Ini kisah seorang seorang gadis kaya raya mencari cinta sejati menyamar jadi karyawan sederhana. Sania kembali ke tanah air demi mencari kebenaran kematian ibunya. Selama di tanah air Sania jatuh cinta pada pengusaha kaya namun sayang ditinggal nikah. Demi melanjutkan rencana balas dendam pada keluarga penyebab kematian sang ibu juga pada mantan pacar Sania rela menikah dengan laki beristeri yang penyakitan. Mampukah Sania mencari fakta Kematian ibunya sekaligus tuntaskan dendam pada mantan pacar? Semua jawaban ada di kisah ini. Silahkan simak kisah Sania mencari cinta dan tuntaskan dendam!
Ini karya perdanaku. Mohon dukungan para pembaca. Tinggalkan jejak agar penulis makin semangat update. Terima kasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mei Sandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Adu Mulut
Tak terasa malam merangkak makin jauh. Keluarga Jaya akhirnya bubar pulang ke rumah masing masing. Pak Jaya beserta isteri pulang dengan hati puas. Sementara Sania pulang bawa ganjalan hati. Sania masih mengingat hasrat Fadil ingin merebutnya dari tangan Bara. Andai Fadil tahu kalau pernikahan antara Sania dan Bara hanya satu janji untuk menyenangkan Nania, anak itu pasti akan makin menjadi.
Mereka harus pinter sembunyikan fakta sebenarnya agar tak ada halangan di kemudian hari. Sania hanya ingin fokus kerja sambil melindungi Nania hingga wanita itu pulih kembali.
Sania kembali ke apartemen tanpa diantar siapapun. Bara sendiri tak menawarkan diri mengantar calon isteri. Saniapun tak mau merepotkan orang lain walau Bara bakal jadi suami. Suami dalam tanda kutip.
Sesampai di rumah Sania langsung hubungi Lisa hendak curhat acara nikah yang mendadak. Ntah apa reaksi gadis urakan itu. Sania yakin Lisa akan marah kalau tahu Sania berkorban untuk orang lain.
Sania berbaring santai di tempat tidur baru keluarkan ponsel telepon sobat kentalnya. Siap siap direpeti Lisa.
"Assalamualaikum..apa kabar buah cintaku?" sapa Sania begitu Lisa angkat hp.
"Waalaikumsalam..dasar peri songsong...dari mana kamu? Hilang tak ada kabar."
"Sibuk...aku dapat proyek Pak Wandi."
"Sudah tahu...apa kau lupa janji mau lihat tanah samping untuk buat doorsmeer?"
"Tidak lupa sayang. Atau kutransfer uang biar kamu dan Bapak yang urus." rayu Sania supaya Lisa tak makin kesal padanya.
"Kamu harus lihat dulu peri jelek! Aku tak mau dibilang sok kuasa. Tanah agak becek tapi bagus. Cocok untuk dijadikan doorsmeer karena ada tempat buangan. Air juga bersih."
"Coba kamu pakat sama Rangga! Sedikit banyak bisa kasih masukkan buat kita."
"Besok kau datang ya!"
"Agak sorean ya! Oya..girl..aku ada dikit kabar untukmu. Tapi janji jangan teriak! Jantungku tak sanggup dengar jeritan histeris mu."
"Apa? Jangan bilang kau hamil anak manusia setan itu ya!"
"Astaga..apa aku semurah itu? Aku masih bersegel." kata Sania tersinggung dibilang hamil. Anak Bobby pula. Amit amit.
"Lalu apa?"
"Aku mau nikah sama bos ku."
"What???? Gila kamu ya? Otak ente kena virus covid 19? Sania jangan bercanda! Jangan karena Bobby kau jadi gila! Dia punya bini lho!"
"Iya..aku jadi bini kedua. Aku mau bapak dan ibu hadir dalam acara ini. Aku tak punya keluarga selain kalian."
"Sania...kau sinting atau stress? Kau tak boleh patah hati lalu asalan. Kau cantik dan pinter. Masih banyak yang mau sama kamu. Kenapa jadi bini kedua? Aku tak setuju."
Sania mendengar nada ngambek Lisa tak ijinkan dia menikah dengan Bara. Sania tak boleh ceritakan dia mau sama Bara karena isteri Bara butuh perlindungan. Akan makin kacau.
"Lis..aku akan kerja sama dengan Pak Bara cukup lama. Dan lagi aku mau hindari Bobby. Pak Bara akan lindungi aku dari segala kemungkinan. Kami akan baik baik saja. Bini Pak Bara sudah ijinkan kami menikah. Malah dia yang paling antusias. Dia sakit butuh teman."
