NovelToon NovelToon
THE REAL PRINCES

THE REAL PRINCES

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat / Anak Kembar / Masalah Pertumbuhan / Keluarga / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Maya Melinda Damayanty

Leuina harus di nomor duakan oleh ibunya. Sang ibu lebih memilih kakak kembarnya.yang berjenis.kelamin pria. Semua nilainya diakui sebagai milik saudara kembarnya itu.

Gadis itu memilih pergi dan sekolah di asrama khusus putri. Selama lima tahun ia diabaikan. Semua orang.jadi menghinanya karena ia jadi tak memiliki apa-apa.

bagaimana kelanjutannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Melinda Damayanty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KONSPIRASI 3

Minggu pagi, Luein sudah belajar memandikan bayi, Rico nampak senang dipegang oleh gadis yang menemukannya itu. Wina memberitahu bagaimana cara memandikannya agar air tidak masuk ke telinga Rico. Luein pun memakaikan baju hangat pada bayi itu, musim sudah mulai dingin.

“Ma, boleh ya nanti aku ajak Rico jalan-jalan ya,” ujarnya minta ijin.

Wina hanya mengangguk, tetapi sejurus kemudian ia pun ingin ikut serta, bahkan ayahnya juga ikut. Pada akhirnya Luien pergi bersama kedua orang tuannya. Luien begitu Bahagia, baru kali ini ayah dan ibunya merangkulnya sepanjang berjalan di selasar mall terbesar di kota itu. Banyak pramuniaga menawarkan dagangannya.

Luein memilih pergi ke toko perlengkapan bayi. Rico yang ada di dalam gendongannya tampak antusias. Beberapa baju lucu dibeli oleh Luien. Ketika Deon ingin membayar, langsung ditolak oleh Luein.

“Luein, saja yang bayar, Dad!” ujarnya lalu mengambil dompet usangnya.

Sedangkan Wina memilih toko pakaian wanita dewasa. Ia akan membelikan beberapa potong dress dan gaun juga sepatu untuk anak gadisnya.

“Terlalu lama hidup sederhana, membuatnya jadi ketinggalan mode,” ujarnya bermonolog.

Sedangkan Deon memandang miris dompet putrinya. Sebagai seorang ayah yang semestinya menjaga penuh putrinya, ia malah disibukkan dengan berbagai hal, yang membuatnya kehilangan putranya, bahkan nyaris kehilangan putrinya.

Luein juga membeli kereta dorong bayi, ia sudah mulai lelah menggendong Rico. Kali ini, Deon yang membayar, walau sedikit ada perdebatan kecil. Deon yang memenangkan perdebatan dengan putrinya. Wina hanya terkekeh geli melihat wajah Luien yang cemberut.

“Kau bisa menyimpan uangmu, mobilmu butuh bensin, kan?” sahut Deon sebal.

Luein akhirnya menurut, memang ia butuh bensin untuk menyalakan mobilnya, bahkan sebelum pergi ke mansion orang tuanya, gadis itu pergi dulu ke perusahaan di mana, mobilnya berada.

Tadi malam, ia pergi ke klub bersama atasannya.

Wina menyerahkan beberapa paper bag pada Luien.

“Apa ini, Ma?” tanya Luien sedikit kurang suka.

Wina langsung menatapnya penuh rasa kecewa. Hal itu membuat gadis itu menyesal. Ia pun menerima pemberian ibunya itu. Lagi pula dia memang membutuhkan beberapa baju layak, jika berpergian.

“Thanks, Mam!’

“Anytime dear.”

“Daddy, apa kau tidak membelikanku sesuatu?” tanya Luien sedikit tersinggung.

“Well, jika kau ingin. Maka aku akan membuatmu menjadi seorang putri sekarang juga!” sahut Deon penuh kesungguhan.

“Mama setuju. Kita beri tahu semua orang jika dia lah putri sesungguhnya. The real princess!” sahut Wina antusias.

