Angin kekacauan berhembus dari utara, membawa peperangan yang tiada akhirnya. Seorang pemuda berjubah merah berdiri di atas takhtanya, memandang tiga alam di bawah kakinya. Qin Shan menutup matanya dan mulai mengangkat pedangnya ke atas langit tertinggi seraya berkata, “Beri aku waktu seribu tahun untuk mengakhiri kekacauan ini.”
Genre: Wuxia, Xianxia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LEVIATHAN_M.S, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 23 - Jiwa Biru
Satu per satu para pemuda-pemudi mulai mengantri di depan Batu Roh itu. Tetua keempat juga sudah siap untuk melakukan pengetesan kekuatan jiwa.
"Yang pertama!"
Salah seorang pemuda yang kelihatan berusia 20 tahunan yang memakai baju abu-abu dengan kepala botak maju ke depan. Tetua keempat menginstruksikan untuk meletakan kedua telapak tangannya dan menempelkan dahinya pada Batu Roh.
Semua orang yang ada di sana tertegun begitu melihat perubahan pada Batu Roh.
Batu Roh yang awalnya berwarna hijau giok transparan berubah menjadi putih terang. Ini menandakan kalau dia sudah bisa mengkultivasikan teknik jiwa. Jika pada batu Roh tidak ada reaksi apapun maka itu dianggap gagal dan tidak bisa melanjutkan ujian.
"Lulus! Selanjutnya...!"
Di ujian pertama ini banyak yang telah lulus dan berhak ikut dalam Ujian Kedua, namun tak sedikit juga yang gagal.
satu jam kemudian antrian para pemuda-pemudi klan Ling berkurang, kini saatnya giliran Ling Mo, putra dari tetua keenam maju.
"Hmph! Akan kupastikan kalau aku akan lulus!" kata Ling Mo sambil mengelus hidung dan pipinya yang terlihat merah dan berdarah.
Ling Mo menapakan kedua telapak tangannya dan menempelkan dahinya pada batu roh. Ada reaksi yang asing kali ini, Batu Roh tidak berubah menjadi warna Putih, melainkan warna merah!
Pandangan keempat Tetua mulai serius, salah satu tetua paruh baya yang menyaksikan itu bergegas menghampiri Ling Mo.
"Kau telah lulus, kuharap kau bisa menyembunyikan kekuatan jiwamu dari klan Lain." tetua ketujuh melemparkan sebuah cincin yang berwarna merah. Sepertinya itu bukan cincin sembarangan.
"Terima kasih, tetua ketujuh!"
Tetua ketujuh menganggukan kepalanya, dia mengangkat tangannya kepada Tetua keempat untuk kembali melanjutkan ujian.
Para pemuda-pemudi yang ada di bawah gelanggang tidak tahu apa yang barusan terjadi, mereka hanya menganggap itu adalah hal yang sepertinya luar biasa. Namun, Qin Shan memasang ekspresi yang berbeda, dia jelas mengetahui apa yang barusan dia lihat.
"Jiwa tingkat dua... Setidaknya itu lumayan," Ucap Qin Shan. Di matanya jiwa berwarna merah tidak ada apa-apanya jika dibandingkan jiwanya saat ini yang berwarna hitam. Pondasi jiwa tertinggi di dunia Kultivasi.
Setelah ini adalah giliran Qin Shan untuk maju ke gelanggang, tetua keempat mengenal Ling Qin Shan sebagai sampah yang mempermalukan klan. Setidaknya hanya itu yang dia ketahui melalui orang lain, bukan pendapatnya sendiri.
"Baiklah, mulai..."
Qin Shan menapakan telapak tangannya dan menyentuhkan dahinya pada Batu Roh. Dalam waktu tiga tarikan napas tidak ada sesuatu yang terjadi. Semua orang yang ada di Aula Pertarungan mulai membicarakan Qin Shan.
"Apa ini? Tidak terjadi apapun?"
"Hmph! Sampah tetaplah sampah..."
"Apakah itu berarti dia gagal?"
Qin Shan juga keheranan dengan apa yang saat ini terjadi dengannya, apa yang menyebabkan warna jiwanya tidak muncul?!
Qin Shan menggertakan gigi lalu merangsang inti jiwa di dalam tubuhnya untuk bergerak, kali ini Qin Shan harus mengeluarkan setidaknya setengah dari lautan Energi Unsurnya.
