Menceritakan seorang pemuda berasal dari kampung yang mencoba mengadu nasib ke kota, namun sampai di kota dia tidak sengaja melihat seorang gadis yang akan di culik orang berbaju serba hitam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Kubur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
...
Keesokan harinya.
Nayla yang merasakan tangan syahid yeng bergerak di perutnya pun membuka mata, nayla tersenyum melihat muka syahid ada di depannya tepat di mukanya.
Nayla yang masih ingin berlama lama menatap muka syahid mengurungkan niatnya saat mendengar suara syahid.
" iya aku tau aku tampan, tapi jangan segitunya kamu lihatnya." Ucap syahid, nayla yang kaget langsung menjauhkan mukanya, namun usahanya sia sia saat syahid menekan kepalanya dengan tangan yang tadi menindih perutnya.
" dih, narsis banget jadi cowok, sudah lepas aku mau mandi sekalian ambil air Wudhu." Ucap nayla yang mencoba melepaskan tangan syahid yang memegangi kepalanya.
Cup..
Syahid mengecup keling nayla terlebih dulu sebelum melepaskan, nayla tersenyum dan dia segera bangkit dari tidurnya.
" kok mas tidur lagi, cepat bangun kita Sholat Berjamaah seperti semalam." Ucap nayla yang melihat syahid kembali memejamkan matanya.
" sebentar sayang, ngumpulin nyawa dulu, kamu duluan saja ambil air Wudhu." Jawab syahid membuka mata dan kembali menutupnya, nayla hanya tersenyum dan membiarkan syahid melakukan apa yang ingin dia lakukan.
Beberapa menit nayla keluar dari kamar mandi, dia melihat syahid yang sudah terduduk di atas tempat tidur.
" sudah kumpul nyawanya." Ucap nayla, syahid hanya tersenyum dan mengangguk sebelum dia berjalan menuju ke arah kamar mandi untuk mengambil Wudhu.
Sedangkan nayla hanya tersenyum berjalan menuju ruang Sholat menyiapkan Sajadah untuk mereka melaksanakan Sholat nanti.
Tidak lama pun syahid keluar dengan muka yang sudah basah dan sudah terlihat lebih segar dari sebelumnya, dan syahid pun langsung berjalan keruang Sholat.
Seperti sebelumnya, setelah Sholat, syahid mencium kening nayla dan membacakan sebuah doa setelah nayla mencium tangannya.
" mas, joging yuk, sudah lama aku nggak joging." Ucap nayla sambil melipat mukena yang tadi dia pakai.
" boleh, memangnya kamu sudah betul sembuh.?" Jawab syahid dan menanyakan kondisi nayla.
" sudah mas, hanya masih sedikit nyilu." Jawab nayla, syahid tersenyum dan mengacak rambut nayla. nayla hanya tersenyum di perlakukan demikian eh syahid.
" ya sudah, ayo kita turun, kita joging di taman saja, takut kalau keluar rumah nanti akan kesiangan pulangnya." Ucap syahid, nayla hanya mengangguk menyetujui ucapan syahid.
Syahid dan nayla pun berjalan menuruni tangga bersama dengan di selingi obrolan mereka, syahid sangat bahagia melihat nayla yang sudah jinak.
" kalian mau kemana." Ucap bu ningrum dari pintu dapur, membuat syahid dan nayla kaget melihat penampilan bu ningrum yang serba putih dengan rambut terurai.
" Ya Allah mah, itu rambut kenapa nggak di ikat sih, mamah manjat pohon pasti di kira mbak kun." Ucap nayla, syahid hanya tersenyum mendengarnya, sedangkan bu ningrum kesal mendengarnya.
" berani ya kamu katain mamah seperti mbak kun." Ucap bu ningrum menjewer telinga nayla, nayla hanya terbahak melihat bu ningrum marah, sedangkan syahid tersenyum melihat mereka.
" kita mau joging mah, mamah mau ikut.? Ucap syahid menghentikan bu ningrum yang menjewer telinga nayla, dan syahid juga menawari bu ningrum.
