Pelabuhan Hati Tuan Muda

"Ayah ... yah ... Ayah ...!" seru bunda Meyva sejak masuk kedalam rumahnya. Sambil melangkah masuk, wanita paruh baya yang di karuniai tiga orang anak itu terus berteriak memanggil sang suami.

"Eh tuan mana bik?" tanya bunda Meyva pada salah satu art yang ada di sekitar sana.

"Tuan ... "

"Ada apa sih Bun? kok sampai teriak-teriak gitu." tanya ayah Dave yang secara langsung memotong perkataan artnya.

Pria yang masih tampak gagah di usianya yang tak lagi muda itu bejalan menghampiri sang istri dengan Fiona yang ada di stroller yang dia dorong.

Tadi ayah Dave sedang ngadem di taman belakang bersama cucunya ... Fiona.

"Ayah, bunda punya kabar penting." sahut bunda Meyva dengan begitu hebohnya.

Ayah Dave sampai heran, kabar apa sebenarnya yang smpai membuat sang istri seexcited ini.

"Apa?" tanya ayah Dave lagi.

"Ayah, ayah tau gak tadi bunda ketemu siapa pas di rumah Axel?" kata bunda Meyva yang di jawab dengan gelengan kepala oleh suaminya. Jangankan tau siapa yang ketemu dengan sang istri di rumah Dave, dia aja gak tau kalau wanita itu datang bertandang kerumah putra sulungnya.

"Bunda ketemu sama wanita yang kata Axel calon istrinya, yah." kata bunda Meyva dengan hebohnya. "Ahk bunda senang banget yah, akhirnya putra sulung bunda akan menikah juga sama seperti kedua adiknya." sambungnya lagi.

"Calon istri?" beo ayah Dave.

"Iya yah, em namanya siapa ya tadi ..." kata bunda Meyva sambil mencoba mengingat-ingat. "Sofia ... iya kalau gak salah Sofia namanya." katanya lagi.

"Bunda kenapa datang ke rumah Axel? bukannya tadi bilangnya cuma mau mampir ke perusahaannya karena menga dekat dengan tempat bunda ada acara." kata ayah Dave mengatakan apan yang di katakan sang istri tadi saat meminta ijin.

"Iya memang tadinya gitu yah, tapi karena bunda gak ketemu sama Axel di perusahaan ... akhirnya memilih buat datang ke rumah Dave." jawab bunda Meyva. "Habisnya bunda juga penasaran kenapa tuh anak sudah gak ada di perusahaan padahal masih jam siang." sambungnya. "Bunda takut kalau Axel sakit atau apa yah, karena gak biasa-biasanya kayak gitu." imbuhnya." Eh tapi ternyata bunda malah yang jadi di buat terkejut sama tu anak." omelnya.

"Kok bunda tau kalau itu calon istri Axel?" tanya ayah Dave yang tak ingin istrinya terluka karena apa yang dia lihat tak sperti harapan.

"Taulah yah, bunda melihat dia keluar dari salah satu kamar tamu, saat bunda tanya-tanya ... muncullah Axel yang langsung langsung memotong pembicaraan kami dan mengatakan jika wanita itu adalah calon istrinya." papar di bunda Meyva.

"Akhirnya yah, bunda rasanya sudah gak sabar ingin segera melihat Axel menikah." kata bunda Meyva lagi yang di angguki oleh ayah Dave.

Kalau boleh jujur, ayah Dave pun juga merasakan hal yang sama seperti bunda Meyva ... cuma pria itu tak pand untuk mengekpresikannya.

❤️

"Tuan kenapa anda ...?" tanya Sofia yang amis berada di depan kamar bersama Axel setelah beberapa waktu saling diam.

"Mengakui kamu sebagai calon istriku." tebak Axel yang di angguki oleh Sofia. "Wanita tadi ibu saya dan apa yang saya katakan pada beliau ... memang itulah kebenarannya." kata Axel.

"Tapikan saya ... " kata Sofia lagi yang sepertinya ingin melayangkan sebuah protes.

"Kamu mau atau tidak, setuju maupun tidak ... tapi jika sudah memutuskan, maka itulah yang terjadi dan kamu tak akan bisa membantahnya." sahut Axel. "Karena di sini sayalah yang pegang kendali." imbuhnya.

