NovelToon NovelToon
Pernikahan Semalam

Pernikahan Semalam

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / CEO / Single Mom / Pernikahan Kilat / Beda Usia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:527.6k
Nilai: 5
Nama Author: Darmaiyah

Kayesa terjebak dalam pernikahan semalam demi menyelamatkan nyawa ibu yang sedang terbaring di rumah sakit. Pernikahan dengan laki-laki kaya yang sama sekali tak dikenal Kayesa itu merupakan awal dari penderitaan Kayesa.
Pernikahan semalam membuat Kayesa hamil dan diusir ibu, Kayesa pergi jauh dari kota kelahirannya. Lima tahun kemudian dia bertemu dengan laki-laki ayah anaknya, hanya saja Kayesa tidak mengenalinya. sementara laki-laki itu mengetahui kalau Kayesa wanita yang dinikahinya lima tahun yang lalu.

Bagaimana kehidupan Kayesa selanjutnya, saat laki-laki bernama Zafran mengetahui kalau Kiano merupakan darah dagingnya dan Zafran menginginkan anak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Darmaiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dipecat

Part 1

Kayesa memutar tubuhnya, menarik handle dan membuka pintu otamatis itu, lalu keluar dari ruang CEO, tanpa menoleh dan tanpa pamit. Kayesa menarik nafas panjang, bersandar sebentar di dinding, lalu meraup habis wajah dengan kedua tangannya.

Sekali lagi Kayesa menarik nafasnya, lalu menghembuskan secara pelan. Dua bulan dia bekerja di sini dengan sangat konsisten. Namun, jika gara-gara mawar merah itu, dia harus dipecat, rasanyq sangat tidak adik. Tapi harus bagaimana lagi itu sudah menjadi keputusan CEO perusahaan ini. Tak ada yang berani membantah.

"Hay! Kamu kenapa? Apa tuan Zafran memecatmu?" Tanya Malika berbisik dengan hati-hati.

Sepanjang sejarah Malika bekerja di perusahaan ini. Jika dipanggil CEO karena kesalahan, maka akan berakhir dengan pemecatan. Seperti itulah karakter Zafran, dia tak akan pernah memberi ampun pada orang lain, walaupun kesalahan yang dilakukan sepele.

"Aku diberi waktu dua jam untuk mencari mawar putih seperti mawar yang biasa ku taruh di ruang kerja tuan Zafran," jelas Kayesa.

"Itu gampang, kamu tinggal ke toko bunga dan beli." Celetuk Malika.

"Tidak segampang itu. Hanya ada satu tempat di kota ini, yang jual bunga mawar putih tulang. Di tempat lain tidak ada."

Banyak yang toko yang jual bunga mawar. Tapi untuk warna putih tulang hanya ada satu toko, di tempat lain tidak ada, Kayesa sudah mencoba mencari di tempat penjual bunga lain.

"Beli saja di toko itu," ujar Malika lagi.

"Masalahnya bunga mawar putih tulang itu, sudah habis. Tadi pagi aku sudah ke toko itu," ucap Kayesa berputus asa.

Malika mencoba membantu Kayesa, dengan menelepon beberapa rekan bisnisnya yang menjual bunga hidup. Namun, tak seorang pun yang menjual mawar dengan warna putih tulang.

"Tidak ada. Sa!" Malika terlihat sedih, karena jika Kayesa tidak dapat bunga itu dalam waktu dua jam. Itu artinya Kayesa dipecat.

"Ada apa?" Tiba-tiba Ruhi menghampiri kedua clearning service yang sedang serius mengobrol. Kayesa pun menjelas pokok permasalahannya.

Ruhi ikut membantu Kayesa, dia menelepon beberapa temannya yang pecinta bunga. Namun bunga mawar putih tulang itu tidak ada yang menjualnya. Bahkan ada teman Ruhi yang mengusulkan pesan online, tentu membutuhkan waktu berhari-hari. Sementara Kayesa cuman diberi waktu dua jam.

