"Mas, aku hamil." ujar Bella menemui laki-laki berperawakan tampan itu di kantornya. Laki-laki yang malam itu menghabiskan waktu bersama Bella.
"Hamil? yakin itu anak saya?" tanyanya dengan sinis sambil menatap Bella dengan tajam.
"Iya Mas, ini anak kamu." jawab Bella apa adanya.
"Bagaimana bisa saya percaya itu anak saya, sedangkan di malam itu kamu saja tidak berdarah sama sekali!!" ujarnya tanpa perasaan.
DEG...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indah Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 04
SALAH KAMAR MEMBAWA BAYI
04
Saat ini Bella sudah menaiki taksi yang beberapa menit lalu dirinya pesan melalui aplikasi. Kembali gawai yang berada di dalam tas Bella bergetar dan kali ini yang menelponnya Maryam.
["Bel kamu semalam ke mana? aku dan yang lainnya sudah mencari kamu di sekeliling hotel tapi kamu tak kelihatan sama sekali. Jujur saja kami semua khawatir dengan keadaan kamu Bel,"]
["Bela lo baik-baik saja kan? gue khawatir dengan keadaan lo, Bel. Nggak terjadi hal buruk kan sama lo semalam?"]Di seberang sana terdengar suara Fajar yang tampak khawatir juga begitupun dengan Maryam dan teman yang lainnya.
["Aku baik-baik saja Maryam, kalian semua tidak perlu khawatir. Lagian saat ini aku juga udah mau pulang ke rumah."] jawab Bella sambil menahan tangisnya.
["Lo baik-baik saja kan Bel? nggak ada terjadi hal yang buruk sama lo kan Bel? jujur saja gue khawatir karena gara-gara gue lo jadi minum minuman beralkohol semalam."] ujar Tegar di seberang sana.
["Aku nggak apa-apa kok Gar, lagian kalian semua tidak perlu khawatir aku juga baik-baik saja."] jawab Bella berusaha meyakinkan temannya itu. Lagian jika pun dia bercerita apakah semuanya akan baik-baik saja? Apakah semuanya akan kembali seperti semula? tentu saja jawabannya tidak, karena apa yang sudah hilang pada dirinya tidak akan bisa kembali seperti sedia kala.
["Kamu menginap di mana semalam Bel? semalam aku nggak bisa tidur karena mikirin kamu dan juga ibu kamu juga nelponin kami buat nanyain kabar kamu sama kami semua Bel?"] terdengar suara Mei teman Bella yang semalam ikut berkumpul dengan mereka.
["Aku nginap di rumah teman ku waktu SMA Mei, jadi kamu nggak perlu khawatir. Tenang saja aku baik-baik saja. Sudah dulu ya soalnya Ibu sudah nungguin aku di rumah."] pamit Bella yang langsung mematikan gawai tersebut dan kembali memasukkannya ke dalam tas.
Sepanjang jalan menuju rumah tak hentinya air mata Bella mengalir di pipinya yang putih dan mulus. Menyesal, sangat menyesal dirinya karena tak mengindahkan ucapan sang Ibu. Andaikan saja dirinya ... Sudahlah semuanya sudah berlalu dan tak bisa lagi dia ucapkan dengan kata-kata.
"Bella kamu baik-baik saja kan Nak?" Meska menghampiri putrinya dan langsung memeluk erat putrinya tersebut. Sungguh rasanya begitu khawatir karena putrinya semalam tidak pulang ke rumah bahkan semalaman suaminya pun ikut begadang menemani dia karena juga khawatir dengan sang putri.
"Aku baik-baik saja kok Bu, jadi Inu tidak perlu khawatir dan Ibu juga bisa melihat bagaimana keadaanku saat ini kan?" jawab Bella sembari berputar ria di depan Meska, membuat wanita paruh baya itu mengembangkan senyumnya. Tapi masih dapat dilihat oleh Bella ada kerutan di dahi wanita yang sudah melahirkannya itu.
"Kamu serius baik-baik saja Bel? terus kenapa ini jalan kamu berbeda dari biasanya?" Jantung Bella semakin berdegup karena pertanyaan ibunya. Jujur saja dirinya tak menyangka jika ibunya akan melihat bagaimana keadaannya saat ini, bahkan dirinya pun tidak menyangka jika jalannya berbeda dari biasanya padahal dia merasa kalau dirinya jalan baik-baik saja seperti sebelumnya.
"Oh ini, semalam aku jatuh di kamar mandi temanku, Bu. Kebetulan kamar mandinya lupa disikat sehingga licin dan dan itu membuat kakiku sedikit keseleo." Kilah Bella berusaha mengalihkan pikiran buruk ibunya. Meska hanya menganggukkan kepalanya saja berharap apa yang ada di pikirannya saat ini tidak terjadi dan apa yang dikatakan anaknya itu adalah kebenaran.
"Ya sudah ayo kita masuk tadi pagi Ibu sudah memasak masakan kesukaan kamu," ajak Meska merangkul tangan anaknya.
TBC