Terdengar egois memang, tapi ini adalah salah satu cara agar dirinya bisa menjadikan Sofia untuk menjadi pendamping selama hidupnya.

"Ingat, kamu sekarang milik saya setalah ayah kamu itu menandatangani dan mendapatkan uangnya." katanya lagi yang membuat hati Sofia terasa nyeri, mengingat semua penderitaan yang terjadi di dalam hidupnya dan inilah puncaknya yang membuatnya begitu sakit.

Ayahnya ... Ayah kandungnya, orangtua kadungnya satu-satunya dengan sadar tega menukar diri dengan sejumlah uang. Setidak berhargakah dirinya hingga ayahnya bisa berbuat seperti itu padanya.

Sofia pikir ayahnya hanya diam, mangacuhkan dirinya untuk pelampiasan rasa bencinya ... tidak sampai menjualnya. Iya kata menjual memang pantas untuk menggambarkan dirinya saat itu.

Melihat Sofia yang diam melamun membuat adek menjentikkan jarinya beberapa kali tepat di depan wajah Sofia sehingga membuat wanita langsung tersadar kembali.

"Kamu bisa bebas di rumah ini, tapi jangan pernah berpikir untuk bisa kabur dari sini." kata Axel. "Karena sampai di lubang semut sekali pun aku pasti akan menemukanmu." sambungnya.

Tanpa pamit, Axel langsung pergi dari hadapan Sofia menuju ke ruang kerjanya kembali karena pekerjaannya belum rampung ... eh malah harus terganggu karena suara ribut-ribut, semua itu tak lain dan tak bukan di sebabkan oleh ibunya sendiri.

Axel sudah yakin jika saat ini di kediaman utama sudah heboh. Kabar akan dirinya ini pasti sudah menyebar ke anggota keluarga yang lain.

Apalagi bunda Meyva punya grup keluarga yang di khususkan untuk para wanita di keluarga Dave Anderson yang beranggotakan bunda Meyva sendiri, juga Flo dan Ica. Dan sebentar lagi akan bertambah atau yaitu Sofia tentunya.

Grub yang sengaja bunda Meyva buat untuk seru-seruan dengan anak dan menantunya yang perempuan. Di grub tersebut mereka juga bisa cerita masalah anak ataupun para suami mereka.

❤️

Sofia yang tinggal seorang diri bingung mau melakukan apa, mau masuk lagi ke kamar ... dirinya sudah merasa bosan.

"Maaf Bu, mau nanya apa di sini ada taman?" tanya Sofia pada salah seorang yang sedang berada tak jauh darinya, orang itu tak lain adalah bik Yuli.

Peraturan di kediaman Axel, jika pekerjaan sudah selesai maka para art akan kembali ke rumah belakang dan tidak berkeliaran di ruang utama, yang bisa ada serta tidur disana hanya bik Yuli uang merupakan kepala art.

"Panggil bi Yuli saja nona muda." sahut bik Yuli dengan begitu sopannya. "Di depan ada taman, tapi yang lebih bagus di belakang nona, tak jauh dari area kolam renang." terang bik Yuli menjawab pertanyaan yang di lontarkan Sofia tadi.

"Taman belakang jalannya lewat mana ya bi?" tanya Sofia lagi.

"Di sana nona." jawab bik Yuli dengan menunjuk menggunakan ibu jarinya. "Kalau berkenan, mari saya antarkan nona muda." sambung wanita itu lagi yang langsung di angguki oleh Sofia, lagian Sofia juga gak mau kalau sampai tersesat di besar nan mewa rumah itu.

Mata Sofia langsung memandang takjub dengan pemandangan yang ada di taman tersebut. Bagaimana tidak matanya langsung di suguhi dengan banyaknya bunga yang kebetulan sedang banyak yang mekar sehingga terlihat warna-warni, ada juga berbagai pohon buah.

Sofian terus berjalan dan memilih untuk duduk di kursi yang terletak tepat di bawah pohon-pohon anggur yang sedang berbuah.

"Wah bunga anggreknya banyak sekali bik." akta Sofia kala matanya melihat satu spot yang di khususkan untuk tanaman anggrek.

"Ah iya nona, tuan sangat menyukai bunga anggrek makannya beliau mengoleksi beberapa macam jenis bunga itu." jawab bik Yuli yang membuat Sofia manggut-manggut.