“Oh, ayolah Mam … Dad, aku masih nyaman dengan hidupku sekarang. Aku tak perlu cari muka atau menjilat sana-sini. Kalian tau, dengan menjadi miskin, kita bisa berhadapan dengan manusia tanpa topeng mereka.’ Jelas Luien penuh penekanan.

Kedua orang tua gadis itu hanya mengelus sayang putrinya, mereka mempercayakan semuanya pada sang gadis.

“Daddy akan mendukung semua keputusanmu. Kau yang akan menggantikan posisiku nanti,” sahut Deon lembut.

“Tapi jangan lama-lama, karena Daddy bukan orang yang sesabar itu!” lanjutnya penuh penekanan pada anak gadisnya.

Luein mengangguk setuju. Ia akan membuka semuanya, Ketika waktunya tiba. Siapa sangka dengan jalannya mereka bersama kereta bayi yang didorong, kini fotonya terpampang di media sosial dengan caption, “Sang Penguasa dan keluarga?”.

Foto Luien menjadi sorotan, walau wajah gadis itu tak tertangkap kamera, bahkan Ketika di kamera pengintai, wajahnya selalu terhalang.

“Siapa gadis yang mendorong kereta bayi?” tanya salah satu netizen.

“Bukankah Tuan Philips memiliki anak kembar, apakah itu salah satunya? Nona Lueina Elizabeth Philips?”

”Bayi siapa yang ada dalam kereta dorong? Apakah Nona Philips, telah menikah?”

Seribu pertanyaan diarahkan pada keluarga penguasa bisnis di kota itu. Walau hanya sekitar lima belas menit berita itu beredar di masyarakat, lalu musnah seketika. Bahkan rekam jejak digital juga terhapus. Semua itu atas dasar inisiatif dari asisten kepercayaan Deon, Ken Rafael Guzardy.

Makanya Deon tak pernah pusing dengan awak media yang menanyainya macam-macam.

Kini ketiganya mampir di salah satu restauran mewah milik Deon. Luein yang memakai baju sederhana dan membawa kereta bayi sempat ditahan dan dilarang masuk oleh pelayan. Memang tadi gadis itu sengaja menyuruh kedua orang tuanya masuk lebih dahulu.

“Daddy mau bertaruh denganku, tidak?” tantang Luien pada ayahnya.

“Bertaruh apa? Kau menyangsikan kekayaanku?” sindir pria itu yang langsung ditanggapi cebikan kesal oleh Luien.

Deon tertawa lirih melihat wajah kesal putrinya. Sungguh ia akan mengingat semua momen ini.

“Baiklah, apa yang ingin kau coba tunjukkan?” tanya Deon penasaran.

“Aku ingin Daddy dan Mama duluan turun dan aku belakangan. Kita lihat apa slogan yang Daddy cantum di depan yakni “Melayani semua pelanggan yang datang.” Itu diterapkan oleh semua pelayan.”

“Aku yakin, mereka melakukan itu,” sahut Deon walau sedikit ragu.

“Jika tidak. Aku ingin dady menggratiskan seribu supir taksi untuk makan di restauran milik Daddy. Bagaimana?” tantang Luien.

Deon sedikit berpikir, lalu kemudian ia pun mengangguk. Rencana pun dilakukan, Wina hanya mengikuti saja kemauan ayah dan anak itu. Keduanya turun lebih dahulu depan lobby restauran. Kaca mobil yang gelap, tidak ada yang tahu jika ada orang lain dan bayi duduk di dalamnya. Lalu mobil pun bergerak. Sang supir yang bersama Luien hanya menggelengkan kepala.

“Henzo, ikut aku. Kau akan menjadi bagian sandiwara ini,” ajak Luien.

Henzo pun diarahkan harus melakukan apa. Mereka berdua akan menyamar sebagai sepasang suami istri. Tentu saja hal itu membuat Henzo bahagia bukan main. Bagaimana tidak, ia akan menjadi suami dari seorang gadis secantik nona mudanya, walau itu hanya sandiwara saja.

