Setelah ibunya meninggal sejak usianya tujuh tahun, kini Naira terpaksa tinggal dengan ibu serta kakak tirinya, pilihan ayahnya kali ini cukup membuat kehidupan Naira serasa di neraka.
Penyiksaan yang selalu Naira dapatkan selama ini, pada akhirnya telah membuat nya mulai berani melakukan perlawanan, dirinya sudah sangat lelah karena selalu mengalah dan terus-terusan ditindas oleh ibu serta kakak tirinya.
Suatu ketika, telah terjadi peristiwa memalukan dalam hidupnya, hingga membuat dirinya terpaksa di nikahkan dengan seorang pria misterius oleh warga satu kampung,nah loh! Kira-kira apa yang membuat mereka sampai di paksa harus menikah? Serta telah membuat warga satu kampung menjadi murka ? Mengapa pria misterius tersebut bisa datang secara tiba-tiba dalam kehidupan Naira dan malah menjadi suami dadakannya.
Lantas siapakah pria misterius tersebut?
Jangan lupa ikuti kisahnya hanya di Noveltoon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyatakan cinta
Keesokan harinya, semalaman suntuk rupanya Sehun tidak bisa memejamkan kedua bola matanya, itu semua karena tadi malam dirinya telah di jadikan guling oleh Istrinya, ia pun tidak tega membangunkan istrinya yang tertidur pulas di dekatnya, hingga pada akhirnya timbul lah tanda hitam di bawah kantung matanya, persis seperti seekor panda 😅
Naira sangat terkejut ketika membuka kedua bola matanya, dimana pada saat ini, Sehun terus saja menatap tajam ke arahnya, akhirnya Naira memutuskan untuk buru-buru beranjak dari tempat tidurnya.
"Maaf, aku..emmhhh!" entah kenapa lidahnya terasa kelu untuk melanjutkan perkataannya.
"Tidak usah di jelaskan Nai, sebaiknya kau solat subuh, setelah itu mandi dan jam delapan nanti aku ingin mengajakmu jalan-jalan!" kata Sehun dengan posisi menggenggam tangan Naira begitu kuat.
Naira hanya mengangguk malu, lalu bergegas pergi menuju kamar mandi.
'Aarrrkkhhh, kenapa dengan diriku ini? mengapa setiap berada di dekatnya jantung ku berdebar begitu cepat, tidak seperti biasanya! Ayo Nai, kau harus sadar!' batinnya seraya ingin menjerit.
setelah Naira mengerjakan seluruh pekerjaan rumah, terutama mengurus Ayahnya, ia pun bergegas untuk segera pergi bersama suaminya, tersirat timbul rasa iri di dalam benak Lilis dan juga Ibu Salma, karena melihat Naira selalu berbahagia, niat mereka ingin membuat Naira menderita, justru malah sebaliknya, kini malah Mereka yang merasa menderita karena tidak bisa bertindak sesuka hati seperti dulu terhadap Naira, di tambah Naira sudah mulai besar kepala karena selalu membantah perintah mereka, apalagi Suaminya yang selalu menjadi garda terdepannya setelah Ayahnya, tiga lawan dua, sungguh tidak imbang, dan pada akhirnya mereka berdua memilih untuk diam, dan mencari cara agar Naira segera angkat kaki dari rumahnya.
"Pergilah Nai, Ayah baik-baik saja kok, semoga kau selalu bahagia bersama Suamimu, Ayah sudah merasa sangat lega karena saat ini sudah ada yang menggantikan posisi Ayah." jawab Sang Ayah tersenyum cerah
"Sudahlah Ayah, jangan katakan hal itu lagi, tidak ada yang bisa menggantikan posisi Ayah oleh siapapun termasuk suamiku sendiri."tegas Naira, kemudian ia mencium punggung tangan Ayahnya secara takzim, lalu bergegas pergi bersama suaminya. Selama perjalanan Naira begitu menikmati udara sejuk di pagi hari.
"Emmhhh..Mas Sehun mau bawa aku jalan-jalan kemana?" tanya Naira begitu sangat penasaran.
