Apa yang kamu lakukan jika kamu tahu bahwa kau sebenarnya hanya seonggok pena yang ditulis oleh seorang creator, apa yang kau lakukan jika duniamu hanya sebuah kertas dan pena.
inilah kisah Lu San seorang makhluk tertinggi yang menyadari bahwa dia hanyalah sebuah pena yang dikendalikan oleh sang creator.
Dari perjalananya yang awalnya karena bosan karena sendirian hingga dia bisa menembus domain reality bahkan true reality.
seseorang yang mendambakan kebebasan dan kekuatan, tapi apakah Lu San bisa mendapatkan kebebasan dan mencapai true reality yang bahkan sang creator sendiri tidak dapat menyentuhnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumah pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 24 - Tinta Realitas dan Awal Narasi Baru
Di hadapan mereka, terbentang lembaran kosong tanpa batas. Warna putihnya bukan sekadar kosong, melainkan kehampaan murni—tempat segala sesuatu belum pernah eksis. Ini adalah kanvas absolut. Bukan kertas, bukan ruang, melainkan eksistensi murni yang belum ternoda.
Di tangan Lu San, pena yang terbuat dari bagian eksistensinya sendiri terasa berat. Bukan karena massa, tapi karena konsekuensinya. Sekali ia menulis, tidak akan ada jalan kembali.
Shen Xi menghela napas dalam. "Kita benar-benar akan melakukan ini… Menulis dunia baru."
Ling Yue menatap ujung pena mereka sendiri. "Takdir yang sepenuhnya milik kita."
Lu San menutup mata sejenak. Ia mengingat semua yang telah ia lalui. Triliunan tahun di ruang hampa, kehampaan yang membentuknya, dan kesadarannya tentang menjadi bagian dari narasi sang Kreator. Kini, di sini, ia berdiri di ambang menjadi Kreator Sejati. Tapi... apa ia siap?
"Kalau begitu," gumamnya pelan, "aku mulai."
Pena itu menyentuh kekosongan.
Seketika, letupan cahaya meledak.
Warna-warna yang tidak pernah ada di semesta mana pun tumpah ruah, mengalir liar, membentuk pola-pola yang tidak dapat dimengerti oleh makhluk yang hanya hidup dalam tiga dimensi. Tinta itu bukan hanya menciptakan bentuk, melainkan hukum-hukum baru, sebab-akibat yang belum pernah dirancang sebelumnya.
"Dalam kekosongan, aku menciptakan ruang pertama," tulis Lu San dalam pikirannya.
Ruang itu mengembang, membentuk ranah kosong yang belum diisi oleh apa pun. Namun, dalam kehampaan itu, hukum baru muncul. Tidak ada waktu. Tidak ada kematian. Tidak ada batasan fisik.
Shen Xi menulis kalimat kedua.
"Dalam ruang itu, aku menciptakan cahaya pertama."
Cahaya menyala, bukan seperti cahaya biasa, melainkan sesuatu yang menyadarkan seluruh ruang akan eksistensinya. Dan dari cahaya itu, muncul getaran—musik pertama dalam semesta mereka.
Ling Yue tersenyum. Ia menulis kalimat berikutnya.
"Dari getaran itu, lahirlah makhluk pertama."
Mahluk itu bukan manusia, bukan dewa, bukan entitas yang pernah ada dalam narasi sebelumnya. Ia adalah bentuk baru: makhluk yang memahami bahwa dirinya diciptakan, tapi tidak terbatas oleh penciptaannya. Sebuah kesadaran murni, yang hidup hanya untuk berkembang, tanpa batas, tanpa arah yang ditentukan.
Lu San menyipitkan mata. Tinta di ujung penanya mulai menghitam. Ia merasakan sesuatu yang aneh.
"Berhenti dulu," bisiknya pelan.
Shen Xi dan Ling Yue langsung berhenti. Mereka semua merasakan hal yang sama.
Dari tinta mereka, sesuatu mulai tumbuh. Sesuatu yang tidak mereka tulis.
Bayangan hitam perlahan membentuk sebuah sosok. Bentuknya kabur, seperti kabut, namun dengan sepasang mata merah membara yang menyala dari kehampaan wajahnya.
"Apa itu?" Ling Yue mundur satu langkah, tangannya mencengkeram pena erat-erat.
