Alisya gadis yatim piatu yang masih berkuliah di sebuah universitas ternama, karena mendapatkan beasiswa dari kecerdasannya,
Alisya bekerja paruh waktu di sebuah Cafe setelah pulang dari kampusnya.
Dia selalu di bully karena di anggap gadis miskin yang tak layak untuk di jadika teman.
Suatu hari dia di jadikan bahan taruhan oleh pria populer yang ada di kampus tersebut.
Hingga menyebabkan alisya hamil di luar nikah. Namun pria tersebut tidak mau bertanggung jawab.
Erik Putra Dinata, pria berusia 22th yang menghamili Alisya namun tidak mau bertanggung jawab.
Dia anak orang kaya namun memiliki sifat yang sombong dan angkuh.
Arsen Davidson lelaki tampan dan baik hati yang selalu menolong Alisya merupakan seorang CEO dari Global Group namun dia selalu merahasiakan identitasnya.
Penasaran kan siapa yang akan di pilih Alisya?
Yuk simak kelanjutan ceritanya...!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31
Tiba di rumah Arsen Reva langsung meronta minta turun dari gendongan Arsen. Setelah turun Reva langsung lari ke dalam memanggil Belinda yang sedang menemani Rey menonton Tv.
"Oma....Leva yang cantik cudah datang ini" teriak Reva mencari keberadaan Belinda.
"Leva janan teliak-teliak, tayak di hutan caja" tegur Rey kepada Reva dari ruang tv.
"Ley tamu cudah di cini" tanya Reva nyegir kuda karena kena tegur teman nya itu.
"Cudah dali tadi, campai Ley bocan nunduin Leva yang lama datangna, iya tan oma" jawab Rey mencari pembenaran dari sang oma.
"Calahin aja om Alsen, tenapa lama jemput Leva na" sahut Reva tidak terima di salahkan.
"Sudah jangan berantem terus pusing oma, sini duduk sama oma sayang" lerai Belinda, Reva berjalan menghampiri Belinda, dia mencium punggung tangab Belinda kemudian duduk di pangkuan nya.
"Mana om Arsen nya sayang" tanya Belinda ketika belum melihat putranya.
"Hihihihi...Leva tindal oma, om Alsen cama mama Leva tadi" jawab Reva terkikik.
"Mama Reva ikut kesini juga sayang" tanya nya lagi.
"Iya oma, tacihan kalau nanti mama cendilian di lumah, tan Leva na mau meninap di cini cama Ley" jawab Reva sambil matanya menatap ke arah tv.
"Kau lucu sekali sayang, gemes banget oma sama kamu" ucap Belinda sambil menciumi pipi Reva.
Di luar Alisya begitu tercengang melihat mansion mewah milik Arsen, dia selama ini tidak tahu kalau Arsen seorang pengusaha muda yang sukses, Alisya juga tidak tahu kalau Arsen adalah seorang CEO di Global Group. Pada dasar nya identitas Arsen memang segaja ia sembunyikan dari publik, hanya orang terdekat nya saja yang tahu siapa dia.
Alisya semakin gelisah, dia ragu untuk masuk ke rumah Arsen, terutama menemui orang tua Arsen.
"Kalian tunggu di sini ya, jangan berantem oma mau ke depan dulu menemui om Arsen dan juga mama kamu" Belinda memperingati mereka, karena dia begitu penasaran sama wanita yang di ceritain anak nya tempo hari.
"Iya oma" jawab mereka bersamaan.
Belinda beranjak meninggalkan ruang keluarga, dia menemui putranya yang ada di ruang tamu bersama Alisya.
"Kalian di sini ternyata" sapa Belinda.
"Eh, iya Nyonya" sahut Alisya kikuk.
Alisya tak menyangka orang tua Arsen bakal menghampiri mereka di depan.
"Kamu yang bernama Alisya ya" tanya Belinda menatap kagum wajah Alisya yang begitu cantik
"Iya bund, dia calon menantu bunda" bukan Alisya namun Arsen lah yang menjawab. Dengan percaya diri dia memperkenalkan Alisya sebagai calon istri.
"Memang nya Alisya mau sama kamu" cibir Belinda yang malas melihat ke narsisan putranya.
"Harus mau, kalau gak mau nanti Arsen akan memaksa nya" sahut Arsen memaksa.
"Hentikan ucapanmu itu Arsen, gak lihat apa wajah calon menantu mama sudah memerah seperti kepiting rebus"goda Belinda yang melihat Alisya sedikit malu karena ucapan Arsen.
"Tapi nyonya, Alisya hanya..." ucapan Alisya terpotong oleh Belinda.