" kalian saja, mamah mau bantuin mbok sumi masak." Jawab bu ningrum.
" ya sudah ya bu kun, kami keluar dulu." Ucap nayla dan segera menarik tangan syahid sebelum bu ningrum menjewernya kembali.
Syahid hanya pasrah saat tangannya di tarik oleh nayla, sedangkan bu ningrum menggelengkan kepala melihat mereka yang sudah berlari menjauh.
.
.
Skip obrolan syahid dan nayla saat sedang joging.
Mentari semakin menjunjung tinggi menunjukkan sinarnya dan menghangatkan ibu pertiwi, syahid saat ini sedang makan pagi bersama keluarga barunya.
" kamu jadi kerja hari ini sa.?" Tanya nayla di sela sela aktivitas sarapan mereka. Syahid, pak perabu dan bu ningrum tersenyum menyaksikan interaksi kakak dan adik itu yang sudah tidak seperti sebelumnya.
" jadi kak, aku juga ingin membuktikan pada papah dan mamah kalau aku juga bisa membuat mereka bangga." Jawab alyssa, mereka hanya tersenyum mendengarnya.
" oh iya syahid, nanti siang papah akan menyuruh yoga mengantarkan kamu mendaftar di kampus." Ucap pak prabu lebih memilih mengatakan sekarang takut akan sibuk dan lupa jika nanti siang mengatakan hal itu.
" terus, bagaimana dengan pekerjaan ku di kantor pah, aku kan berangkat pagi, sedangkan kuliah juga pasti banyak kelas paginya." Jawab syahid.
" papah tau kamu anak pintar di sekolah dulu, papah rasa jika kamu di ajarkan yoga atau nayla pekerjaan tingkat direktur pasti kamu akan cepat tanggap dan mengerti." Ucap pak prabu membuat nayla, alyssa dan bu ningrum menatapnya.
" bagaimana papah tau, kalau syahid anak pintar di sekolahnya dulu." Ucap bu ningrum menyela obrolan mereka, nayla dan alyssa yang penasaran pun ikut menajamkan pendengaran mereka.
" papah menyuruh orang mencari semua tentang syahid mah, papah tidak menyangka ternyata syahid sekolah dari SMP dan SMK secara gratis karena mendapat beasiswa sebagai murid yang selalu mendapat ranking 1 di sekolahnya." Jawab pak prabu menjelaskan, syahid yang sudah menebak apa yang di lakukan pak prabu hanya tersenyum.
Sedangkan, nayla, alyssa dan bu ningrum serentak pandangan mereka menatap syahid, membuat syahid yang mengerti dengan tatapan meminta penjelasan pun mengangguk membenarkan ucapan pak prabu.
" kak nayla beruntung banget sih bisa dapat cowok model mas syahid, sudah tampan, pintar, dan kalau aku perhatikan juga dia sangat menyayangi kak nayla." Gumam alyssa dari dalam hatinya menatap syahid.
" mamah nggak heran sih kalau syahid pintar, orang ibunya dulu juga pintar." Ucap bu ningrum, syahid hanya tersenyum mendengarnya. Sedangkan alyssa yang belum mengetahui syahid adalah anak pengasuhnya dulu mengernyit menatap bu ningrum.
" mamah kenal, sama orang tua mas syahid.?" Tanya alyssa penasaran.
" kamu juga pasti kenal, kalau kamu masih mengingatnya sa." Ucap nayla, membuat alyssa yang penasaran semakin bertambah rasa penasarannya, alyssa pun menatap bu ningrum kembali.
" kamu masih pernah lihat kan, orang yang mengasuhmu di foto album lama yang ada di lemari penyimpanan.?" Ucap bu ningrum.
" mas syahid, anak bi mayang.?" Tanya alyssa menatap pak perabu dan bu ningrum, mereka hanya mengangguk, dan alyssa pun menatap syahid dengan sambil menyamakan muka syahid dengan pengasuhnya dulu.
" astaga, aku baru menyadari jika muka mas syahid memang mirip bi mayang, ya walaupun aku tidak mengingat semua tentang bi mayang dulu, tapi aku yakin jika mas syahid anak bi mayang." Ucap alyssa.
