NovelToon NovelToon
Hijaber Vs Kapten Basket

Hijaber Vs Kapten Basket

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Basket / Angst
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ncess Iren

Seorang siswi kedokteran yang tak lain adalah anak seorang kiyai, suatu saat ayahnya menjodohkan dia dengan anak teman lamannya.

Apesnya laki_laki yan di jodohkan itu, adalah laki_laki yang sangat membencinya dan mendapat fitnah kalau istrinya sudah tidak suci lagi.

Nah kan penasaran jadinya, daripada bertanya_tanya baca aja yukk.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ncess Iren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ketemu Mantan

Tiga hari kemudian

Saat ini Ar dan Zara sudah bersiap untuk kembali ke Jakarta, sore ini Zara mengenakan gamis berwarna mocca yang Senada dengan kerudung dan juga cadarnya. Selamat 3 hari ini belum ada tanda-tanda Ar sudah menerima dirinya, Ar masih saja bersikap dingin dan cuek bahkan kadang bernada tinggi ketika berbicara dengan Zara.

Zara hanya bisa sabar soal itu, dan dia tidak pernah absen menjalankan tugasnya sebagai seorang istri dengan baik.

"Abah Zara pamit ya, nanti kalau sedang libur semester insyaallah ke sini lagi"... Ucap Zara sambil mencium punggung tangan Abah Fais.

"Iya Neng dan Ingat pesan Abah, jadilah istri yang baik dan penurut" pesan Abah yang di angguki oleh Zara.

"Kalau begitu kita berdua pamit ya Bah"... Ucap Ar.

"Abah minta sama kamu Untuk menjaga Zara, mungkin kamu belum bisa menerima Zara seutuhnya sebagai menjadi istri kamu. Tapi Abah mohon jangan pernah sakit hatinya, karena Zara dari dulu tidak pernah bisa dibentak.

"Abah dan almarhumah Umi tidak pernah memanjakannya dari kecil, tapi juga kami tidak pernah mendidik Zara dengan ucapan yang kasar atau bernada tinggi. Zara mempunyai hati yang lembut dari dulu Ar, dan Abah mohon dengan sangat. Jika memang nantinya kamu tidak benar-benar bisa menjaga nya lagi, atau memang kamu tidak bisa mencintai Putri Abah. Abah minta agar kamu mengembalikan Zara kepada Abah secara baik-baik" Sambung Abah Fais dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Zara tidak mendengar perkataan Abah Fais karena saat ini ia sedang berpamitan dengan para Ustadzah.

"Ar janji akan menjaga Zara, Abah tenang aja" Jawab Ar Entahlah kata-kata itu langsung keluar dari mulutnya.

"Abah juga dipercaya dengan kamu Ar" Sahut Abah sambil menepuk pundak Ar.

Dan tidak lama Zara pun kembali menghampiri Ar dan Abah Fais

"Ya sudah kalau gitu Ar dan Zara akan berangkat sekarang, mumpung masih siang dan kemungkinan sore baru sampai Jakarta" Ucap Ar.

"Ar amanah" Ucap Abah Fais, kemudian Zara dan Ar bergantian mencium punggung tangannya Abah Fais.

Ar dan Zara langsung menuju ke mobil, dan Zara sedikit terkejut ketika melihat Ar membawakan barang-barangnya. Kemudian membuka pintu mobil belakang, dan meletakkan barang-barang Zara di sana.

Tapi dengan polosnya Zara malah duduk di kursi penumpang, karena ia pikir Ar tidak mengizinkan dirinya untuk duduk di depan.

"Lo pikir gue sopir lo" Ucap Ar dingin.

"Bukan Kak" Jawab Zara polos dengan tatapan bingungnya.

"Terus ngapain lu malah duduk di belakang?

"Kan biasanya kakak nggak mau deket dengan Zara"

Benar juga yang dikatakan Zara, tapi kenapa Rasanya Gue ingin agar dia duduk di samping gue gumam Ar dalam hati.

"Pindah ke depan" Ucap Ar, dan Zara hanya menurut saja lalu ia pun pindah ke kursi depan.

"Pakai seat beltnya kebiasaan banget"

"Iya Kak" sahut Zara lagi-lagi hanya menurut saja.

Ar pun langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang

"Bismillah Alhamdulillah sakh khoro lanaa haadzaa wa maa kunnaa lahu Muqrinirn wa innaa Ila robbinaa lamun qolibun, Alhamdulillah alhamdulillah alhamdulillah allahu akbar allahu akbar allahu akbar subhanaka inni zhalamtu Nafsi fagfir Li, fa innahu la yagfirudz dzunuba Ila Anta amin" setelah berdoa Zara mengusap wajahnya dengan kedua tangan yang ia tadahkan tadi.

"Doa apa" Tanya Ar penasaran dan Ia tetap fokus melihat jalan.

"Doa naik kendaraan Kak" Jawab Zara, dan Ar tidak mengatakan apapun lagi.

Sudah menempuh setengah perjalanan, Ar pun berhenti di rest area. Ia memutuskan untuk mengisi perutnya terlebih dahulu, "Malah tidur" Ucap Ar males saat melihat Zara ketiduran.

"Eh bangun" Ucap Ar membangunkan Zara, tapi Zara masih saja tertidur.

"Za, woi bangun" kini Ar mengguncang bahu Zara.

Zara yang belum sepenuhnya tersadar, pun langsung terkejut ketika ada yang menyentuh bahunya.

"Aaaaaaaa" Zara teriak sambil menutup wajahnya, dan saat ini tubuhnya sudah bergetar.