"Coba kamu datang lagi, ke toko biasa kamu beli. Mana tahu sudah ada," saran Ruhi, dia juga tidak mau, kalau Kayesa dipecat, karena Ruhi ikut repot, dia pasti akan diminta Zafran lagi untuk merekrut karyawan baru.

"Baiklah. Kalau begitu, saya ijin keluar dulu ya kak Ruhi."

Kayesa meninggalkan Malika dan Ruhi, kedua wanita itu ikut prihatin dengan keadaannya. Kayesa bergegas menuju lift, turun ke lantai dasar, terus ke tempat parkir. Setelah memasang helm, Kayesa menaiki sepeda motornya dan meluncur meninggalkan kantor menuju jalan raya.

Dua puluh menit kemudian, Kayesa menghentikan motornya di depan toko penjual bunga. Kayesa melepaskan helm dan mencantolkannya di kaca spion, lalu dia melangkah masuk.

"Apa mawar putih sudah ada?"

"Sipemetik bunganya sampai sekarang belum datang," jawab pemilik toko. Dia juga heran, kenapa penjual mawar putih tulang itu belum juga datang.

"Apa kakak tahu alamatnya di mana?"

Pemilik toka yang bernama Rara itu mengambil sebuah buku, lalu membuka beberapa halaman, mencari alamat gadis pengantar mawar putih tulang itu. Begitu ketemu, Rara memperlihatkan pada Kayesa. Kayesa mengambil ponsel, lalu memotretnya. Setelah mendapatkan alamat itu, Kayesa pergi diiringi dengan mengucapkan terima kasih.

Kayesa kembali ke motor, menaiki motornya, lalu memacu menuju alamat yang diberikan Rara pemilik toko bunga. Sudah dua puluh menit Kayesa berada di jalan raya. Namun, belum ada tanda-tanda dia sampai ke alamat tersebut.

"Kak! Permisi." Kayesa berhenti di sebuah warung kecil penjual makanan dan minuman ringan.

"Iya! Ada apa?" Pemilik warung menoleh ke arah Kayesa dan bertanya.

Sambil menyodorkan layar ponselnya. Kayesa menanyakan alamat yang sedang dicarinya.

"Masih jauh dari sini. Dek! Tiga puluh menit lagi dari sini. Adek harus mendaki beberapa kali," ujar pemilik warung.

"Tiga puluh menit dari sini." Kayesa berpikir keras, hingga dahinya berkerut.

Kayesa menarik nafas panjang, lalu menghembuskannya kasar. Untuk sampai ke sini, dia sudah menghabiskan empat puluh menit. Jika di tambah tiga puluh menit lagi baru sampai. Itu artinya dia menghabiskan waktu satu jam sepuluh menit. Sementara Kayesa hanya punya waktu untuk pergi dan pulang seratus dua puluh menit.

"Ah... aku kekurangan waktu dua puluh menit. Jika aku ke sana dan di sana nanti, aku juga tak tahu pasti apakah mawar putih tulang itu ku dapatkan," gumam Kayesa putus asa. Dia pun memutuskan kembali, karena jika diteruskan pun akan sia -sia.

Setelah mengucapkan terima kasih. Kayesa menaiki motor dan memutar balik, dia memacu motor dengan pelan. Tatapan kosong kedepan, tak ada harapan lagi dia bisa bekarjaan di perusahaan besar itu.

"Jangan sedih Kayesa. Jalani saja takdirmu," batin Kayesa menguatkan dirinya.

Kayesa memacu motornya kembali ke kantor, begitu sampai, dia langsung menuju loker. Mengganti pakaiannya, kemudian menemui Ruhi.

"Bagaimana? Apa kamu berhasil?" Tanya Ruhi saat melihat Kayesa datang.

"Gagal." Jawab Kayesa lemas, dia mendudukkan bokong di kursi depan meja kerja Ruhi.

"Kamu yang sabar ya." Ruhi menyentuh pundak Kayesa. Jujur Ruhi sangat puas dengan kerja Kayesa, hanya saja dia tak punya keberanian untuk memohon pada Zafran, karena yang sudah jadi keputusan Zafran biasanya tak bisa diganggu gugat.

