Perempuan Yang Ku Nodai Ternyata Istriku

Tiba di rumah sakit Dirga segera mencari ruangan bunda nya setelah dia mendapat kan nya dia pun ingin masuk tapi di tahan oleh anak buah abraham

"maaf tuan muda,anda di larang masuk?" ucap para pengawal itu.

"minggir!" kata dirga yang tidak ingin mendengarkan ucapan sang pengawal.

"maaf tuan muda,tapi tuan besar melarang anda masuk?" kata pengawal itu lagi.

tapi Dirga tidak mendengarkan pengawal itu dia malah semakin melawan pengawal itu dan ingin masuk.

Keributan itu di dengar oleh Abraham di dalam sehingga dia pun keluar untuk melihat keributan tersebut.

"ada apa ini!"suara Abraham menghentikan perkelahian mereka.

"maaf tuan besar, tuan muda ngotot ingin masuk kedalam?" kata pengawal sehingga Abraham menatap tajam ke arah putra nya itu

"ada apa kamu ke sini!" tanya Abraham datar

"bagaimana ke adaan bunda!" tanya Dirga yang tidak menjawab pertanyaan papa nya.

"apa perduli mu!" kata abraham

"pah!" panggil Dirga

"stop! Sekarang kamu pergi dari sini!" ucap abraham lalu meninggalkan Dirga.

"jangan biarkan orang lain masuk ke ruangan ini termasuk dia!" kata Abraham yang memberi perintah ke pada pengawal nya.

"baik tuan!" ucap sang pengawal

"pah...?" panggil Dirga tapi yang di panggil tidak menoleh.

"pah,,,?" panggil Sinta lirih ketika melihat suaminya masuk.

"jangan banyak berfikir?" ucap abraham yang memperbaiki selimut istri nya.

"jangan biarkan aza dan Dirga bercerai?" ucap Sinta lirih. .

"kita tidak boleh egois,kasian aza lagian Dirga sudah melakukan dan berbuat yang kejam terhadap aza, malah papa ingin mempercepat proses perceraian mereka?" ucap abraham

 "tapi pah?"

"biarkan itu menjadi rahasia kita, papa juga malu pada Hutama jika dia tau yang sebenarnya?" ucap abraham yang merasa bersalah.

"tapi pah?" ucap Sinta lirih

"biar papa yang urus? kamu istrahat saja dan biarkan Dirga mencari tau sendiri?" ucap nya lagi.

Sedangkan di kota bima aza sedang bersama seorang perempuan yang menjadi teman baru nya dan dia anak nya pak lurah, mereka Sadang duduk di gazebo yang berada di bawah pohon mangga.

"kak Dian aza bisa minta mangga nya di kupas sin?" pinta aza yang langsung di turu ti oleh Nadia tapi biasa di panggil Dian.

"boleh dong aza? Jangan di kupas sin aza Sirah panjat juga kak Dian mau?" ucap nya yang membuat aza tersenyum

Aza sangat beruntung bisa bertemu dengan Dian karena di saat ayah dan Abang nya pergi bekerja hanya Dian lah yng menemani nya di rumah,karena rumah mereka dekat hanya di halang oleh gang.

"kak Dian bisa aja?" kata Aza yang merasa malu

"kalau kamu ingin sesuatu kasih tau saja kak Dian insya Allah kak Dian akan berusaha mendapat kan nya?"kata Dian yang menatap nya iba. Bagai mana tidak dalam ke adaan hamil besar aza sudah di tinggal oleh suami nya untuk selama-lamanya dan dia harus membesar kan anak nya sendiri tanpa sosok suami walaupun ada ayah dan Abang nya tapi tidak sama dengan memiliki suami.

"kamu yang sabar ya? kak Dian akan selalu ada untuk mu?" ucap nya yang langsung memeluk aza yang bingung?"

Yah,,,Dian tau dari Abah nya tentang suami aza yang meninggal dalam kecelakaan dan Abah Dian yang sebagai lurah tau info itu pada Dipta karena bagai mana pun Abah Dian yang bernama pak Herman itu harus tau tentang asal usul masyarakat nya apalagi aza yang sedang hamil besar.