"Aku tak rela bayangkan kamu jadi bini muda orang. Itu bukan posisi mulia. Sama saja dengan pelakor."
Sania tertawa kecil sudah duga Lisa akan omong gitu.
"Tenanglah! Aku bukan orang bodoh tak tahu mana baik buruk. Aku bisa jaga diri. Pak Bara itu orang baik. Kau akan suka padanya kalau sudah ngobrol."
"Lalu jadi bini ketiga?"
"Ok kalau ente mau...kita bisa bagi tempat tidur bersama. Bikin ranjang jumbo."
"Otak mesum...aku masih banyak stok ganteng. Tak perlu Pak Bara mu."
"Rangga pujaan hati?"
"Pujaan apa? Dia itu dingin tak suka cewek. Aku curiga itu gay."
"Coba kamu test telanjang di depannya. Lihat reaksinya terhadap landasan bandaramu! ***** kagak?"
"Sialan nih peri! Emang moral ku sudah habis dimakan virus? Otak lhu sakit! Bawa ke bengkel papa biar diketok magic!" rengut Lisa jengkel digoda Sania.
"Sori canda! Besok sore aku datang. Aku akan nginap sana. Bilang sama ibu bikin sayur bening kesukaanku. Sambelnya jangan pedas!"
"Iya...kamu harus jelaskan lebih detail mengapa mendadak jadi manten. Sialnya jadi orang ketiga."
"Aku direstui bini Pak Bara say...percayalah! Tak ada konflik antara kami."
"Aku percaya. Aku akan sampaikan pada papa dan mama. Tapi lebih afdol ente kasih tahu lagi ya!"
"Yap...selamat malam say! Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Sania termenung setelah tutup ponsel. Apa keputusan menikah dengan Bara sudah benar? Kini hadir keraguan dalam hati. Cuma sayang tak ada kata mundur lagi. Sania harus lakoni pernikahan ini suka atau tak suka. Sania sendiri yang bikin janji pada Nania untuk selalu ada.
Sania angkat ponsel lagi hubungi seseorang. Wajah Sania berubah sedikit saat meneleponi seseorang.
"Tolong selidiki bintang bernama Ranti! Segala data lengkap. Secepatnya!" Sania langsung matikan ponsel tanpa tunggu jawaban orang di seberang.
Sania meraih air minum di atas meja kecil di samping tempat tidurnya. Diteguk perlahan basahi kerongkongan. Terasa sedikit lega setelah lalui hari berat. Besok ntah muncul cerita baru apa lagi.
Sania matikan lampu tidur lalu tidur songsong fajar esok. Harapan Sania tentu yang terbaik bagi semua orang.
Seperti biasa Sania masuk kantor untuk menyelesaikan tugas pokok yakni proyek Pak Wandi. Bara jauh lebih baik dari Bobby. Bara mau turun tangan urus segala keperluan proyek, sedangkan Bobby dulu lebih senang limpahkan semua tanggung jawab pada Sania.
Seharusnya dari dulu Sania sadar dia telah diperbudak Bobby. Alasan Sania lebih ngerti seluk beluk proyek maka Sania harus tuntaskan segalanya. Ternyata Bobby hanya manfaatkan kepintaran Sania sedang dia sendiri jadi jagoan di antara para wanita. Lalang buana di dunia para wanita murahan.
Dea duluan tiba di kantor. Wanita Batak ini kelihatan lesu tak cerminkan Dea sesungguhnya. Biasa Dea paling bersemangat di antara semua pegawai. Kok pagi lesu melempem.
Sania mencolek Dea perlahan cari tahu ke mana energi limpah ruah yang biasa muncul tiap pagi. Dea menatap Sania dengan tatapan mata kosong. Wajah tak manis Dea makin pahit kalau sudah begini.
"Mendung amat?"
Dea menghela nafas sedih seakan ada himpitan batu besar di dada wanita ini.
"San...suamiku mau pulang kampung. Dia ajak aku pulang ke Sumatera Utara." cerita Dea dengan nada pasrah.
"Lalu? Kau mau?"
"Usaha tambal ban Bang Tigor hampir bangkrut karena di sampingnya ada buka toko baru yang serba canggih. Dia tak ada kerja maka pingin pulang kampung."
"Cari kerja lain dong! Masa gitu saja putus asa. Emang di kampung ada kerja?" mata Sania mengecil berharap ada jawaban memuaskan.
"Kami berasal dari tanah Karo. Di sana kebanyakan petani sayuran. Keluarga kami semua petani. Bang Tigor mau buka usaha tambal ban di kampung saja. Cuma kalau di kampung rata semua saudara. Jarang yang mau bayar."
