"Maafkan aku, tak bisa menepati janjiku untuk tetap setia padamu, sayang. Pada akhirnya aku kalah dengan nafssu." Jeff bersimpuh di depan istrinya, Queen Ariana. Pria itu menyesal karena tak bisa menepati janji nya pada sang istri, untuk tetap setia dengan nya.
"Aku sudah menyiapkan hatiku saat hal ini terjadi, aku cukup tau diri, Mas." Queen tersenyum manis, nyatanya sudah dari lama dia mengantisipasi hal ini.
"Aku hanya wanita pelampiasan hasrat, sadarlah Kirana. Kau tak berarti apapun bagi tuan Jeff, karena dia mencintai istrinya." Kirana Andriana, perempuan yang mengorbankan masa depan nya sendiri, demi melunasi hutang-hutang yang di tinggalkan sang ayah.
Akankah Jeff membuka hatinya untuk Kirana? Setelah banyak malam yang mereka lewati bersama, akankah perasaan nya berubah pada Kirana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 - Bukan Tipe Ku!
Di rumah sakit, Kirana sedang menunggui ibu nya. Dia dengan setia menunggu sang ibu bangun dari tidur panjang nya, melupakan sejenak rasa sakit yang mungkin dia rasakan saat ini.
Lalu dia sadar kalau sudah hampir 3 hari ini dia belum pulang dan berganti pakaian. Pakaian nya sudah kusut karena di pakai tidur, belum lagi rok nya lecek karena ulah Jeff tadi pagi.
"Ma, Kiran pulang dulu ya. Mau ganti pakaian dulu, gak nyaman." Dia mengecup sayang punggung tangan Ibu nya, lalu meninggalkan nya di ruangan inap itu sendirian. Tapi Kirana sudah menitipkan nya pada suster yang berjaga.
Kirana berjalan pelan menyusuri lorong rumah sakit yang sepi, karena hari sudah sore. Tapi di perjalanan, dia malah bertemu dengan pria yang tak ingin dia temui, siapa lagi kalau bukan bos menyebalkan nya, Jeffran.
"Mau kemana?"
"Pulang Tuan, berganti pakaian juga membawa alat-alat kerja saya karena besok saya mulai masuk kantor lagi." Jawab Kirana, tentu saja membuat wajah Jeff berbinar.
"Aku antar."
"Tak perlu tuan, saya tak mau merepotkan anda."
"Tak ada penolakan." Ucap Jeff tegas, kalau sudah begini mau menolak pun percuma karena pria itu akan tetap mengantar nya.
Jeff mengekor di belakang Kirana, membuat perempuan itu merasa tak nyaman karena sadar kalau Jeff memperhatikan cara berjalan nya.
"Bagaimana bisa berbeda?"
"Apa nya tuan?" Tanya Kirana keheranan.
"Cara jalan mu berbeda, di kantor dan di kehidupan sehari-hari."
"Beda nya dimana? Rasa nya saya tak membedakan nya." Memang dia berjalan seperti biasanya saja, tak membeda-bedakan.
"Di kantor kau berjalan anggun, tapi saat seperti ini jalan mu biasa saja, seperti wanita pada umum nya."
'Astaga, sampai cara berjalan saja pria ini mengomentari. Menyebalkan sekali, untung dia bos ku kalau bukan sudah aku tendang dari tadi.' Batin Kirana merutuk.
Singkat nya, Kirana dan Jeff sampai di parkiran, pria itu dengan sigap membukakan pintu mobil untuk Kirana, dengan canggung Kirana masuk ke dalam mobil mewah milik atasan nya. Barulah, setelah memastikan sekretaris nya duduk dengan nyaman, Jeff membuka sendiri mobilnya dan duduk di balik kemudi.
"Bagaimana ibu mu, Kiran?" tanya Jeff.
"Masih seperti kemarin, belum ada perkembangan sama sekali." Jawab nya lirih.
"Lalu?"
"Kata dokter itu, kesempatan masih ada tapi entah kapan ibu akan bangun." Jelas Kirana, masih dengan suara lirih nya.