" ya jelas kamu dan kakak mu tidak mengingat, mereka meninggal di saat usia kalian masih 8 tahun dan 5 tahun." Ucap pak prabu, nayla dan alyssa mengangguk setuju begitu juga dengan bu ningrum.
" sudah ngobrolnya, kalian cepat habiskan makanan, lihat sudah jam setengah tujuh." Ucap bu ningrum menunjuk ke arah di mana jam dinding. Mereka mengangguk dan mempercepat sarapan mereka agar tidak kesiangan sampai di perusahaan.
.
Seperti sebelumnya, yoga akan mampir terlebih dulu untuk menjemput syahid karna memang rumah yoga melewati rumah pak prabu terlebih dulu sebelum menuju ke perusahaan.
" pah, aku berangkat bersama yoga ya." Ucap syahid saat melihat mobil yoga yang sedang berjalan memasuki gerbang rumah.
" iya papah tidak melarang kamu, mau berangkat dengan siapa." Jawab pak prabu, syahid tersenyum mendengarnya.
" ya sudah, aku juga mau satu mobil bersama mas." Ucap nayla, syahid yang ingin menyapa yoga mendengar ucapan nayla pun mengurungkan niatnya, sedangkan alyssa berdecak kesal mendengarnya.
" Ckk. Dasar bucin." Ucap alyssa segera masuk terlebih dulu ke mobil. Nayla tidak mengindahkan ucapan alyssa dia lebih memilih fokus dengan keinginannya.
" jangan nay, tunggu nanti kalau aku sudah pantas berada di samping kamu." Jawab syahid, pak prabu sendiri memilih menunggu di mobil setelah mendengar ucapan syahid yang seperti itu.
" aku nggak perduli apa kata orang." Ucap nayla, syahid tersenyum mengelus kepala nayla.
" sabar ya sayang, aku janji akan cepat memantaskan diri untuk berada di sampingmu, agar kamu tidak malu." Jawab syahid, nayla pun mengangguk sambil menghembuskan nafas beratnya.
" selamat pagi tuan, non nayla." Sapa yoga yang ternyata sudah turun dari mobilnya.
" ya sudah aku berangkat bareng papah." Ucap nayla tidak mengindahkan sapaan yoga, dan segera masuk ke dalam mobil, syahid hanya mengangguk dan tersenyum melihat nayla yang terlihat kesal.
" ayo ga, kita juga harus segera berangkat." Ucap syahid mengajak yoga setelah melihat mobil pak prabu berjalan.
" baik tuan." Jawab yoga, segera berjalan menuju mobilnya, syahid pun mengikuti dari belakang.
Yoga yang masih penasaran dengan nayla yang tadi terlihat kesal dengan syahid pun tidak bisa menahan untuk tidak bertanya.
" maaf tuan, kalau saya boleh tau, kenapa tadi non nayla seperti kesal sama tuan.?" Tanya yoga, syahid yang sedang menatap luar jendela pun menjadi mengalihkan pandangan menatap yoga.
" dia ingin satu mobil dengan kita. Tapi aku menolaknya." Jawab syahid, yoga yang mendengar semakin penasaran dengan jawaban syahid.
" kenapa." Tanya yoga lagi.
" hufft.. Aku merasa belum pantas ga, jika harus berjalan bersama nayla, kamu tau sendiri jika aku hanya OB di perusahaan, sedangkan nayla direktur di sana, apa penilaian orang nanti jika melihat kami berjalan bersama." Jawab syahid menjelaskan, yoga yang mendengar mengangguk mengerti.
" apa tuan ingin melakukan perubahan.?" Ucap yoga, syahid mengangguk sebelum menjawab.
" ya ga, aku akan berusaha semaksimal mungkin agar orang bisa melihat jika aku pantas ada di samping nayla." Jawab syahid, yoga tersenyum mendengarnya.
Bersambung...
kelakuan nya sopan banget sama ortu,
tapi bicara dengan orang tua mengatakan "kalian",
suka suka kamu lah thor
wkwkkkk