"What??? Kerja bakti dong!"
Dea mangut, "Gitulah!'
"Sangat tidak pengertian. Emang anak kalian besar sama angin?" omel Sania kesal sendiri.
"Kamu saja kesal. Apalagi gue? Tapi kami tak mungkin bertahan bila tak kerja sama."
"Gini saja! Suamimu kerja di bengkel saudaraku saja. Kebetulan malam ini aku akan ke rumah mereka. Biar kurekom suamimu!"
Mata redup Dea kontan menyala lagi kena pemantik ajaib dari Sania. Wanita Batak ini sangat sedih kalau arus pulang kampung tinggalkan kerja di tempat Bara. Dea terlanjur suka pada pekerjaan sekarang ini. Cari kerja di jaman ini tak gampang apalagi yang cocok di hati. Dea yakin kalau dia keluar takkan mungkin dapat kerja yang begitu nyaman.
Kemunculan Sania makin bikin suasana kantor makin bergairah. Ditambah sifat periang Sania gampang diajak berteman. Dan sekarang lagi lagi Sania muncul sebagai pahlawannya. Penyelamat cantik.
"Terima kasih San! Kau adalah periku!" seru Dea girang hingga tanpa sadar memeluk Sania. Sania membalas pelukan gegap gempita Dea biar dia makin semangat.
Disaat mereka pelukan bos besar muncul dari balik tangga. Bara meninggikan alis lihat pemandangan mesra antara dua wanita kantornya. Bara tak berpikir negatif tentang pelukan ini, hanya berpikir penyebab datangnya pelukan ini. Mengapa mereka gembira? Itu saja yang ada di pikiran Bara.
Dea dan Sania melepaskan pelukan dengan malu lantas kembali ke meja masing masing tanpa bersuara.
"Sania masuk ke ruangku sebentar!" kata Bara sambil lalu.
Sania beri kode pada Dea memeluk tangan ke dada tanda dingin. Dea tersenyum simpul. Senyum Dea bertambah dikit gula berubah manis.
Sania segera ke ruang Bara sambil bawa map kerja. Sania yakin Bara mau bahas soal proyek Pak Wandi yang akan segera dimulai.
Bara duduk di bangku kebesarannya memandang Sania yang berdiri di hadapan tanpa omong apapun. Sania juga memilih diam sebelum Bara katakan sesuatu.
Lama sekali Bara berdiam diri tak ajak Sania bicara. Acara bertapa dalam kebisuan bikin Sania grogi. Tatapan Bara seakan hendak telanjangi Sania bulat bulat walau masih berpakaian lengkap.
"San...kau sudah siap hadapi segala kemungkinan kalau kita nikah?" akhirnya muncul juga suara bass Bara.
"Kemungkinan apa? Bapak dan aku hanya nikah palsu untuk kesehatan mbak Nania. Kalau Allah beri kesehatan pada mbak Nania kita akan pisah secara baik baik. Bapak tak usah takut aku akan tuntut harta gono gini. Cukup pisah baik baik."
"Kalau aku tak mau ceraikan kamu gimana?" Bara mencoba keteguhan mental Sania.
"Menyalahi janji. Aku yakin aku bukan gadis yang diharap bapak. Melihat cinta bapak pada mbak aku yakin kita akan pisah. Kita jalani saja semua rencana awal. Mbak Nania butuh dukungan bapak."
"Baiklah! Minggu depan kita nikah. Semoga kita bisa bina keluarga sakinah. Oya..Senin tanaman sudah masuk lokasi. Orang kerja juga sudah ada."
"Dana sudah masuk rekening bapak?"
"Sudah...Pak Wandi harap kita pegang janji selesaikan proyek tepat waktu."
"Aku akan semampuku bantu bapak dengan satu catatan. Selama aku jadi isteri bapak kuharap jangan ada skandal bapak dengan wanita manapun! Aku mampu beri proyek aku juga mampu gagalkan proyek bapak bila ketahuan jadi tarzan di lingkungan para wanita kurang moral." Sania sengaja tak keluarkan kalimat kasar biar Bara tahu dia gadis berpendidikan. Tak bisa disamakan dengan wanita tak punya etika.
"Ngancam?"
"Terserah mau anggap apa. Aku tak mau disibukkan kehadiran wanita iseng di kantor. Bisa bawa sial. Aku bisa sabar hadapi apapun tapi aku tidak akan sabar berhadapan dengan orang orang tak punya moral. Jangan salahkan aku kalau bertindak kasar!" kata Sania tak main main. Bara menemukan kesungguhan di mata Sania. Gadis ini tak hanya asal omong.