Luien yang memang memakai rok sederhana panjang sebetis warna hijau, dengan baju atasan warna senada, nampak mendorong kereta bayinya. Sedang Henzo nampak gemetaran harus melingkarkan tangannya di pinggang Luien. Deon sengaja berkeliling menyapa pelanggan yang rata-rata ia kenali karena Sebagian adalah koleganya.

“Maaf, anda ingin ke mana?” tanya pelayan langsung menghadang keduanya.

“kami ingin masuk untuk makan,” jawab Henzo dengan suara sedikit bergetar.

“Ah, maaf, tapi hari ini kami tidak mengadakan layanan makan gratis. Anda bisa datang kembali dua bulan yang akan datang.’ jelas pelayan itu sambil memindai dua orang di depannya dengan pandangan curiga.

“Loh, siapa bilang kami ke sini untuk makan gratis?’ tanya Luien dengan nada tersinggung, gadis itu memulai dramanya. “Kami akan membayarnya, jangan khawatir!”

“Bukan begitu, Nyonya. Dari pada uang suami anda langsung habis karena membayar makanan di sini, sebaiknya anda memasak masakan sederhana saja di rumah,’ saran pelayan itu sambil tersenyum mengejek.

“Loh, itukan hak saya, yang habis juga uang saya. Kenapa anda melarang saya untuk menghabiskan uang saya di sini!” seru Henzo tak terima.

Mendengar itu pelayan itu terdiam dengan muka merah karena malu luar biasa. Namun, untuk menunjukan kredibilitasnya, ia merasa lebih berhak untuk mengatur siap saja yang boleh masuk restauran tempatnya bekerja.

Ia sedikit kurang suka akan adanya acara sosial yang diusung oleh restauran ini. Mengadakan makan gratis bagi kaum tak mampu. Begitu banyaknya piring kotor, tak satu pun yang memberinya uang tips. Berbeda bagi mereka yang berkantung tebal, walau tak banyak yang memberi dan berlaku sombong padanya. Tetapi, ia senang karena bisa melayani para kaum kaya tersebut.

“Sudahlah. Kalian lebih baik cari warung makan di pinggiran jalan saja, aku takut uang kalian malah tidak cukup walau hanya membeli salad saja,’ sindirnya lagi.

“Tapi ….”

“Sekuriti … usir dua pengemis ini!” teriaknya penuh arogansi.

“Sudah miskin, tak tau diri. Sebaiknya kau berkaca dulu Ketika ingin masuk ke suatu tempat!” hardiknya menghina.

“Apa hak mu, melarang pelangganku mendatangi tempat ini?’ sebuah suara berat menginterupsi.

Semua pun mendadak hening.

bersambung ...

nah loh ..

next?

1
Ulfa Fadilah
Luar biasa
Widya Wati
cakeeep
Kadek Bella: smangat
total 1 replies
Widya Wati
hajaaar...seperti diriku..hahaha
kurnia rahayu
Luar biasa
Hampir Padam
Lumayan
Hampir Padam
Biasa
Dessy Arisandy
martin paok🤣
maria handayani
/Shy/
Binti
Luar biasa
Binti
wow duplikat glory
murni l.toruan
Masih banyak yang lain, lebih baik kita di cintai oleh orang yang tulus Luein. Buang ke laut laki-laki yang tidak punya pendirian
Ari Randz
saking takutnya diajak nikah /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Masayu Yanti: /Facepalm//Facepalm/ ada ada aja
total 1 replies
Ari Randz
Luar biasa
Jade Meamoure
ngeri banget koq ada anak n bapak gak ada akhlak gitu ya
Jade Meamoure
haduh ini chapter paling sedih ya Tuhan penantian berujung sia-sia tapi Tuhan memberikan dia banyak anak yg lain
Jade Meamoure
kasihan sih sebenernya Rodrigo gara" istri yg binal makanya sikap dia jadi berubah dari yg baik jadi jahat n serakah
Jade Meamoure
waduh 😱😱😱
Jade Meamoure
ibu dodol ini 🤣🤣🤣
Solekah
ternyata adrian viktor menjijikkan
Solekah
nyesel kan lo leo.😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!