Batu Roh mulai bersinar, berubah menjadi putih. Ketika itu terjadi semua orang memerhatikannya. Para tetua tidak mengambil sikap apapun tentang ini dan hanya diam.
"Ling Qin Shan, kau lu-- Apa?!"
Saat tetua keempat ingin mengumumkan hasil pengujian, dia dikejutkan dengan perubahan batu roh sekali lagi. Kali ini batu roh bersinar merah terang.
Keempat tetua memancarkan cahaya dari mata mereka, saat ini mereka sedang dalam suasana hati yang baik. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya ada dua orang dari klan Ling mereka yang memiliki jiwa merah di umur yang bahkan belum sampai 20 tahun.
"Hahaha! Klan Ling kita akan semakin berjaya di masa depan!" kata tetua kedua dengan tertawa lantang.
Namun Qin Shan tidak mempercayai semua itu, dia tak percaya bagaimana bisa dia hanya berada di jiwa merah? Bukankah seharusnya dia Jiwa Hitam?!
"Ugh!!"
Qin Shan sekali lagi mendorong Inti Jiwanya untuk bergerak, kali ini dia mengerahkan seluruh energi Qinya. Lautan Energi Unsurnya bahkan hanya tersisa sedikit!
Seketika terjadi perubahan pada Batu Roh. Batu itu kembali bersinar dengan terang, dan segera berubah menjadi warna Biru muda. Sangat indah.
Semua tetua melotot ketika mereka menyaksikan hal itu. Jiwa biru! Ini adalah suatu keberuntungan langit!
Mereka tak bisa berkata apa-apa lagi, karena jiwa biru amat sangat lngka jika orang tersebut masih berumur di bawah 30 tahun sekalipun, kecuali orang-orang yang berada di sekte besar.
"Ini...."
"Tetua kedua! Anak muda ini tidak boleh dibiarkan begitu saja, kita harus membimbingnya agar dapat menjadi pendorong klan Kita menjadi kuat!" kata tetua pertama.
Sosoknya yang tidak mencolok perhatian dari awal membuat para murid jenius klan Ling heran. Bukankah seharusnya yang melakukan pembukaan adalah tetua pertama? Tapi mengapa tetua kedua?
"Kau benar adik Junior, anak dari Ling Wei ini memiliki bakat yang sangat tinggi, mungkin suatu hari dia akan memasuki sekte besar!" balas tetua kedua.
Melihat dari ekspresi para tetua, semua orang yang berada di bawah gelanggang dapat mengetahui betapa menakjubkannya ketika batu roh bersinar biru.
Ling Mo juga salah satu yang menyadari hal itu, dia memancarkan niat membunuh pada Qin Shan. Dia begitu ingin menghancurkan Qin Shan! Bagaimana mungkin seorang sampah dapat melampauinya?!
Qin Shan sendiri jelas tidak puas dengan hasil ini, meskipun dia tahu Jiwa Biru juga sangat langka dan hebat, namun dia tetap ingin Jiwa Hitam!
"Huh! Para tetua di depan juga merupakan Jiwa Biru, tenanglah diriku... Mungkin nanti aku akan menyelidikinya mengapa ini bisa terjadi...?" Qin Shan berusaha memaksakan senyumnya dan menuruni gelanggang tanpa mendengar pengumuman dari Tetua Keempat.
"Ba-baiklah! Lulus! Selanjutnya!"
Penilaian tetap kembali, namun tetua Pertama, kedua dan ketujuh sudah tak terlihat. Hanya ada tetua Keempat yang saat ini mendampingi para pemuda Klan.
"Apakah ini karena sebelumnya aku menggunakan teknik terlarang?" tanya Qin Shan dalam hati. Dia menjadi yakin mengapa Jiwanya mengalami sedikit penurunan, itu mungkin karena teknik terlarang yang dia gunakan sebelumnya untuk membuat jalur reinkarnasi.
"Yahh... Tak perlu dipikirkan, aku bisa kembali menyembuhkan jiwaku dan memperkuatnya!"
.....
500 ribu km , jauh boss ,...
500000 km = 39 kali diameter bumi , atau
= 12 kali keliling bumi ,...
69 3
hhhhhh