"Tak usah di pikirkan, kamu bisa memikirkan nya nanti nak" sahut Belinda yang tak mau membebani Alisya.
Sebelum nya Arsen sudah menceritakan semua tentang Alisya ketika pertama kali bunda nya melihat Arsen pulang membawa Reva, dari situ Belinda menanyakan tentang mama Reva, akhirnya Arsen menceritakan semua tentang Alisya yang dia tahu kepada bunda nya, termasuk masa lalu Alisya.
Bunda Arsen tak pernah mempermasalahkan status seseorang, selagi wanita itu baik dan bisa membuat putra nya bahagian Belinda akan menyetujuinya, dia tak pernah memikirkan sederajat atau gak nya, toh dia sudah kaya jadi tak butuh sosok menantu yang kaya juga, yang penting baik menurut dia.
"Jangan panggil Nyonya nak, panggil bunda saja sama seperti Arsen" ucap Belinda dengan tersenyum tulus menatap Alisya.
Alisya begitu terharu dengan perlakuan orang tua Arsen, dia tak menyangka kalau dirinya di terima baik di keluarga Arsen. Mata Alisya sudah berkaca-kaca menatap Belinda.
Alisya jadi teringat akan orang tuanya yang sudah meninggal. Belinda langsung merengkuh tubuh rapuh Alisya.
"Bunda" lirih Alisya di dalam dekapan Belinda. Air mata Alisya pun menetes tanpa di suruh, Alisya merasa dirinya sedang memeluk ibu kandung nya yang selama ini ia rindukan.
"Iya nak, panggil aku bunda... Anggap aja bunda seperti ibu kandungmu sendiri" ucap Belinda. Membuat tangis Alisya pecah, Belinda mengusap punggung Alisya dengan penuh sayang.
Arsen membuang mukanya ke arah lain, ia tak kuasa melihat tangis Alisya dalam pelukan bunda nya.
"Sudah ayo kita masuk ke dalam" ucap Belinda seraya melepaskan pelukannya, dia menghapus air mata Alisya.
Belinda berjalan ke ruang keluarga sambil mengapit lengan Alisya.
Di ruang tv sedang terjadi keributan karena Reva mengambil cemilan milik Reynand.
Rey sedang asik menonton kartun dua botak kesukaan nya sambil memangku toples yang berisi cemilan.
Tiba-tiba Reva menyerobot toples itu dari gengaman Rey tanpa sepengetahuan nya.
"Levaa....tamu ini tebiasaan ya, cuka nambil cemilan na atu, hufff untung cayang" marah Rey sambil melotot menatap Reva yang dengan nya memakan cemilan itu.
"Janan pelit jadi olang, kata mama Leva kita halus belbagi" ucap Reva santai.
"Tapi tan tamu bica bilang lebih dulu, ini maen celobot aja cemilan na atu" kesal Rey.
"Capa culuh tamu nda bagi cemilan na cama atu" sahut Reva gak mau kalah. Sambil terus memakan cemilan Rey yang tinggal sedikit.
Reva turun dari sofa lalu memberikan toples kosong itu keoada Reynand.
"Nih Leva balikin" ucap Reva sambil meletakakn toples yang sudah kosong ke pangkuan Rey, setelah itu dia langsung kabur.
"Levaa... Dacal tamu nda ada otak na ya, cudah habis balu di kacih ke Ley" teriak Reynand dengan hidung yang kembang kempis karena emosi.
Sedangkan Reva sebagai tersangka sudah berlari ntah kemana. Dia ngumpet karena takut mendapat amukan dari Reynand, Reynand clingak clinguk mencari keberadaan Reva namun belum ketemu.
"Kamu mencari siapa Rey" tanya Arsen.
"Ley ladhi nyali Leva om, dia cudah menabistan cemilan Ley telus kabul nda tau temana" jawab Rey belepotan dan menggebu gebu.
Alisya meringis dengan tingkah putrinya yang barbar.
"Maafkan Reva sayang" ucap Alisya merasa bersalah.
"No ploblem Onty, Ley hanya tesal caja" sahut Rey.
Sedangkan Reva saat ini sedang ngumpet di dapur, Pelayanpun bingung dengan tingkah Reva yang sedang bersembunyi di dekat kulkas.
"Nona Reva sedang apa di situ" tanya pelayan.
"Suuuuutttttt... Janan belicik bi, nanti Leva ketauan Ley talau Leva cedang numpet di cini" bisik Reva sambil meletakan jari telunjuk nya di depan bibirnya. Pelayan makin bingung dengan maksud Reva. Apa mereka sedang main petak umpet atau apa.pikir pelayan
**Bersambung
Happy reading guys🙏**
yang ada keluarga pamannya alisya habis sama arsen & erik
mati2 deh sana