"Aku bukan orang baik namun bukan penjahat cinta. Aku sudah punya dua bini cantik untuk apa wanita lain? Cukup kalian berdua warnai hidupku." Bara mengelus tangan sendiri seolah bayangkan berbuat sesuatu dengan para isteri.
"Tak mau jadi raja dengan seratus selir? Kali aja dapat gelar Raja Singa." ejek Sania bikin Bara belalakan mata. Sungguh keterlaluan gadis kecil ini. Calon suami dikatai raja singa yang notabene penyakit kelamin.
Sania pasang gaya santai tak mau pusing amarah calon suami. Toh mereka hanya suami isteri di panggung sandiwara. Anggap saja sedang latihan jadi bintang sinetron. Siapa tahu kelak Sania bisa banting setir jadi pemain sinetron.
"Ok...aku mau jadi raja selusin selir. Kau kan jadi selir kedua nanti susul selir lain. Kau akan senang banyak teman dalam istanaku." Bara tak mau kalah ikuti permainan Sania.
"Bagus...aku akan undurkan diri jadi selirmu. Aku siap jadi dukun sunat. Kupastikan anda akan kusunat jadi kasim. Pak Bara yang gagah perkasa akan kehilangan burung perkutut. Rasanya aneh Pak Bara yang gagah nyiur melambai. Ckckck.." Sania geleng geleng kepala sesalkan kalau Bara kehilangan aset berharga.
"Kau...kau.." Bara tak dapat lanjutkan kalimat saking kesal dipermainkan gadis kecil macam Sania. Seumur hidup Bara baru kali ini orang berani lecehkan dia.
"Aku kenapa? Terlalu cantik jadi dukun sunat? Cara sunatku praktis dan cepat. Jamin tak sakit. Sekali babat pakai gunting tanaman pagar. Sret..putus! Sisain dikit buat pipis." Sania peragakan gaya mengunting pakai jari. Bara merinding bayangkan sadisnya dukun sunat ini. Pakai gunting pagar pula. Gila apa nih anak?
"Kau keluar dulu! Jangan masuk kalau tak kupanggil!" Bara usir Sania keluar dari ruang kerjanya sebelum gadis itu lihat dia keluar keringat dingin. Bara termakan ocehan ngawur Sania bayangkan aset pentingnya dibabat bak tanaman liar.
Sania mengangguk sopan lalu balik badan keluar ruang Bara sambil senyum licik. Mau cari masalah dengan pembasmi masalah. Mimpi Bara terlalu tinggi hendak menekan Sania supaya patuh. Sania tidak bikin ulah Bara sudah harus bersyukur.
Dea melirik Sania yaang senyum senyum sendiri dibarengi rasa heran. Mengapa Sania senyum sendiri. Apa yang dibincangkan kedua orang itu? Perihal proyek atau masalah pribadi.
Masalah pribadi jauh dari jangkauan akal sehat karena Bara dan Sania belum lama bersama. Sania kerja juga belum seminggu. Tapi rasanya sudah bertahun tahun kenal Sania sebab Sania menawarkan keakraban tulus.
Dea suka pada Sania terutama cara Sania bertindak. Sania hormati Dea walau status mereka beda.
karyawn tdk bisa up to day dgn hasil kerja pecattt.
awal porong gaji potong transoirt, potong yang makan 75 % klu melanggar etos kerja. ada urusan apa sama karyawan.!!
pecat satu yg melamar jutaan. yg tudak tahu diri kary..pada belagu demo demo dioecat jf gembellll.
males urus anak, anak bagi laki2 cuma buat kebanggaan bahwa dia bisa bikin perempuan hamil, artinya dia laki2 sejati.
hampir semua laki2 cuma senang bikinnya. jd anak dan hamil paling benci dan sebell klu belum nikah banyak suruh gugurin! males basnget suruh tanggung jawab. klu tdk taskut dosa dan hukum. pasangan zinahnya hamil klu mau suruh gugurin dia senang banget hamil lagi gugurin lsgi terus maunya begitu dan tak perlu nikah dgn perempuan model begini, krn apa! buat apa dinikahi! engga dinikahi bisa ditidurin setiap saat. tujuan nikah apa? mau ngesex tanpa zinah kan.
lah ini si Ranti dgn bangga mau di ajak tidur tanpa dinikahi.
yg bodoh tuh boby,,, perempuan murahan kok di taburin benihnya. laki2 bejad dunia biasa memandangnya. klu peremouan rusak dan murahan sdh jelas GEN LIAR gimana turunannya!!!