempertemukan dirinya dengan seorang gadis di masa lalu, gadis yang pernah dia tolong saat gadis itu di culik oleh ayah angkatnya. Gadis itu bernama Eliana, seorang CEO cantik yang sangat angkuh.
Karena Eliana mengetahui Erland adalah orang yang menolongnya dulu, membuat dia terobsesi ingin memiliki Erland. Padahal Eliana akan membenci Erland jika dia tahu siapa Erland sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23
"Kamu tunggu disini!" Erland menyuruh Eliana untuk menunggunya di dalam mobil.
Eliana menganggukkan kepala, dia menurut saja, karena dia tau bisnis apa yang Erland kerjakan hari ini.
Sementara Erland keluar dari mobil, dia membawa dua koper di dalam bagasi.
Erland berjalan menuju sebuah markas. Dia disambut oleh beberapa anak buah pemilik markas itu sambil memeriksa pakaian Erland siapa tau ada yang mencurigakan, setelah itu Erland dipersilahkan masuk ke dalam.
Sementara Eliana memperhatikan Erland dari kejauhan, entah mengapa dia sangat mengkhawatirkan pria itu, "Mengapa dia selalu bekerja di tempat yang berbahaya?" gumamnya.
Drrrttt... Drrtttt....
Ponsel Eliana bergetar.
Eliana terperangah, akhirnya ada sinyal juga, rupanya didaerah sana ada sinyal juga. Dengan cepat Eliana mengangkat panggilan telepon dari Miss Bona.
"Nona El, dimana anda sekarang? Dari kemarin saya menyuruh para bodyguard untuk mencarimu." tanya Miss Bona dengan nada khawatir karena dari kemarin Miss Bona mencoba untuk terus menghubungi handphone Eliana sayangnya di daerah tempat Eliana menginap semalam sama sekali tidak ada sinyal.
"Aku lagi di kota S, sebentar lagi aku pulang."
"Ya ampun nona, untuk apa anda disana? Mengapa kemarin tidak membawa satu orang bodyguard pun?" Miss Bona malah mengomel.
"Aku mengikuti pria itu. Aku juga tidak tau akan pergi ke daerah sini. Miss Bona tenang saja, aku baik-baik saja ko."
Eliana melihat Erland keluar dari markas itu dan berjalan ke arah mobil.
"Hm ya sudah aku tutup dulu teleponnya!"
"Tapi nona El..."
Klik!
"Hallo nona El!" Miss Bona mencoba untuk menghubungi Eliana beberapa kali sayangnya tidak ada respon juga.
Padahal saat ini di mansion sedang ada Tuan Mario menunggunya bersama Juan dan Nyonya Vera. Mereka datang kesana untuk melamar Eliana.
"El dimana Miss?" tanya Nyonya Vera pada Miss Bona.
Miss Bona duduk di kursi sofa bersama keluarga Wiliam itu, "Kebetulan sekali hari ini nona El sedang melakukan fitting baju pengantin, mengingat pernikahan mereka besok." Miss Bona mengatakannya dengan begitu santai, pura-pura tidak tau apa niat mereka datang ke mansion.
Tentu saja perkataan Miss Bona membuat mereka terkejut.
"Jadi beneran El punya kekasih?" Juan mengerutkan keningnya.
"Padahal selama ini aku gak pernah lihat Eliana berkencan dengan siapapun." Juan sangat tidak mempercayai ucapan Miss Bona.
"Tapi kenyataannya memang seperti itu Tuan Juan." Miss Bona mencoba untuk bersikap dengan tenang.
"Siapa namanya? Apa pekerjaannya?" Tanya Tuan Mario, dia sangat terlihat kesal.
Miss Bona pura-pura tenang padahal dia juga belum tau apa Erland akan bersedia menikah dengan Eliana atau tidak, "Emm.... saya tidak berhak untuk memberitahu Tuan tanpa seizin nona El."
Tuan Mario tidak bisa memaksanya karena dia tau Miss Bona memang sangat patuh dan setia pada Eliana. Mungkin jika tidak ada Miss Bona, Eliana akan semakin terpuruk karena hanya Miss Bona yang bisa diajak bicara olehnya dan selalu menemaninya dan merawatnya dari Eliana masih kecil. Karena kesetiaannya itu membuat dia tidak tertarik dalam dunia pernikahan padahal usianya sekarang sudah menginjak 45 tahun.
"Tapi mengapa El belum mengirim udangan pernikahan juga?" tanya Tuan Mario.