"Ke suatu tempat Nai, dimana untuk pertama kalinya aku datang ke kampung Reyot." jawab Sehun dengan wajahnya yang serius.
Naira sendiri malah mengerutkan dahinya, karena memang selama ini Naira tidak pernah tahu asal muasal Sehun berasal dari mana.
Motor pun mulai melaju ke tempat sepi dan hampir mendekati jurang terlarang, kemudian tiba-tiba saja Naira meminta Suaminya untuk segera menghentikan laju motornya.
"Stop Mas, kita putar balik saja!" pinta Naira cukup ketakutan.
Sehun pun menghentikan laju motornya di pinggir jalan.
"Loh, kenapa Nai? Aku ingin kau tahu apa yang telah terjadi sebenarnya terhadap diriku, apakah kau takut Nai?" Cibir Sehun malah mengulum senyum.
Merasa telah di ejek, Naira pun sedikit kesal.
"Siapa yang takut, hanya saja para warga kampung Reyot di larang datang ke sana!" tunjuk Naira ke arah jurang yang dipenuhi oleh pohon beringin yang rindang, mungkin usia pohon tersebut sudah ada puluhan tahun, melebihi usia nya.
"Ayolah Nai, apakah kau percaya dengan takhayul kaya gitu? Ini tuh sudah zaman modern!" tegas Sehun berusaha membujuk Naira.
Karena Naira begitu penasaran akan sosok Sehun, iya pun akhirnya meminta Suaminya untuk melanjutkan perjalanannya menuju kawasan jurang terlarang.
Setibanya di sana, entah kenapa bulu kuduk Naira tiba-tiba saja menjadi merinding, ia sendiri tidak mau berjauhan dari Suaminya dan terus bergelayut di tangannya.
Sehun sendiri sangat bahagia bisa sedekat ini dengan wanita pujaan hatinya.
Lalu Sehun mulai melangkahkan kedua kakinya menuju tempat dimana dirinya mengalami kecelakaan, namun ada satu pemandangan yang membuatnya sangat heran, yakni sisa mobil miliknya yang telah hangus terbakar, seolah lenyap tak tersisa, ia tidak menemukan petunjuk apapun di sana.
kemudian Sehun mencari sesuatu di antara semak belukar, sesuatu yang bisa ia ketahui tentang identitas siapa dirinya, Naira yang sedari tadi terus memperhatikannya merasa keheranan.
"Mas, kamu sedang mencari apa? Hati-hati, di sini banyak ular yang suka bersembunyi di antara semak belukar." tegas Naira sangat khawatir.
Sehun pun tidak bergeming, ia terus saja mencari sesuatu barang miliknya yang mungkin saja masih tertinggal. Dan akhirnya yang ia cari pun bisa ia temukan di antara bebatuan yang bersembunyi di balik rerumputan setinggi satu meter.
"Akhirnya ketemu juga!" ucap Sehun
kemudian ia bergegas mendekat ke arah Naira yang sedang menunggunya di bawah pohon beringin.
"Apa Mas Sehun sudah menemukan sesuatu yang Mas Cari?" tanya Naira sangat penasaran.
Sehun pun menunjukan sebuah dompet berukuran sedang berwarna hitam.
"Sepertinya ini milikku Nai, ayo kita lihat isinya!" ajak Sehun. Ia mulai perlahan membuka isi dompet tersebut, dan saat tahu ada sesuatu di dalamnya, ia terkejut ketika melihat pecahan uang ratusan ribu yang jumlahnya lebih dari lima puluh lembar berada di dalam dompet tersebut.
"Waw, isinya uang, Mas? Apa kau yakin jika benda ini milikmu?" tanya Naira tidak yakin.
"Aku tidak tahu Nai, aku tidak bisa mengingat apapun!" sahut Sehun.
Lalu ia mencoba mencari kartu identitas di dalam di dompet tersebut, dan akhirnya ia menemukannya, namun sayangnya hanya fotonya saja yang masih utuh sedangkan tulisan di dalam kartu identitas tersebut sudah memudar, Sehun pun tampak frustasi di buatnya.
Naira yang menyaksikan hal itu, merasa kasihan.
