NovelToon NovelToon
Anak Untuk Kakakku

Anak Untuk Kakakku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Na_1411

Penikahan yang seharusnya berjalan bahagia dan penuh dengan keharmonisan untuk sepasang suami istri yang baru saja menjalankan pernikahan, tapi berbeda dengan Evan dan dewi. Pernikahan yang baru saja seumur jagung terancam kandas karena adanya kesalah pahaman antara mereka, akankah pernikahan mereka bertahan atau apakah akan berakhir bahagia. Jika penasaran baca kelanjutannya di novel ini ya, jangan lupa tinggalkan komen dan like nya… salam hangat…

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_1411, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ke apartemen Evan.

“Kak… ngapain kakak narik narik aku keluar dari sekolah. Apa kakak nggak tahu jika tingkah kakak membuat aku jadi malu, kak Evan benar benar nye… be.. lin..”

Dewi yang saat ini berada di dalam mobil bersama Evan tampak kesal karena kelakuan Evan yang tiba tiba memaksanya untuk ikut dia masuk kedalam mobil, rencananya dewi ingin pergi ke puncak bersama galih menjadi gagal.

Melihat Evan yang masih diam, dia melirik melihat ke tangan Evan yang sedang mengemudi. Terlihat Evan mencengkram setir mobil dengan sangat erat, sampai urat tangan Evan terlihat.

Tingkah Evan yang terlihat menakutkan membuat dewi diam seribu bahasa, niat ingin mengomel menjadi urung.

Hening dan sunyi dapat mereka rasakan, mereka sibuk dengan pikiran masing masing. Evan tiba tiba mengerem melihat seekor kucing hitam yang tiba tiba menyeberang tanpa permisi, hampir saja mobil berpusar Evan menabrak kucing tersebut.

“Hati hati kak…” ucap dewi melihat kucing yang berlalu pergi.

“Maaf…”

Evan kembali melajukan mobilnya menuju ke apartemennya, entah kenapa Evan sangat ingin membawa dewi ke apartemen miliknya. Selama ini tidak ada seorangpun tahu jika Evan sudah membeli apartemen mewah di kota XXX, sekalipun itu caca atau kedua orang tuanya.

Mobil besar evan dia masukkan ke dalam basement, seketika dewi melihat ke arah Evan yang masih setia dengan mode diamnya. Evan terlihat santai tanpa mau melihat dewi yang terlihat kebingungan.

“Kak… kita mau kemana….?”

Tanya dewi memulai obrolannya, Evan melihat sekilas ke arah dewi. Dia seperti tidak peduli dengan rasa penasaran dewi, melihat tempat parkir yang terlihat kosong dengan segera Evan memarkirkan mobilnya.

“Kita turun.”

Ajak Evan setelah melepas sabuk pengamannya, dengan segera dewi mengikuti Evan dan berjalan di belakangnya. Evan yang tahu jika dewi engan berjalan di sampingnya dengan segera menghentikan langkahnya, dewi yang kurang sigap tiba tiba membenturkan tubuhnya di belakang tubuh kekar Evan.

“Apa kamu beralih profesi jadi bodygard ku atau sebagai penguntit ku.”

Ketus Evan tanpa mau mengerti rasa kebingungan dan penasaran dewi, dengan kesal dewi bersedih dan dapat Evan dengar dengan jelas.

“Cih… jangan asal ngomong deh Kak, sebenarnya aku mau di bawa kemana…? Kakak punya mulut kan…?!! Tinggal jawab apa susahnya sih.”

Degan kesal dewi berjalan mendahului Evan, dia tidak peduli kemana lagi dia akan melangkahkan kakinya. Melihat dewi yang mendahuluinya Evan membiarkannya, saat tiba di persimpangan tiba tiba tangan Evan merangkul pundak dewi.

Merasa tangan Evan yang tiba tiba merangkulnya dewi speechless, melihat dewi yang terdiam Evan tersenyum tipis melihat dewi.

dengan perlahan Evan mengiring dewi berbelok arah menuju ke lift di basement tersebut, dengan perlahan dewi mengikuti arahnya Evan.

“Jika kamu berjalan lurus maka kamu akan menuju ke pintu keluar, jadi tetaplah bersamaku.”

Ucapan Evan seperti mantra yang membuat dewi mengikutinya sampai dewi tersadar setibanya langkah Evan dna dewi terhenti di depan unit apartemen Evan, dengan keberanian yang tersisa dewi memberanikan diri bertanya.

“Unit apartemen siapa ini kak…?”

“Miliku, ayo kita masuk.”

Evan menjawab sambil menekan tombol di smart door apartemen Evan, dengan perlahan Evan menarik knop pintu dan mempersilahkan dewi masuk.

Terlihat cahaya yang menyilaukan dari ruangan unit apartemen pen milik Evan, cahaya yang menyilaukan yang berasal dari jendela besar apartemen tersebut. Sejenak dewi tertegun melihat isi di dalam apartemen mewah milik evan.

Kira kira seperti inilah apartemen milik Evan yang dewi lihat, Evan mempersilahkan dewi untuk duduk.