"Pergi dari sini Ustadz Hanif, jangan pernah sentuh saya lagi" Teriak Zara dengan tangisnya yang sudah pecah.

"Za ini gue" Ucap Ar yang terkejut melihat Zara yang tiba_tiba saja menangis.

"Kak Ar, Zara takut" Ucap Zara yang langsung memeluk Ar dengan sangat erat.

DEG

Ar terperanjat saat Zara memeluknya tiba_tiba, ia hendak membalasnya pelukan Zara namun urung.

"Ustadz Hanif dia datang lagi Kak" Ucap Zara sesenggukan.

"Apa dia trauma ya" Pikir Ar dalam hati.

"Za gak ada Ustadz Hanif disini, tadi itu gue yang pegang lo karena lo ketiduran. Dan gue berusaha buat bangunin lo tapi lo nya gak bangun_bangun" Cerocos Ar.

Mendengar ucapan Ar barusan, Zara buru_buru melepaskan pelukannya. "Maaf Kak, Zara gak sengaja" Ucap Zara kemudian ia menghapus air matanya.

"Agresif juga ya lo" Ucap Ar tersenyum miring, padahal tadi jantungnya sedikit tidak aman saat Zara memeluknya.

"Kenapa kita berhenti disini Kak" Tanya Zara yang tidak memperdulikan ucapan Ar tadi.

"Gue laper, makanya gue bangunin lo tadi gue mau makan dulu. Lo mau ikut gak? kalau gak mau diam aja disini, nanti lo hilang gue juga disalahin sama Abah" Ucap Ar panjang lebar.

"Kak Ar selain galak, ternyata bawel juga ya" Ucap Zara dengan suara pelan tapi masih bisa di dengar oleh Ar.

"Ngomong apa lo? Tanya Ar yang sudah menatap tajam istrinya itu.

"Eng gak Kak" Jawab Zara gugup.

Ar pun langsung keluar dari mobil, menuju ke sebuah restaurant.

"Lah kok aku ditinggal sih" Ucap Zara yang segera keluar dari mobil, kemudian ia menyusul Ar dengan setengah berlari.

"Kak tunggu" Panggil Zara dengan nafas yang tersengal_sengal.

"Lelet banget kek keong" Ujar Ar dan Zara tidak berkata apa_apa, setelah ia berhasil mengimbangi langkah kaki Ar.

Ar pun langsung mencari meja kosong, dan kebetulan hanya tersisa 2 kursi di bagian pojok. "Duduk disitu" tunjuk Ar kepada Zara, Zara hanya mengangguk.

Setelah mereka duduk, Ar memanggil pelayan ia pun memesan makanan untuk dirinya dan Zara.

Setelah menunggu 10 menit pesanan datang, dan mereka pun langsung makan dengan mode hening.

Ketika Ar sedang menyuap makanannya ke mulut, samar_samar dia mendengar suara perempuan yang sangat tidak asing ditelinganya. Kebetulan posisi Ar membelakangi meja tersebut..

"Honey kamu mau pesen apa? Ucap perempuan tersebut.

Ar pun mengengok ke belakang, dan ia begitu terkejut begitu melihat Cindy sedang bersama laki_laki. Dengan ciri_ciri yang sama persis, seperti apa yang dikatakan papanya.

"Ar" Ucap Cindy ketika menyadari keberadaan Ar disitu.

Ya wanita itu adalah Cindy, perempuan yang beberapa hari yang lalu telah Ar putuskan. Cindy langsung bangkit dari duduknya, kemudian berjalan menghampiri Ar.

"Ar kamu ngapain sama dia disini? Tanya Cindy dengan nada marah.

"Bukan urusan lo" Jawab Ar dengan nada pedas.

"Gue udah curiga dari awal sama lo, lo berniat ngrebut Ar dari gue kan!!! bentak Cindy lalu ia melayangkan tangannya, pada wajah Zara.

"Jangan sentuh dia" Ucap Ar sambil mencengkram kuat lengan Cindy, sementara Zara sudah memejamkan matanya karena Cindy hampir menamparnya.

"Ar.. Kok kamu malah belain dia dibanding aku? Tanya Cindy menatap Zara tidak suka.

"Atas dasar apa gue belain lo?, hubungan kita juga sudah berakhir beberapa hari yang lalu. And see lo bahkan sudah punya cowok baru sekarang, oh atau jangan_jangan hubungan lo sudah lama ya sama dia" Ucap Ar menatap Cindy dan kekasihnya secara bergantian sambil tersenyum miring.

"Kamu gak bisa putusin aku begitu saja Ar, selama ini aku yang sudah membantu kamu buat bayar kuliah"

"Hahaha lo pikir gue bodoh, gimana ceritanya cucu pemilik kampus dibayarin kuliah. Sama anak rektor yang bisa saja jabatan rektornya di copot sama bokap gue saat ini juga" Ucapan Ar tentu saja membuat Cindy terkejut bukan kepalang.

"Ayo beby kita pergi dari sini" Ucap Ar menggandeng Zara, setelah meletakkan beberapa lembar uang berwarna merah diatas meja. Kemudian mereka berdua pun melangkah pergi, ninggalin Cindy yang masih terbengong.

___Tbc___

1
🦀🪄𝒏𝒄𝒆𝒔𝒔𝒊𝒓𝒆𝒏 🪄🦀
Buat kalian yang suka membaca bertemakan konflik, percintaan atau perjodohan bahkan permusuhan semua ada disini..

Yukk mampir siapa tau suka dengan ceritanya, thnks buat yang udah baca😍❤ Love you all.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!