Cerita hanya fiksi dari author yang ingin menemani kegabutan kalian, jangan cari bacaan berfaedah disini karena ga akan ada😁
Larisha Mevia mahasiswi cantik berusia 19 tahun itu mengalami kemalangan saat Dev Limson yang merupakan kekasihnya harus meninggal dunia ketika tengah bersamanya.
Lebih parahnya lagi! Tuan Lan seorang milyarder yang memiliki banyak bisnis legal maupun bisnis ilegal, dia laki-laki berusia 40 tahun yang merupakan ayah dari Dev Limson, Tuan Lan yang sangat arogan dan terkenal sangat kejam terhadap siapapun.
Tuan Lan menganggap Larisha adalah penyebab Dev Limson anaknya harus meregang nyawa diusia muda. Dendam membara dalam diri Tuan Lan dan sumpahnya akan membuat hidup Larisha menderita bahkan melebihi sebuah siksa kematian, membuat Tuan Lan menjadikan Larisha sebagai Tawanan Kamar Tuan Lan.
Lalu apakah Larisha berhasil untuk keluar dari jerat kekejaman Tuan Lan? Ikuti ceritanya tanpa skip, oke🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopi_sopiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Saat Tuan Lan sedang diawang-awang menikmati setiap sentuhan tangan halus Larisha yang tengah memanjakan knalpot miliknya itu, terdengar suara seseorang mengetuk pintu kamarnya.
Tok.
Tok.
Tok.
"Sial! Mengganggu saja!" kata Tuan Lan.
Tuan Lan lantas turun dari ranjang yang sekaligus membuat Larisha berhenti melakukan hal menggelikan itu. Tuan Lan bergegas memakai pakaian tidurnya karena harus membuka pintu.
Klek.
"Ada apa?" tanya Tuan Lan.
"Tuan, polisi Singapure sudah mengetahui tempat judi dan prostitusi ilegal kita Tuan! Menurut mata-mata kita, polisi akan datang kurang dari 2 jam untuk menggerebek tempat judi kita!" ujar salah seorang anak buahnya.
"Kurang ajar!" kata Tuan Lan.
"Apa kita perlu untuk menghubungi Tuan Tan agar membereskan ini?" tanya anak buahnya.
"Tidak perlu! Biar aku saja yang urus kekacauan malam ini! Dengar, kosongkan tempat itu sekarang juga! Bawa para tamu VIP dari berbagai negara yang datang untuk berjudi dan memesan wanita-wanita kita, ke Bar legal milikku!" kata Tuan Lan.
"Lalu bagaimana dengan para pelanggan Bar yang mungkin sekarang sedang ramai-ramainya Tuan?" tanya anak buahnya.
"Singkirkan mereka semua, buat mereka tidak perlu membayar makanan dan minuman mereka malam ini! Yang penting kosongkan Bar itu sekarang juga! Para penjudi itu layak kita utamakan dalam kondisi apapun karena mereka aset yang luar biasa besar!" kata Tuan Lan.
"Baik Tuan! Lalu untuk klien yang datang memesan wanita-wanita kita, berikan mereka fasilitas hotel yang paling nyaman secara gratis sebagai kompensasi atas kekacauan malam ini," kata Tuan Lan.
"Baik Tuan! Saya juga akan persiapkan meja judi di Bar, yang sama nyamannya dengan meja judi ditempat cassino kita!" kata anak buahnya.
"Bagus! Aku akan segera kesana untuk meminta maaf secara langsung dan menemani para tamu, agar mereka melupakan kekacauan ini!" kata Tuan Lan.
Tuan Lan bergegas mengganti pakaiannya karena harus mengurus pekerjaannya yang sedang kacau. Larisha pun menghampiri Tuan Lan melihat Tuan Lan sepertinya hendak pergi.
"Tuan, kamu mau pergi kemana malam-malam begini?" tanya Larisha.
"Berani sekali kau menanyakan urusan pribadiku? Kau lupa kau siapa? Kau hanyalah tawanan ku Larisha, jadi jangan pernah bertanya apapun padaku!" kata Tuan Lan.
Jleb..
Rasanya seperti benda keras menghantam hati Larisha, saat dirinya mencoba mendekatkan diri pada laki-laki yang saat ini sudah menjadi suaminya! Tapi malah makian yang dia dapatkan.
"Baiklah Tuan aku tidak akan bertanya apapun lagi," kata Larisha.
"Bagus, memang begitu harusnya! Urus urusanmu sendiri, dan aku urus urusanku sendiri tidak perlu ikut campur satu sama lain," kata Tuan Lan.
Larisha pun terdiam dan menerima perlakuan Tuan Lan yang selalu mengeluarkan kata-kata menyakitkan, Tuan Lan yang sudah selesai berpakaian rapi pergi dari hadapan Larisha, namun langkah kakinya melambat saat melihat wajah Larisha tertunduk diam akibat perkataannya barusan.
"Sitt polisi-polisi itu membuat amarahku naik hingga aku berkata seperti itu pada Larisha, apa kata-kataku keterlaluan? Sampai membuatnya tertunduk seperti itu?" Batin Tuan Lan merasa bersalah setelah berkata begitu pada Larisha.
Tuan Lan melangkah keluar kamar meninggalkan Larisha seorang diri didalam kamarnya! Namun tak berselang lama, Tuan Lan kembali kedalam kamar dan menghampiri Larisha.
"Ini, kau belanjalah apapun yang menjadi kebutuhan mu!" kata Tuan Lan sambil menyodorkan black card pada Larisha.
Larisha pun menerimanya dengan sungkan dan heran tapi tidak mau bertanya pada Tuan Lan, Larisha takut jika ia bertanya atau menolak Tuan Lan akan semakin murka terhadapnya.
"Dengan kartu itu kau bisa beli apapun! Jadi belilah semau mu, nanti aku sisakan dua anak buahku untuk mengawalmu berbelanja!" kata Tuan Lan.
"Baiklah Tuan, terimakasih!" kata Larisha.
Tuan Lan pun pergi dari hadapan Larisha, namun dalam lubuk hatinya yang paling dalam, Tuan Lan ingin sekali mengecup kening isterinya itu layaknya seorang suami yang mengecup kening istrinya saat hendak pergi bekerja.
Sementara didalam kamarnya! Larisha menc ium-ci um black card yang diberikan oleh Tuan Lan sambil jingkrak-jingkrak.
"Astaga aku tidak pernah membayangkan akan memegang black card, apalagi sampai berbelanja menggunakannya! Lagipula aku berhak menerima ini, Tuan Lan setiap hari memaki-maki ku! Sepertinya Tuhan memberikan ganjaran yang setimpal atas penderitaan ku selama ini dengan kartu ini." Kata Larisha.
❤️❤️❤️
Aku juga mau maak kaya Larisha diomelin mulu sama Pak su, tapi abis itu dikasih black card😫😫 yang nungguin nganunya Larisha sama Tuan Lan cung🙌🙌🙌sabar ya😁 ga akan lama lagi kok 3 bab full nanti😂