Miss Bona bingung harus menjawab apa, dia mencoba untuk mencari alasan yang masuk akal "Undangan akan kami sebarkan nanti malam, kebetulan daftar tamu undangan tidak akan banyak, hanya orang-orang tertentu yang nona El undang."
Tuan Mario mengepalkan tangannya, dia menatap tajam pada Juan karena tadinya dia mempercayai Juan untuk mengurus calon suami Eliana, sementara orang suruhan Juan sama sekali tidak menemukan siapa itu calon suami Eliana karena faktanya calon suami Eliana memang belum ada, bahkan Erland pun belum memutuskan dia akan menikahi Eliana atau tidak.
Begitu pulang ke mansion Wiliam, Tuan Mario begitu marah pada Juan. "Ini akibat kamu terlalu santai, akhirnya kita kecolongan kan sampai tidak bisa menemukan siapa calon suaminya El?"
"Bisa tidak sekali saja kamu membuat aku kagum? Kamu selalu membuat papa kecewa!"
Juan hanya diam saat Tuan Mario memaki-maki dirinya, dia hanya bisa mengepalkan tangannya.
Setelah itu Juan masuk ke dalam kamar, dia merebahkan tubuhnya diatas kasur, rasanya menyakitkan wanita yang sangat dia cintai harus menikah dengan pria lain, tanpa papanya menyuruhnya pun Juan memang tertarik pada Eliana, cinta pertamanya.
Juan menelepon Asisten Ken, "Apa kamu sudah menemukan siapa calon suami El?"
"Belum tuan, maafkan saya."
"Aku tidak mau tau, kamu harus menemukan siapa calon suami Eliana, sekarang ini juga. Sekalian aku ingin tau dia berasal dari keluarga mana."
"Baik Tuan,"
klik!
Juan menutup panggilan telepon dengan emosi.
El, mengapa kamu tidak bisa mencintaiku? Aku mengenalmu dari kecil, tau segala hal tentang kamu, bahkan aku selalu memperhatikan kamu, tapi mengapa kamu tidak bisa membuka hatimu untukku?
...***************...
Dari pagi Erland ingin mencari tempat untuk sarapan tapi Eliana tidak ingin makan di pinggir jalan, dia meminta Erland untuk makan di restoran makanya Erland mengutamakan pekerjaannya dulu.
"Sepertinya disini tidak ada restoran, kita makan dimana saja lah!" kata Erland, dia sudah memuter-muter mencari restoran di daerah sana.
"Tapi aku tidak mau makan di tempat seperti itu, bagaimana kalau tidak higienis?" Eliana merinding mengatakannya
Erland menghela nafas, "Kamu merepotkan sekali!" gerutunya.
Sampai akhirnya Erland menemukan sebuah rumah makan kecil, Erland segera memarkirkan mobil di depan rumah makan itu.
"Mengapa berhenti disini?" protes Eliana.
Erland tidak ingin mendengarkan protesnya, dia masuk ke dalam rumah makan itu tanpa peduli Eliana yang protes karena tidak ingin makan disana.
"Dicoba dulu makanannya, kalau tidak suka, kamu boleh protes."
Akhirnya Eliana pasrah saja, Erland memesan makanan untuk Eliana.
Begitu pesanan datang, Erland makan begitu lahap saking laparnya, dia melihat Eliana yang hanya memakan tiga sendok saja.
"Habiskan makanannya!" suruh Erland.
"Aku memang selalu makan sedikit, aku rasa segitu juga sudah cukup." jawab Eliana, dia memang memiliki selera makan yang kurang baik.
"Besok aku diharuskan menikah, biar aku tebak, kamu belum bisa mencari uang 20 miliyar itu."
Erland menghela nafas dengan berat, dia menatap Eliana dengan tatapan serius "Aku memang belum memiliki uang sebanyak itu, tapi aku tidak ingin menikah dengan kamu. Apa kamu akan terus memaksaku?"
...****************...
...Jangan lupa like, komen, vote dan beri hadiah yah kawan 🙏 😁...
...Dan terimakasih banyak buat yang sudah memberi itu semua, semakin membuat saya semangat!...
...Mohon maaf belum bisa balas komen satu persatu, tapi saya selalu baca komen dari kalian....
...Jangan lupa simak terus ke bab-bab berikutnya....
Dia dipersiapkan sebagai alat utk membalaskan dendam dr org yg telah kau sakiti..
pertemukan lah.. 😂😂