'Sepertinya Mas Sehun sangat ingin mengetahui akan masa lalunya, apa sebaiknya aku bawa saja ke Rumah Sakit besar di pusat perkotaan? Ya sebaiknya aku segera membawa nya kesana, dan aku yakin jika Suamiku bukanlah pria sembarangan, dari temuan serta isi di dalam dompet tersebut, menunjukan jika Mas Sehun adalah pria berada.' batin Naira yang mulai menduga-duga
Karena hari sudah semakin siang, dan cuaca sudah mulai terasa terik dan panas, di tambah perut yang keroncongan, akhirnya Sehun memutuskan untuk menyudahi pencariannya, karena iya sudah tidak menemukan apapun di tempat itu termasuk sisa mobil yang hangus terbakar.
Kini Sehun mengajak Naira untuk makan siang di salah satu kedai di pinggir jalan, sekalian ada yang ingin iya utarakan serta kejutan untuk Naira.
Selesai makan siang, mereka memutuskan untuk mengobrol sejenak, apalagi Naira masih penasaran dengan sosok Suaminya.
"Mas, apakah kau tidak pernah mengingat apapun tentang masalalu mu?" tanya Naira, kali ini netranya fokus ke arah Suaminya.
"Tidak pernah Nai, tapi ya sudahlah! Mungkin ini sudah menjadi suratan takdir, yang terpenting aku telah di pertemukan dengan wanita sebaik dan secantik dirimu!" kata Sehun, kemudian ia membalas tatapan istrinya.
Di tatap seperti itu, Naira malah menjadi salah tingkah.
"Kau sudah pandai menggombal ya Mas!" Sindir Naira
Dengan perasaan yang mulai menggebu, kini Sehun mulai menarik nafasnya perlahan, menurutnya ini adalah momen yang pas untuk menyatakan perasaanya.
"Nai,emh..aku... Aku s suka sama kamu,!" ucap Sehun sembari tertunduk malu
Mendengar pengakuan dari suaminya, entah kenapa perasaannya sangat bahagia, seolah detak jantungnya telah berhenti.
'kenapa hatiku berbunga-bunga seperti ini? Apakah mungkin aku juga telah memiliki perasaan yang sama dengan suamiku?' batin Naira tidak yakin.
"kok diem?"
"aku bingung harus jawab apa, Mas?" sahut Naira terlihat canggung.
"Aku tidak mau memaksamu untuk menyukaiku juga, tapi aku hanya ingin kamu tahu, jika aku cinta dan sayang sama kamu, dan aku ingin memberikan sesuatu padamu, karena selama menikah, aku belum pernah memberikan apapun padamu!" Sehun pun mengambil sesuatu dari saku celananya.
Naira terkejut saat Sehun mengeluarkan kotak perhiasan berwarna merah dengan ukuran kecil, ketika ia membuka nya, rupanya di dalam kotak tersebut terdapat sebuah cincin.
"Ku harap kau mau memakai cincin ini sebagai tanda jika kau adalah istriku, dan ini adalah cincin pernikahan untukmu, maaf aku belum bisa membelikan cincin yang mewah untukmu!"
melihat kesungguhan hati suaminya, kini Naira beranjak dari tempat duduknya, lalu dengan beraninya memeluk suaminya, beruntungnya suasana kedai sangat sepi dan hanya ada mereka berdua di sana sebagai pengunjung kedai.
"Nai, kau memelukku?"
"kau tahu Mas, saat aku berada di dekatmu, jantungku selalu berdebar, dan aku pun merasa sangat nyaman berada di dekatmu, dan mungkin saja aku telah memiliki perasaan yang sama seperti mu!" jawab Naira dari lubuk hatinya yang paling dalam
Mendengar hal itu, Sehun menjadi sangat bahagia, akhirnya cintanya tidak bertepuk sebelah tangan, dan ia segera membalas pelukan dari istrinya dengan begitu eratnya.
Bersambung....
🌻🌻🌻🌻🌻🌻
gk tega aku thor, klo Naira diduakan😭
itu pasti org Marcel yg mengintip utk mencari tahu apa yg dilakukan oleh Nathan