“Duduk dulu wi, kamu mau minum apa…?”

Dewi masih melihat isi di dalam ruangan apartemen milik Evan, dia masih tidak percaya jika Evan bisa memiliki apartemen semewah ini.

“Kak… apa kakak serius ini apartemen milik kakak…?”

“Hmm… apa perlu aku berikan bukti jika apartemen ini milikku.”

Dewi tersenyum menyeringai mendengar ucapan Evan, dia sebenarnya percaya jika apartemen tersebut milik Evan. Tapi dewi hanya memanas tikan, apakah Evan menanggapinya dengan serius atau hanya gurauan.

“Baiklah aku percaya kak.”

“Bagaimana kamu bisa langsung percaya dengan ucapanku, bisa saja aku membohongi kamu kan.”

“Mobil yang kakak beli itu sudah bisa membuat aku mempercayai omongan kakak.”

Evan tersenyum tipis mendengar ucapan dewi, apa begitu mudahnya dewi bisa percaya ucapan Evan. Setelah menggambil gelas di dalam etalase, Evan menggambil jus jeruk yang berada di dalam kulkasnya.

dengan segera dia memberikannya untuk dewi, melihat Evan yang datang membawa dua minuman di tangannya dewi segera berdiri dan membantunya.

“Apa kakak akan pindah ke sini suatu saat nanti…?”

“Mungkin…” ucap Evan sambil meminum jus jeruk miliknya.

“Apa om dan tante sudah tahu tentang apartemen ini.”

Evan menggelengkan kepalanya, dia segera menjawab rasa penasaran dewi dan membuat dewi terdiam karena jawaban Evan.

“Kamu orang pertama yang aku ajak ke sini.”

Merka berdua terdiam sesaat, dewi yang terkejut mendengar ucapan Evan memilih diam dan tidka mengatakan apapun. Begitu juga Evan, dia merasa bingung harus mengatakan apa lagi untuk memulai obrolan mereka.

Entah saat ini lidah evan terasa kelu mendapati dia tengah berdua dengan dewi, merasa suasana sangat canggung dewi mencoba menghidupkan televisi di depan nya. Dia menggambil remot yang terletak di atas meja, menekan tombol power di remot tersebut. Terlihat beberapa aplikasi yang dapat dewi lihat di layar televisi, melihat sekilas drama Korea yang sedang dia nantikan episode tayangnya. Segera dewi menekan dan melihat kelanjutan drama tersebut, tapi tanpa dewi ketahui gerak terik dewi dari tadi di amati oleh Evan yang berada di sampingnya.

Adegan pertikaian antara sepasang kekasih tersebut dapat dewi lihat, laki laki tampan dan wanita cantik yang saat ini dapat dewi lihat di layar kaca sedang akan melakukan adegan kissing.

Evan yang melihat sekilas menjadi panas dingin di buatnya, segera dia berdehem untuk membuyarkan antusias dewi.

”Ehem… Ehem…”

Dengan kesal dewi melirik ke arah Evan, lirikan tajam dan terlihat sangat menghunus tajam membuat Evan merinding seketika.

“Bisa nggak sih jangan ganggu kesenangan aku lagi kak…!!?”

“Jadi selama ini kamu melihat film beginian, apa kamu tahu apa yang akan mereka lakukan. Hmm…”

Dewi tersenyum menyeringai mendengar ucapan Evan, tanpa Evan sadari dewi sering menonton drama 17+ bersama teman temannya.

“Aku tahu, tapi belum aku praktekin aja. Pasti kakak seringkan beradegan seperti itu dengan kekasih kakak.”

Entah kenapa ucapan dewi sangat menghunus jantung Evan, seketika kenangan perbuatan Evan dulu waktu bersama dengan caca berputar di kepala Evan. Samar samar kenangan bersama caca teringat lagi, seperti layaknya film yang di putar ulang.

“Ehem…”

Evan berusaha menghindari obrolan mereka yang terasa sangat random, dia meneguk minumannya sampai hampir tersisa separuh. Senyum tipis dewi perlihatkan melihat Evan yang terlihat gugup, dewi yang tak peduli dengan kegugupan Evan mengalihkan pandangan matanya melihat drama kesukaannya.

“Apa kamu berniat melakukannya bersama galih.”

Ucap Evan asal, dewi menatap Evan dengan tajam. Dia tidak pernah berfikir akan memberikan ciuman pertamanya untuk galih, perasaannya saat ini terasa amat kacau mendengar ucapan Evan.

“Apa memang boleh aku melakukannya dengan galih kak, Hmm… mungkin saran dari kakak bisa aku pertimbangkan.”

Dewi menggoyang goyangkan remot yang ada di tangannya, sedangkan Evan langsung berdiri dari tempat duduknya dan beralih duduk di samping dewi. Dewi yang merasa Evan berpindah di sampingnya merasa terkejut, dia menoleh melihat Evan yang sudah berada di sampingnya.

Tatapan mata mereka saling bertemu satu sama lain, mereka kembali terdiam satu sama lain hanya tatapan mata mereka yang saling bertemu.

1
Rohaniingsun09 Rohaniingsun09
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!