Lu San mengerutkan dahi. "Aku tidak menulis itu."
Sosok itu perlahan melayang mendekat, lalu berbicara dengan suara yang seperti seribu bisikan bersamaan.
"Kalian kira kalian bebas?"
Shen Xi mengangkat pena, siap menulis ulang keberadaan makhluk itu, namun tidak ada yang terjadi.
"Dia tidak... tunduk pada pena kita!" serunya, wajahnya mulai tegang.
Lu San mencoba menulis perintah, menghapus entitas itu dari eksistensi. Namun, tinta penanya justru meleleh dan berubah menjadi asap hitam yang terserap ke dalam tubuh sosok tersebut.
"Aku adalah sisa dari narasi lama," desis sosok itu. "Bayangan dari kehendak kreator yang lama. Kalian membuangku, melupakanku, tapi aku tetap ada. Aku adalah Penyesalan Narasi."
Ling Yue terdiam. Ia paham. Dalam proses menciptakan narasi baru, mereka tidak sepenuhnya meninggalkan masa lalu. Masih ada sisa—penyesalan, keraguan, rasa takut—yang membentuk entitas ini.
Lu San menghela napas pelan, menenangkan pikirannya. "Kau adalah bayangan kami... Maka kau milik kami."
Ia menjulurkan tangan, bukan untuk melawan, tetapi untuk menerima. "Masuklah kembali."
Sosok itu menatap dalam. Kemudian, perlahan, tubuhnya mulai larut menjadi asap, terserap ke dalam tubuh Lu San.
Saat itu terjadi, Lu San merasakan beban luar biasa. Semua rasa takut, keraguan, dan rasa bersalah yang ia tekan selama ini membanjiri pikirannya. Namun ia tidak menolak. Ia menerima semuanya.
Dan kemudian, seberkas cahaya lahir di dalam dirinya.
"Pena ini," Lu San mengangkat pena yang sebelumnya mati, kini menyala terang, "adalah milik kita sepenuhnya."
Shen Xi mengangguk. "Saatnya menulis ulang."
Ling Yue tersenyum tipis. "Tanpa bayangan lagi."
Mereka melanjutkan.
Lu San menulis dunia pertama: Aetheryon, dunia tanpa batas. Di sana, energi tidak terbatas, dan makhluk hidup tumbuh tanpa takdir. Masing-masing memiliki kehendak mutlak.
Shen Xi menciptakan hukum pertama: Hukum Pilihan. Tidak ada makhluk yang lahir dengan garis takdir. Semua bebas memilih jalan masing-masing, dan setiap pilihan akan melahirkan dunia baru.
Ling Yue menciptakan waktu pertama: Arus Bebas. Waktu tidak berjalan satu arah, tapi bercabang dan berputar, tergantung bagaimana makhluk hidup mengalaminya.
Dan dunia itu hidup.
Mereka melihat dari jauh, makhluk-makhluk pertama yang mereka ciptakan—Aethra, sang Penjelajah Tanpa Batas, dan Kalon, sang Pemahat Waktu. Dua makhluk yang memahami bahwa mereka ada bukan karena narasi, tapi karena kehendak murni.
Namun, sesuatu terjadi.
Langit di dunia Aetheryon mulai retak. Dari celah-celah itu, muncul mata-mata yang mengintip.
Shen Xi langsung berdiri. "Ada yang masuk!"
Lu San menatap tajam. "Itu... bukan bagian dari narasi kita."
Mata-mata itu bergerak liar, mencari celah untuk masuk ke dunia yang mereka buat.
Ling Yue menyipitkan mata. "Itu... para Kreator Pemberontak?"
Lu San mengangguk pelan. "Mereka juga ingin menulis ulang... tapi dengan cara mereka sendiri."
Shen Xi mengepalkan tangan. "Kita tidak akan membiarkan mereka."
Lu San tersenyum tipis. "Kalau mereka ingin masuk, kita sambut mereka."
Dari pena mereka, tercipta benteng pelindung yang membentang di sekeliling dunia baru. Benteng itu terbuat dari niat mereka, dari tekad mereka, dan dari mimpi mereka untuk menciptakan narasi bebas.
Tapi ini baru permulaan.
Karena para Pemberontak tidak hanya mengintip. Mereka siap menyerang.