"Iya kak! Doakan aku secepatnya dapat pekerjaan lagi," ujar Kayesa lalu memeluk Ruhi dan Malika.

"Kak Ruhi, tidak bisa meminta ke tuan Zafran, agar hukuman Kayesa diperingan," ujar Malika.

"Maafkan kakak. Kakak tak berani memohon pada tuan Zafran," ujar Ruhi sedih.

"Tidak apa-apa. Kak! Doakan saya akan dapat pekerjaan lagi," ujar Kayesa sedih, lalu berpamitan.

Malika menatap kepergian Kayesa, hingga punggungnya menghilang di balik lift. Malika menyayangkan sekali, kehilangan rekan kerja sebaik Kayesa.

"Sore ini, tugas bersih-bersih ruang tuan Zafran. Ku serahkan padamu." Titah Ruhi. Malika hanya mengangguk.

Sementara Kayesa sudah sampai di parkir. Sebelum menaiki motor meticnya, Kayesa sekali lagi menatap gedung megah perkantoran milik Zafran. Dia menarik nafas resah, lalu menunggangi motor meticnya dan meluncur menuju jalan raya.

Seratus meter dari kontrakan, Kayesa singgah ke mini market, membeli beberapa keperluan dan bahan-bahan membuat kue nastar. Dia akan mencoba kembali peruntungan berjualan online, menjelang dapat perkerjaan baru.

Setelah semua yang dibutuhkan sudah lengkap. Kayesa berjalan seraya mendorong troli belanjaan ke arah kasir.

"Total delapan ratus tujuh puluh dua ribu," Kasir menunjukkan layar laptop yang tertera jumlah angka yang harus dibayar Kayesa.

Kayesa mengambil kartu ATM menyerahkan ke petugas kasir, setelah semua terbayar, Kayesa menerima barang belanjaan dan kembali ke motor, lalu meluncur meninggalkan mini market. Lima menit kemudian Kayesa sampai, dia memakir motor di teras dan turun.

"Bunda cudah (sudah) pulang." Kiano yang mengetahui Kayesa datang, berlari mendapati bundanya.

"Kiano sayang." Kayesa berjongkok lalu merentangkan tangan memeluk putranya.

Kayesa memeluk erat putranya beberapa saat. Ada rasa cemas yang kadang bergelayut di hati Kayesa, dia sangat takut jika Kiano menanyakan tentang ayahnya. Sementara sampai saat ini Kayesa tidak tahu siapa sosok ayah dari putranya.

"Mulai besok ibu akan terus bersama Kiano sepanjang hari." Kayesa mengurai pelukannya, lalu membingkai kedua pipi Kiano dengan tangannya.

"Hole (Hore)." Kiano bersorak girang, seraya melonjak girang.

1
Rismawati Damhoeri
kenapa mbak Mae harus panggil nyonya sih?, nggak cocok..
Ginawati Desi
asiiiaap
Dewi Dama
malas baca nya lagiii...ter lalu ber belit2...
sweetpurple
Luar biasa
Dewi Dama
banyak salah ketik nya...
Dewi Dama
Luar biasa
Dewi Dama
gk..usah se detel itu ngejelasin nya thoor...bosan baca nya naruh mukenak aja...di tulis....
Uli Kristiani
maaf, zafran gk tegas sama sekali. jadi cerita nya buat bosan
Alma Izka
ya
Rahmah Rahmah
ending nya gk enak bget
Nurliana Saragih
Masih kecil itu harganya, biasanya kan kalo HOLANG KAYA beli berlian harganya sampai M dan kalo di novel barang itu satu - satunya di dunia.
😅😅😅
Nurliana Saragih
Manggilnya kok NYONYA sih?!
Di anggap Adek aja kenapa?
Maeka kan juga baik,kalo gini rasanya kayak ada jarak yang jauh, antara majikan dan pengasuh.
Praised93
cerita ujungnya dipaksakan tamat yang harusnya beberapa bab lagi
Praised93
terima kasih
Praised93
terima kasih👍
Praised93
terima kasih
Praised93
terima kasih👍
Praised93
terima kasih
Praised93
terima kasih👍
Praised93
terima kasih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!