"Semoga saja secepatnya, agar kau tak bersedih terus."
"Saya juga berharap begitu tuan."
Setelah itu tak ada obrolan lagi, tapi saat melintas di area lapangan dekat rumah Kirana, dia melihat ada pasar malam yang ramai.
"Ada acara apa ini, ramai sekali."
"Pasar malam tuan." Jawab Kirana sambil tersenyum.
"Mau kesana?"
"Boleh memang nya?"
"Boleh, aku temani." Jawab Jeff. Dia pun menghentikan laju kendaraan nya, lalu parkir di dekat area pasar malam itu.
Tapi baru saja akan masuk ke dalam pasar malam itu, Kirana di kejutkan dengan Jeff yang tiba-tiba saja menggenggam tangan nya.
"Nanti hilang, disini banyak orang." Ucap Jeff datar.
"Saya sudah besar tuan, tak mungkin hilang."
"Menurut saja apa susah nya, Kiran?"
"Ohh ya baiklah tuan." Kirana memilih pasrah saja, dia lupa kalau berdebat dengan Jeff takkan pernah menang.
Mereka pun masuk ke kawasan pasar malam itu dengan yang bertautan mesra, seperti sepasang kekasih pada umum nya, hanya saja beda nya, Jeff dan Kirana tak punya hubungan apapun selain bos dan bawahan.
"Jajan?"
"Pengen itu ya?" Kirana menunjuk gerobak sosis bakar.
"Beli saja." Kedua nya pun memesan masing-masing satu porsi. Tak perlu menunggu lama, dua sosis berukuran jumbo sudah tersaji di depan mata.
"Ini gak ada meja atau kursi gitu, masa makan nya sambil berdiri."
"Orang lain juga makan nya sambil berdiri, tuh lihat disana." Jeff mengikuti telunjuk Kirana mengarah, benar saja yang lain pun makan sambil berdiri.
Kirana menggigit sosis itu lalu mengunyah nya perlahan, mata nya membulat ternyata rasanya sangat enak apalagi di makan saat masih hangat.
"Cobain deh, enak tuan."
"Bentuk nya kayak isi celana ku, Kirana. Tapi lebih besar ya?" Celetuk Jeff membuat Kirana mendelik sebal. Kemesumaan Jeff tetap ada tanpa tau tempat.
"Mungkin, saya tak terlalu memperhatikan." Jawab Kirana acuh, memang dia tak pernah memperhatikan, tapi kata Jeff lebih besar miliknya.
"Sudah dua kali dia masuk, masa belum familiar sama bentuk dan ukuran nya, Kiran?"
"Sudahlah tuan, jangan di bahas sekarang." Ucap Kirana, dia bisa malu kuadrat nanti.
Jeff terkekeh, lalu memakan sosis itu dengan lahap, hingga saus nya belepotan mengotori sudut bibir nya.
"Tuan, makan nya belepotan." Ucap Kirana sambil mengusap ujung bibir bos nya itu sengan tangan nya.
"Jajan apa lagi?"
"Sambil jalan aja Tuan.." Kedua nya pun berjalan-jalan lagi, sambil melihat-lihat jajanan yang kira nya menggugah selera, tentu nya dengan Jeff yang terus menggenggam tangan Kirana erat.
Meskipun merasa risih, tapi Kirana tak mampu menolak keinginan Jeff. Dia takan bisa menang jika mendebat atasan nya sendiri. Kata nya nanti hilang, padahal mah modus pengen pegangan tangan. Laki kan gitu, pengen deket-deketan tapi gengsi.
"Jajan apa lagi? Biasanya perempuan suka jajan." Ucap Jeff, dia ingat betul bagaimana Queen dulu, tapi beda nya Queen itu jajan nya barang-barang branded seperti sepatu, tas atau pakaian dengan harga yang fantastis.
"Saya ingin itu." Tunjuk Kirana.
"Makanan apa itu?"
"Telur yang di goreng terus di gulung pake tusukan gitu."
"Ayo beli." Kirana menarik tangan Jeff, karena tangan mereka bertaut. Jeffran berdiri di samping Kirana yang sedang menunggu pesanan telur gulung nya.
"Tuan mau?" Tanya Kirana, dia memang tak yakin Jeff akan mau makan makanan seperti ini, jauh dari kata sehat. Tapi ternyata Kirana salah menduga, Jeff mencomot satu tusuk telur gulung itu dan memakan nya.
"Enak, telur nya gurih dan kamu perlu tau, Kiran. Aku tak terlalu suka telur karena bau nya, tapi ini tidak amis sama sekali."
"Lalu, tujuan Tuan memberitahu saya apa?" Tanya Kirana, sambil fokus memakan jajanan nya.
"Kamu kan calon ibu dari anak-anak ku nanti, Kiran. Setidaknya, kau harus tau makanan apa yang di sukai dan tidak di sukai suami mu." Jawab Jeff, membuat Kirana melotot.
"Tuan sadar, tuan itu sudah punya istri."
"Lalu? Memang nya kenapa? Kamu saja belum tentu hamil kan? Walau aku sudah dua kali menyemai benih ku disana." Jeff menunjuk perut rata Kirana, membuat perempuan itu refleks memegang perut nya.
"Ngapain di pegang?"
"E-enggak kok." Jawab Kiran, dia gugup hingga ucapan nya terbata. Apalagi saat Jeff menatap nya dengan tatapan aneh yang entah apa artinya.
Setelah selesai dengan jajanan itu, kedua nya kembali berjalan-jalan lagi mencari jajanan lain.
"Kiran.."
"Iya tuan.."
"Tak berminat naik wahana?" Tanya Jeff.
"Saya takut ketinggian tuan, saya tak berani yang ada nanti pingsan berabe nanti." Jeff hanya manggut-manggut pertanda mengerti.
"Makin lama makin dingin ya, beli yang anget-anget terus pedes."
"Jajan bakso aja, itu bakso gerobakan tapi enak kok, bersih juga." Usul Kirana, sambil menunjuk gerobak bakso.
"Boleh." Jawab Jeff, kedua nya pun berjalan mendekati gerobak bakso yang terlihat banyak sekali pelanggan yang mengantri.
"Ngantri Tuan, pegel gak? Duduk disana biar saya yang mengantri."
"Tak usah, aku disini saja bersama mu."
Pelanggan yang mengantri mulai berbisik-bisik memuji ketampanan Jeff yang mencolok di bandingkan pengunjung lain. Ke pasar malam aja pakai setelan jas rapi yang harga nya puluhan juta.
"Lihat tuh, ganteng banget.." Bisik-bisik salah satu gadis pada temannya, membuat teman nya itu refleks menoleh dan seketika itu pula dia berteriak.
"Apa sih? Berisik amat."
"Lihat di belakang tuh, ada pangeran tanpa kuda." Dan lagi-lagi teriakan itu terdengar, membuat Jeff cukup risih.
"Bisa diam? Berisik!" Ucap Jeff dengan wajah super datar nya.
"Mau beli bakso? Silahkan duluan." Ucap salah gadis tadi, membuat Jeff tersenyum karena antrian nya di dulukan, jadi nya bagus gak lama ngantri.
"Pengen lihat, kalo makan tetep ganteng gak?" Bisik-bisik mereka lagi.
"Pria kayak dia mah lagi berak juga pasti tetep ganteng, mana parfum nya sopan banget masuk hidung, bikin nyaman. Tapi sayang dia gandeng cewek,"
"Iya, udah punya gandengan.."
"Cihh, lagipun kalian itu buka tipe ku!" Cetus Jeff membuat gadis-gadis itu diam seketika, kena mental sudah. Kirana cekikikan di samping Jeff, merasa lucu saja saat pria yang sedari tadi diam, saat bicara mampu membungkam celotehan para gadis itu.
.......
🌷🌷🌷🌷🌷🌷